Arza sedang memikirkan ucapan kakaknya, saat ini Ia sedang duduk termenung di balik meja kebesarannya menatap jendela kaca yang menampakkan gelap nya, sepertinya fajar akan segera menghampiri, Ia bahkan tidak bisa tidur mengingat percakapan nya dengan Aldan beberapa jam yang lalu. Jika kakaknya tahu, besar kemungkinan mereka telah bertemu, sialan bahkan dia saja belum bertemu secara langsung sama sekali.
Keberuntungan selalu datang pada kakak kembarnya dan itu membuat nya selalu muak menjadi bayang-bayang kakaknya dan bahan perbandingan saja. Ia merasa kenapa nasibnya selalu menjadi nomor dua untuk kakaknya. Tapi kini Ia mempunyai kunci takdir yang berkata lain, kebahagiaan yang ingin di milikinya sejak dahulu; Auranya dan kini ada Gummy. Dan sekarang Ia telah memutuskan sesuatu.
Arza bergegas keluar dari ruang kerja nya dan mengambil jasnya, sambil berjalan menuju keluar Arza menelpon sekretarisnya bahkan asisten pribadi yang tak lain Tama--sahabat masa SMA nya. Sial Tama si raja molor pasti susah di bangunkan, tapi Arza tidak menyerah sama sekali. Hingga panggilan ke-enam dan Arza yang tengah mengendarai mobil sport merahnya Tama mengangkat telponnya.
"Apa sih setan"
"Lo gue pecat."
"Eh ehhh apa-apaan" Tama terdengar panik
"Iya lo gue pecat, kalo gak pesankan tiket ke Bandung sekarang penerbangan yang paling cepat dan handle semua pekerjaan gue."
Tuutt.tuutt.ttutt
Sambungan terputus, Tama melototkan matanya sebal akan keputusan mendadak Bos a.k.a sahabatnya itu dan berani nya mengancam akan memecatnya jika tidak memesankan tiket dan-
"Sialan" Umpat Tama dan membuka situs pemesanan tiket online cepat. Seperti nya Arza sedang dalam perjalanan dan tentu nya tergesa-gesa. Tentu nnya pasti satu--Aura. Tapi yang Ia tahu Arza tidak pernah berani untuk bertemu Aura bahkan Gummy--anak sang bos sialan nya itu. Pasti ada sesuatu yang menyebabkan Arza kalang kabut seperti ini dan jawabannya adalah sang kakak kembarannya--Aldan. Tama tahu benar akan sepak terjang sahabat nya itu dan kakaknya, tidak pernah akur dan Tama merasa Arza tersisihkan, diremehkan dalam keluarganya.
Arza membangun sendiri perusahaan miliknya yang kini mampu bersaing dengan perusahaan keluarganya yang dipimpin oleh kakaknya itu. Ia ingin membuktikan bahwa dia sebanding dengan Aldan, bukan hanya bayang-bayang lagi.
Kini masalah untuk Tama adalah menghandle kerjaan Arza yang sudah disusunya untuk sebulan kedepan, sialan!
***
Terlihat seorang anak kecil perempuan yang berlari dengan membawa boneka kelinci nya di belakang nya seorang anak laki-laki yang berlari menyusul nya
"Aura jangan lari.." Teriakan seorang anak laki-laki
"Aura tunggu.." Suara anak laki-laki yang terdengar memberat
"Aura." Kini suara itu terdengar lebih dingin
"Kenapa?" Tanya laki-laki didepannya dengan wajah datar
"Jangan suka lari-lari lagi kamu bukan anak-anak lagi. Paham."
"Aura ........."
"Astagfirullahalazim huh huh" Aura terbangun dari mimpi nya. Mimpi akan masa lalu itu.
Aura menatap wajah damai Gummy yang tidur menghisap ibu jari mungilnya. Setidaknya menatap wajah damai itu Aura bisa menghela nafas lega dan mengusap lembut wajah tampan hasil gen terbaik milik ayah nya. Jangan salahkan keluarga Dimitri juga penghasil gen terbaik hanya saja, kali ini gen ayahnya jauh lebih menang dibandingkan gen Aura. Lihat saja nanti gennya yang akan menang. Nanti? Aura menggeleng akan pernyataannya yang satu itu.
Aura meraba nakas yang ada disamping tempat tidur mengambil smartphone, pukul 03:00. Seperti nya Aura akan menunaikan sholat Tahajjudnya lagi. Entahlah akhir-akhir ini bayangan masa lalu menghampirinya, semakin sering bahkan ketika melamun pun kilasan seperti itupun menggangu, entah memang Ia yang terlalu sensitive tapi kini feelingnya semakin kuat akan kehadiran seseorang itu.
***
"Gummy.. sayang" Panggil Aura sambil mengusap pelan pipi chubby Gummy.
Suara Adzan Subuh membangunkan Aura, di tatapnya makhluk tampan nan mungil di sampingnya itu kini posisi tidurnya telentang bahkan cara tidur mereka sama. Aura membangunkan Gummy untuk shalat subuh berjamaah seperti biasa. Gummy emang sudah dibiasakan sholat sejak kecil, jadi ketika dewasa Ia tidak akan berani meninggalkan sholat yang menjadi rutinitas wajibnya, jika pun melewatkan waktu shalat Ia akan merasakan gelisah atau ada yang kurang.
"Uncle Aupa?" Tanya Gummy sambil mengusap wajahnya
"Ada kok, Gummy bangunin deh sana ajak shalat berjamaah ya" Ucap Aura dan tersenyum lebar
Gummy mengangguk antusias melupakan rasa kantuknya yang masih tertinggal, Gummy melangkah dengan riang menuju kamar tamu. Aura hanya menggelengkan kepala nya dan tersenyum geli sebelum masuk ke kamar mandi dan berwudhu setelahnya Aura akan menyiapkan ruang sholat untuk sholat berjamaah pagi ini.
"Uncle AYO SHALAAAAAAAT " Teriak Gummy setelah naik di atas perut pamanya yang tentunya ada susunan kotak-kotak yang begitu di banggakan Auva.
"Ya Allah" Ucap Auva yang kaget akan makhluk yang menggangung waktu tidur nya.
"Uncle ayoo, kita sholat subuh berjamaah. Uncle jadi imamnya yaaaa" Pinta Gummy
Auva yang mendengar subuh, langsung bangun dan mendudukkan Gummy di kasur "Iyaaaa, kamu siap-siap sama Bunda sana" Ucapnya
Gummy kembali berlari riang menuju kamar bundanya, rasanya kebahagiaan Gummy terasa lengkap dan tentunya hari ini Gummy merasa sangat bahagia. Menuju kamar nya di sana Aura menunggunya untuk menggantikan piyama tidur lalu membimbing Gummy untuk berwudhu.
"Uncle nya lagi mandi bunda" Ucap Gummy saat ibunya memasangkan peci kecil berwarna hitam cocok dengan baju koko putih.
A/N:
Sudah di Revisi.
Silahkan tinggalkan vomment.09 Februari 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY GUMMY [E-BOOK]
RandomGuminorion Auza D. TERSEDIA VERSI E-BOOK DI PLAYSTORE