"Sayang, bangun dong. Kamu seharusnya kerja jam segini, kan? Udah kubuatin sarapan, tuh~"
Makorin sedikit menggoyangkan tubuh suaminya yang sekarang sedang tidur nyenyak. Padahal sudah pagi cerah, tapi suaminya ini masih tidur. Lho, authornya, kok, malah jadi ke cerita Makorin punya suami? Ya, karena authornya emang gaje //plakk//. Tapi iya, lho, Makorin udah nikah.
Balik ke cerita, suami Makorin yang satu ini gak bangun-bangun. Dengan sedikit percikan air kecil dari tangannya Makorin ke wajah suaminya yang tampan (#eeaaa), suaminya itu pun terbangun dan menguap. Sambil menggosok-gosokkan matanya, sang suami melihat ke arah jam, masih jam 05.45. Dia menggapai kacamatanya di meja sebelah kasur, dan memakainya tepat di mana mata jernihnya berada.
Oh, dan tau siapa suaminya Makorin? Yap, ALFIRAHMAN YANG NGAMPRETIN PLUS YANG JONES, eh salah, YANG UDAH NIKAH (udah tau)!!! //author digeplak Makorin//
"Hoaaammm... . Sarapan hari ini apa?", tanya Alfin sembari menguap. Cih, cowo nih ganteng walau lagi nguap... (apasih?)
"Roti panggang isi daging beef, telur orak-arik, dengan puding coklat," Makorin menyebutkan semua hidangan sarapan untuk suaminya itu. Kalian semua pada lapar, kan? Author sama editornya aja udah ngiler, nih.
"Hah, seperti biasa, ya," ujar Alfin. "Kamu jago banget masak, suka, deh, Mas sama kamu~~ Gak rugi Mas nikahin kamu selama 3 tahun ini..."
Makorin langsung blushing mendengar perkataan Alfin, "Uhm... cepat siap-siap, entar kalo telat jangan salahin aku lho!"
Alfin kembali bersiap-siap dan Makorin berada di dapur untuk mempersiapkan bekal sang suami untuk di kantor nanti agar dia tidak lapar. Ketika memasukkan beberapa buah di dalam bekalnya, Makorin merasakan tangan gagah (?) yang melingkari pinggangnya dan napas yang familiar di dekat lehernya. Ternyata, Alfin yang udah siap-siap dengan kemejanya, yang sekarang memeluk Makorin dari belakang. Sambil mencium leher sang istri, Alfin berbisik di telinga kecil Makorin, "Hei, my cupcake~"
"A-Alfin!! Aku terkejut, tau!"
"Maaf, deh. Tapi, kalo gitu..." Alfin menyerang Makorin dengan mencium lehernya.
Makorin geli begitu Alfin mencium lehernya, "Kyaaa, geli! Hahahahahahaha!! Mas Alfin, hentikan! Geli, tau!"
"Oke, oke. Aku berhenti cium," gelak Alfin sambil melepaskan ciumannya dari Makorin.
"Hari ini kegiatan apa nanti yang diadakan di kantor, sayangku~?"
"Paling juga meeting lagi di Gedung PBB (9). Kayaknya akan membahas permasalahan yang ada di Jakarta. Cuma, gak tau kasus apa, mungkin kasus penistaan agama itu lagi, atau mungkin kasus 'om telolet om' itu..."
"Oh, gitu, ya. Tapi, yang semangat kerjanya, ya!", Makorin menyemangati suaminya. "Tapi perhatian! Jangan godain cewe lain selain aku, lho," Makorin langsung cemberut.
Alfin tertawa kecil. "Kamu itu gimana, sih? Untuk apa Mas goda cewe lain kalau kamu masih ada di hati Mas. Samudra manakah yang Tuhan ciptakan untuk mempercantik dirimu dan hatimu itu?~"
"What???", pipi Makorin makin panas dan memerah.
"Sini Mas kecup dulu, aku mau pergi kerja," Alfin mencium pipi dan bibir Makorin.
Tak beberapa lama kemudian, ada suara samar-samar dibalik suara Alfin. Sepertinya Makorin berhalusinasi...
"...Mako?..."
"Mako?..."
Suara itu makin membesar...
"Mako!..."

KAMU SEDANG MEMBACA
Dareka no Tame Ni!
Teen FictionMulai dari hari pertama masuk sekolah sampe puncak sebuah acara, ada aja yang diperbuat Riza, Makorin, Kirana, Yuko, Kaori, dan Miyu. Mulai dari memasang-masangkan beberapa dari mereka ke orang lain, sampe nyanyi bareng sekelompok orang dengan drama...