Fourteen

150 14 5
                                    

Geovan pov.

Hari ini varrel mengajak kami bermain xbox dirumahnya. Memang, kami sudah sering nongkrong dirumahnya. Dan anehnya, kami baru tahu fakta bahwa dia punya adik kemarin.

Rumah varrel yang bisa dikatakan kelewat besar membuatku geleng geleng kepala

Sekarang, Aku yang memang sedang berada di rumah varrel. Tepatnya di gazebo taman belakang, aku menangkap sosok gaib yang beberapa waktu lalu sedikit mengusik ku.

Aku melihat bocah yang waktu itu mengajakku taruhan.

Siapa namanya?

Oh ya, devanno.

Apa yang dilakukannya disini?

Tak lama kemudian aku melihat chalysta, adik varrel turun dari lantai atas.

Pantas saja aku tidak pernah melihatnya, selama ini selalu berada dikamar. Dan ini pertama kalinya aku melihat chalysta di mansion keluarga Alvaro ini, maksudku secara langsung.

Mungkin aku pernah melihatnya, tapi karna mungkin aku kelewat bomat jadi lupa.

Jarak antara ruang tengah dengan gazebo tempat ku duduk memang cukup dekat. Jadi meskipun aku tidak ada niatan untuk mendengar percakapan 2 makhluk aneh itu. Mau tidak mau harus mendengarnya.

"Woi! Bengong aja!"

"lo cantik"

"Hah apa?"

"Lo cantik"

"Cieee blushinggg"

"Auah! Emangnya mau kemana?"

"Adadeh, ikut aja kuy"

Lalu vanno menggandeng gadisnya sambil melempar tatapan sinis ke arahku

"Jomblo!" Ucap zacky, ferro, varrel dan rey yang aneh nya juga ikut ikutan

"Makanya cari pacar" ucap ferro

"Nyesel kan lo udah nolak cewek cewek bohay lagi gemay?" Tambah zacky

"Ululu, sepertinya dewa es tertarik sama adek gue deh" ucap varrel

"Tikung aja, kuy tikung" ucap ferro

"Berisik" aku langsung meninggalkan mereka yang heboh

"Heran gue sama geo"

"Bener tuh, se bohay bohay nya cewek KBIS yang nembak dia, ditolak semua"

"Geo beda sama lo rel" ucap rey

"Gue kan cuma ga tega liat mereka nangis sedih karna gue tolak rey" ucap varrel membela diri

"Apa kata lo aja" ucap rey.

Lalu mereka melanjutkan obrolan mereka, mulai dari cerita lama, tentang motorGp, timnas yang kebobolan thailand, sampai hal fenomenal semacam OM TELOLET OM.

"Ge! Ikut main xbox gak?" Tawar varrel

Aku tidak menjawab, hanya langsung mengikuti mereka sebagai ganti jawaban ya, gue ikut.

Setelah hampir 4 jam nonstop bermain Xbox aku merasa jenuh. Berbeda dengan varrel dan yang lain. Mereka tidak pernah bosan menatap layar monitor yang menampilkan ilustrasi permainan itu. Mereka bagai patung kalau sudah tenggelam bersama permainan. Mungkin, kalau diluar ada badai topan, mereka gak akan tau.

"Woi gue keluar" ucapku meski sudah pasti tidak dihiraukan oleh 3 sahabatku yang mendadak tuli itu.

Aku berjalan gontai melihat pemandangan di mansion keluarga alvaro ini. Ornamen rumahnya yang sangat klasik membuatku berdecak kagum. Sangat berbeda dengan papa yang suka dengan rumah minimalis.

Impossible WishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang