Malia

6 1 0
                                    

Dear diary,

Hari ini lelaki itu mengajakku makan siang. Coba tebak, kami makan di mana?
Ya! Di kantin kampus! Bayangkan.. mata seisi kampus menuju pada kami.
Aku, Malia Danuarta, akhirnya diajak jalan oleh seorang lelaki. Ya.. biarpun hanya jaln ke kantin tapi bagiku itu suatu kemajuan.
Mamak harus tau berita ini secepatnya, tapi.. mamak akan kecewa kalau tahu dia bukanlah seorang dokter atau anak dari pengusaha kaya.
Oke diary, mungkin aku harus berpikir dulu untuk memberi tahu mamak atau tidak. Semoga saja mamak merestui hubungan kami berdua.

Hubungan kami berdua? Tidak. Aku dan lelaki itu tidak memiliki hubungan spesial apapun. Entah kenapa tiba-tiba ia datang padaku.
Sungguh, kedatangannya seperti malaikat pelindung. Dia selalu membelaku, mendengrkan ceritaku, mengajakku mengerjakan tugas bersama, tapi hanya sebatas itu.

Aku terkadang berpikir andai aku tidak sekaya ini. Andai aku hanyalah anak karyawan biasa atau anak dari pekerja pabrik, petani, nelayan, atau apalah.. bukanlah anak dari seorang dokter bedah terkenal di Pekanbaru dan seorang perancang busana untuk para artis di acara Panasonic Awards..
Sungguh, mamakku adalah wanita yang sangat kolot. Dia selalu berusaha yang terbaik untukku, bahkan mencarikanku jodoh dari kenalannya di Jogja yang merupakan anggota kerajaan. Mungkin mamak begini karena dia selalu berusaha keluar dari kemiskinannya semasa kecil. Abaikan mamakku, ini sudah jam 15.00 aku harus kembali ke kampus untuk mengikuti ujian kewirausahaan.

"Malia! Kamu sudah belajar? Bisa ajari aku cara menghitung ini?"

Bagai salju di tengah gurun Sahara, dia memintaku untuk mengajarinya lagi! Tanpa pikir panjang akupun langsung duduk di sebelahnya untuk mengajarinya menghitung profit perusahaan.

"Jadi angka ini didapat dari hasil penjualan dikurangi biaya operasional. Coba kau pikir kira-kira perusahaan ini akan bangkrut atau tidak?"

"Yah.. kalau lawan bisnisnya kamu, aku milih mundur saja. Hehehe.."

"Aku serius, kau ini mau dapat nilai apa kalau bercanda terus?"

Tidak.. lanjutkanlah memujiku... lanjutkanlah melempariku dengan gombalan

"Aku seneng bisa ngelihat kamu ketawa."

Jantungku seakan berhenti.. laki-laki ini sungguh membawaku ke tingkat kebaperan teramat sangat.

"Sini, coba kau berpose sedang belajar, mau kumasukkan ke Path."
Dan akan kupmerkan kau pada keluargaku.


Setelah ujian selesai, aku membuka handphoneku dan notificationku sudah menumpuk sangat banyak.  Dari path rupanya, aku tidak sabar melihat reaksi keluarga dan teman-temanku..

Tunggu...

Apa ini?

"Abang tidak suka melihat kau dengan dia! Jauhi dia atau dia akan abang hancurkan!"

Sialan.. Manusia itu lagi..

Erick, mantan tunanganku yang dulu pernah menjatuhkan harga diriku. Kau pikir siapa dirimu bisa membeliku? Erick menawarkan akan memberikan ferari padaku jika aku mau tidur dengannya. Dia juga menawarkan antar jemput menggunakan pesawat pribadinya supaya aku tidak perlu menjadi anak kos-kosan.

Mungkin mamakku sangat kecewa karena aku memutuskan hubunganku dengan Erick, mamak hanya tidak tahu saja seperti apa kelakuan Erick sebenarnya.

"Malia! Nanti malem jadi nginep di rumahku?" Tanya Tamara.

"Jadi Tam, abis magrib aku kesana yaa.. kau siapkan jajan yang banyak, heheheh.."

"Siap lah, kutunggu Maliaaa.."

Across The UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang