Part 4

1.5K 212 2
                                    

Keduanya kini saling menatap dan menyunggingkan senyum tipis.

“Sebaiknya kita berdua masuk,” ucap Myungsoo sambil melepas sepatunya. Suzy menggeser tubuhnya agar Myungsoo bisa masuk ke dalam kemudian ia mengekor di belakangnya.

Kini mereka duduk berhadapan diam membisu tanpa ada yang berinisiatif membuka pembicaraan. Suasana canggung menyelimuti keduanya.

Myungsoo berdehem pelan dan itu terdengar di telinga Suzy. Suzy menatap namja di depannya sebentar kemudian kembali menunduk sementara Myungsoo melihat-lihat sekelilingnya. Tak sengaja mata keduanya bertemu dan membuat mereka salah tingkah kemudian mengalihkan pandangan. Keduanya terlihat sangat bodoh sekarang.

Ya Tuhan, apa namja ini tidak berniat membuka suara. Berbicaralah kumohon, aku sudah tidak tahan jika terus diam. Bae Suzy bertahanlah, kata Eomma kau tidak boleh berbicara terlebih dahulu sebelum seorang namja mengajakmu berbicara terlebih dahulu. Ya buka mulutmu batin Suzy.

Harapannya terkabul. Ia mendongakkan sedikit kepalanya ketika namja di hadapannya ini mulai membuka mulutnya. Suzy semakin kesal saat menyadari bahwa namja yang bernama Myungsoo itu tidak mengajaknya berbicara melainkan hanya menguap tanpa menutupnya lalu menopang dagu dengan tangan kanannya. Myungsoo saat ini hanyut dalam lamunannya tanpa menyadari yeoja di depannya yang menahan amarah.

Kim Bum mengetuk pintu kamar Myungsoo namun tak ada jawaban dari sang pemilik kamar. Ia langsung membuka pintu dan masuk tanpa permisi. Astaga, adik nakalnya ini ternyata sudah di alam mimpi. Padahal ini baru menunjukkan pukul 7 malam KST. Pantas saja dari tadi ia memanggil tidak ada jawaban.

“Myungsoo-ah, ireona..palli ireona” kata Kim Bum sambil mengguncang-ngguncang tubuh Myungsoo.

“Hahaha, kau sangat menggemaskan Chagi” igau Myungsoo.

Kim Bum mengerutkan keningnya “Chagi? Apa yang dia bicarakan,” gumamnya.

Kim Bum membungkukkan tubuhnya “Ne, aku sangat menggemaskan Oppa. Jadi cepatlah bangun,” bisik Kim Bum di dekat telinga Myungsoo. Namun Myungsoo hanya tersenyum dengan mata yang masih terpejam.

“Ya bangun,” teriak Kim Bum tidak sabaran.

Myungsoo langsung membuka matanya “Wae hyung?” dengan suara serak .

“Astaga, kau sangat menyebalkan. Harabeoji menyuruhku memanggilmu untuk makan malam”  

Myungsoo bangun dari tempat tidurnya dengan malas-malasan. Menuju kamar mandi untuk membasuh muka, turun ke lantai satu kemudian menuju meja makan.

Di sana sudah ada Kim Sunggyu yang berada di paling ujung, Kim So Eun di sisi kiri dan berada di samping Kim Bum. Myungsoo menuju ke sisi kanan dan berhadapan dengan Kim Bum.

“Ya anak nakal ada yang ingin kubicarakan denganmu,” panggil Kim Sunggyu.

Myungsoo menoleh “Jangan memanggilku seperti itu harabeoji,” ucapnya sedikit kesal. Dia tidak suka jika terus-terusan dipanggil dengan sebutan anak nakal. Sangat menyebalkan pikirnya.

“Wae? Kau memang anak nakal” kata Kim Sunggyu sambil meletakkan sendoknya yang baru saja dia gunakan untuk makan.

Myungsoo melahap makanannya dengan rakus karena saat ini suasana hatinya menjadi buruk gara-gara ucapan kakeknya. Apakah dimata kakeknya ini dia memang sangat nakal. Entahlah, mungkin memang seperti itu.

“Baiklah anak baik, ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu. Apa kau sekarang senang eoh,” kata Sunggyu akhirnya mengalah.

Myungsoo kembali menatap kakeknya kemudian mengangguk dan tersenyum. Padahal itu sangat berbeda dengan isi hatinya yang masih sangat kesal. “Apa itu harabeoji?”

U and I (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang