Part 14 A

1.4K 185 3
                                    

Suzy hanya pasrah saat Jiyeon membawanya pergi. Jantungnya mendapat hantaman keras ketika melihat Soo Jung memeluk Myungsoo di hadapannya langsung. Padahal saat SMA dulu dirinya mati-matian menjaga perasaan mantan sahabatnya, tidak. Atau mungkin dia masih menganggap Soo Jung sahabatnya itu. Dengan menutupi perasaannya pada Myungsoo. Tapi entah mengapa dia melakukan hal yang mengerikan itu kepadanya dulu.

Seung Yeon menangis meronta-ronta digendongan Jiyeon. Sedangkan Jiyeon menghiraukannya. Sahabatnya ini terlihat lebih marah darinya.
Ya, Suzy memang tidak marah. Cenderung sedih, kecewa. Dan tak bisa melakukan apa-apa.

Suzy kembali menoleh ke belakang. Tapi Myungsoo tidak muncul. Dia berharap Myungsoo mengejarnya. Memang dirinya siapa bagi Myungsoo, hingga rela dikerjarnya?

Pergelangan tangannya terasa sakit. Jiyeon masih belum melepaskan genggamannya. Berjalan terburu-buru ke arah mobilnya yang telah siap menunggu di depan pintu masuk. Dia membiarkan Suzy masuk lebih dahulu.

"Bae Suzy" teriak Myungsoo sambil berlari mendekat.

"Tunggu, ada yang ingin aku bicarakan."

Nafas Myungsoo terdengar tidak beraturan. Dengan kekuatan yang tersisa dia masih berlari. Jiyeon telah memberikan Seung Yeon pada manajernya yang duduk di samping kemudi. Lalu menatap Myungsoo tajam. "Dasar namja berengsek," ucapnya sambil melayangkan tinju di pipi kanan Myungsoo.

Myungsoo meringis. Dia merasakan pipinya berdenyut-denyut. Kuat sekali yeoja ini. Tapi kenapa Jiyeon meninjuku? Myungsoo mengusap pipinya. Dia mendengar beberapa karyawannya berteriak saat dirinya mendapat tinju tak terduga itu. Sementara Suzy membelalakan mata sambil membekap mulutnya.

"Ini belum apa-apa, jika kau berani.." ucap Jiyeon kembali melayangkan kepalan tangannya.

Untungnya Kim Myungsoo berhasil menahan tangan yeoja itu. "Ya, Park Jiyeon. Bisakah kau tidak memukulku. Sakit sekali pukulanmu ini. Dan aku ingin berbicara pada Suzy. Biarkan dia keluar."

"Aku tidak akan,"

"Jiyeon-ah" Suzy menepuk lengan Jiyeon. "Aku akan keluar," lanjut Suzy kemudian menggeser tubuhnya dan keluar dari mobil Jiyeon.

"Tapi,"

"Aku akan baik-baik saja. Tenanglah" meskipun sebenarnya dia tidak yakin dengan ucapannya sendiri.

Jiyeon mengangguk. "Awas saja jika kau menyakiti Suzy" ancam Jiyeon pada Myungsoo.

"Aku tidak akan melakukannya," ucap Myungsoo. Dia melihat ke bawah. Tanpa ragu menarik tangan Suzy untuk mengikutinya.

@@@

Myungsoo menyetir sambil terus memandang ke depan. Menyusuri jalanan Seoul di siang hari yang sangat ramai. Hiruk pikuk mobil dan pejalan kaki yang berlalu lalang. Bersama Suzy di sampingnya. Dalam diam. Tidak ada dari mereka yang ingin memulai pembicaraan. Sibuk dalam pikiran masing-masing.

Suzy masih belum mengalihkan pandangannya dari luar. Melalui kaca transparan di sampingnya. Apa yang sebenarnya ingin dibicarakan Myungsoo padanya. Dia tidak tahu. Entah boleh mengira atau tidak, mungkin saja mengenai Soo Jung.

Myungsoo menghentikan mobil setelah perjalanan kurang lebih tiga puluh menit. Kini mereka berada di di dekat padang ilalang yang daunnya mulai menguning. Suzy menyandarkan tubuhnya di kursi, sedangkan Myungsoo meletakkan kepalanya di kemudi.

"Itu tadi tidak seperti yang kau bayangkan."

"Itu apa?" Bae Suzy berpura-pura tidak mengerti arah pembicaraan mereka sekarang.

"Aku dan si rubah. Eh, maksudku Soo Jung. Semua yang kau lihat tidak benar. Tidak seperti yang kau bayangkan."

"Memangnya kau tau apa yang sedang kubayangkan?" tanya Suzy.

U and I (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang