Warning : Mature Content (NC 21+) Mian. Yang ga suka boleh milih untuk ga baca 😂
Author boleh curhat ga? Sengaja nih curhatnya di awal cerita. Soalnya kalo di akhir cerita pasti ga ada yang baca 😂
Padahal kalo di awal kan bisa juga di skip ya 😂😂
Jadi curhat ga sih lu thor? 😫
Jadi dong..
Jadi itu.. Abis nulis part 9, aku langsung nulis part 10 ini.
Sampai bagian Lili dan Jay (lah jadi spoiler 😂) aku nulis masih lancar. Ide kaya air sungai bengawan solo aja gitu yang mengalir sampai jauh 😂
Eh begitu mesti masuk bagian Khunly sumpah lho aku bingung mau bikin cerita gimana 😂
Sumpah demi apapun lebih gampang nulis part yang bikin mereka menderita daripada bahagia (kemudian dilempar bakiak sama khunly lovers garis keras 😂)
Ditengah kebingungan aku plus kerjaan segambreng yang date line nya udah deket, jadilah part ini.
Maksud hati sih mau cooling down setelah aku memporak-porandakan perasaan kalian di part sebelumnya.
Tapi setelah nulis koq malah jadi ngerasa berdosa sendiri 😁😂
Ya Allah apa yang ada di pikiran saya sampe bisa nulis hal macam gini? 😂😂
Saya ga berhenti minta ampun setelah nulis ini.
Ya Allah ampuni saya..
Ci, maafin saya ya ci..
Khun.. Ah tapi dia sendiri yang minta adegan ini 😂😂 -alibiajaluthor-
Last but not least, ampuni saya readers. Saya janji ga akan nulis gini lagi kalo yang vomment dikit 😂😂😂 #authorgilak
Okeh sekian curhat aku..
Kurang lebihnya, saya minta lebih aja..
Cukup sekian dan terima kecupan 😘😘
Happy Reading ❤Lilian menatap pria yang sedang menaruh gelas minuman di sebuah meja dengan tatapan tak percaya. Pria itu, pria yang membawanya ke Dallas. Senyum tipis terukir di wajahnya. Ia melangkah pelan menuju pria yang masih berbincang dengan pelanggannya itu. Tetapi, entah mengapa langkahnya terhenti saat ia mengingat seseorang. Seseorang yang datang bersamanya. Lilian menoleh dan mendapati pria yang membawanya ke Dallas. Nichkhun. Ia sedang menatapnya dengan tatapan haru. Haru? Bukan. Mungkin lebih tepatnya tatapan kesedihan. Dan Lilian terenyuh melihatnya. Ia merasakan kesedihan yang sama. Namun, apa yang dilihatnya kemudian? Lilian justru melihat Nichkhun seolah memberikannya kekuatan dan kepercayaan diri untuk menemui Jay. Lilian sempat menoleh lagi ke arah Jay yang masih berbincang dengan orang yang memesan minuman itu. Ada sesuatu yang aneh yang ia rasakan. Mengapa dadanya tak bergetar hebat lagi saat melihatnya? Mengapa rasa rindu itu seolah menguap? Tidak. Mungkin tidak sepenuhnya menguap. Hanya saja, tidak menggebu-gebu seperti saat pertama kali ia menginjakkan kakinya di kota ini. Kemudian ia menyadari sesuatu. Dan ia pun meneruskan langkah kakinya menuju Jay.
Lilian terus berjalan hingga akhirnya ia berada tepat di depan Jay. Ia hanya terdiam sampai akhirnya pria yang ditatapnya itu menyadari keberadaannya dan menoleh kepadanya.
Jay terkesiap kala mendapati seorang wanita berdiri di depannya. Matanya terbelalak kala melihat wanita yang tiap hari ia rindukan. Wanita yang selalu menghiasi mimpinya. Wanita yang membuatnya termotivasi untuk mewujudkam impiannya agar ia segera bisa melamarnya dan menjadikannya istrinya.
"Anne.." panggil Jay lirih. Matanya mulai berkaca-kaca.
Lilian hanya menatap Jay dengan penuh rasa haru. Haru karena akhirnya ia berhasil bertemu dengannya.
"Anne.. Is it really you, Anne?" Tanya Jay yang masih tampak tak percaya bahwa wanita di depannya adalah Lilian. Anne-nya.
Lilian menganggukkan kepalanya.
Jay langsung menarik Lilian ke dalam pelukannya segera setelah wanita itu menganggukkan kepalanya. Ia memeluk Lilian erat.
Sementara Lilian sempat berdiri mematung dalam pelukan Jay sebelum akhirnya ia mengangkat kedua tangannya untuk membalas pelukan Jay.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunset in Dallas
RomanceLilian Adrianne Wijaya: Aku paling tidak suka dengan perjodohan. Zaman sudah berubah. Haruskah hal seperti itu ada di muka bumi ini? Bukankah ini sama saja dengan pelanggaran hak asasi manusia? Bisakah aku menentukan pasangan hidupku sendiri? Pasan...