Part 10

1.3K 187 1
                                    

Seorang namja berperawakan tidak terlalu tinggi berjalan ke arah Suzy. Dia terkejut dan pasti terjungkal ke belakang jika tangannya tak memegangi kursi  yang berada di sampingnya saat Suzy memeluknya tiba-tiba.

“Aigoo, aigoo. Ya, lepaskan aku. Kenapa kau memelukku erat sekali. Jangan bertingkah seperti anak kecil Bae Suzy. Ingat kau sekarang sudah dewasa,” ujarnya kesal sambil melepas paksa tangan yeoja yang memeluk lehernya ini.

Suzy mendengus sebal dan mengerucutkan bibirnya “Ho Won Oppa, kau benar-benar menyebalkan,” lalu kembali duduk di kursi dan membenarkan rok pendeknya.

“Ya, sudah berapa ratus kali kubilang. Jangan memanggilku Ho Won. Hoya, Suzy-Ah, Hoya,” kata Lee Hoya sambil menarik kursinya dan mulai duduk disana.

“Oppa namamu itu Ho Won. Jadi apa salahnya aku memanggilmu Ho Won. Memangnya kau berubah menjadi keren saat menjadi Hoya. Oh ya Oppa, apa tidak apa-apa jika kau tidak menutupi wajahmu,” kata Suzy menimpali.

Dengan kesal Hoya sedikit bangkit dari kursinya dan menjitak kepala adik sepupunya. “Aku seorang dancer di grupku Bae Suzy. Tentu saja nama Hoya mengubahku menjadi keren. Gwenchana, aku belum seterkenal itu. Jadi belum banyak orang yang mengenaliku.”

“Oppa kenapa kau menjitak seorang wanita eoh. Akan aku katakan pada Imo,” Suzy meringis, lalu melotot memandang Hoya.

“Kau itu selalu saja mengadu pada Eomma. Arraso, arasso, mianhae. Apa kau sudah memesan makanan?”  ujar Hoya mulai mengalihkan pembicaraan yang jika terus berlanjut tidak akan pernah selesai.

Bae Suzy menaikkan sedikit alis kanannya “Oppa, apa kau tidak melihat jika kita sekarang berada di kedai kopi. Bagaimana bisa di sini ada makanan? Kau itu aneh sekali”

Astaga, bagaimana bisa aku sebodoh ini batin Hoya.

“Benarkah?” tanya Hoya pura-pura tidak tau. Malu.

“Eoh. Aku sudah memesankan Latte Macchiato kesukaanmu. Bukankah aku ini adik yang baik,” kata Suzy dengan senyuman dan aegyonya.

“Kau memang jjang. Gomawo. Apa kau membeli Mocca Coffe lagi?”

Suzy hanya mengangguk.

“Wae?”

“Aniya, geunde. Apa kau tidak bosan dengan rasa itu? Kenapa kau suka sekali dengan Mocca Coffe?” tanya Hoya. Dia tidak mengerti dengan selera Suzy. Bukankah setiap orang pasti ingin mencoba rasa yang lain. Tapi tidak dengan adik sepupunya ini. Selalu saja Mocca Coffe.

@@@

“Hyung”

“Mmm?”

“ Jam 1 siang ada pertemuan dengan klien dari Australia. Dan ada tambahan dari Tuan Kim jika Anda ada pertemuan dengan cucu Tuan Son malam nanti jam 7.”

“Mwo? Aish. Harabeoji selalu saja. Apa tidak ada kerjaan lain selain melakukan hal yang tidak berguna. Kenapa dia selalu saja menjodohkanku,” ucap namja itu seraya menghentikan aktivitas memotretnya. Dengan pakaian formal mungkin tidak cocok dengan kegiatannya sekarang. Angin berlomba-lomba menyerang dirinya.  Mengobrak-abrik rambutnya yang sebelumnya tertata rapi. Deburan ombak yang sebelumnya menjadi objek fotonya kini sudah tak dia pedulikan. Dia lalu mengambil sepasang sepatu yang berada tak jauh darinya. Dengan kaki polos dia melangkah melewati pasir putih yang sedikit keras karena adanya kerikil kecil untuk menuju ke mobilnya.

Sang namja yang bernama Myungsoo ini membungkukkan badannya untuk membersihkan pasir yang menempel pada ujung celananya. Dia kembali berdiri tegak, membuka pintu penumpang dan membuang sepatunya asal. Membiarkan kakinya kedinginan begitu saja lalu memasuki mobil dan menyandarkan tubuh sambil memandang langit-langit mobilnya. Nafas yang berat  terdengar keluar dari mulutnya.

U and I (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang