Dani dibuat depresi oleh mamanya, bukan perkara urusan kuliah yang tak kunjung usai atau nilai yang jelek, tapi perkara sampai saat ini Dani belum juga memiliki pacar. Sebenarnya Dani sudah mencoba melakukan flirting ke beberapa cewek, tapi selalu saja mentok sampai di bagian kita temenan aja ya, Dan... mungkin karena Dani sengaja mendekati mereka hanya untuk membahagiakan mamanya, bukan untuk dirinya sendiri. Kalau disuruh memilih, sudah pasti Dani akan memilih Airin.
Airin, Airin, dan Airin yang saat ini hanya ada di pikiran Dani. Dani sempat berpikir untuk menyewa Airin menjadi pacarnya hanya untuk seminggu ke acara resepsi sepupunya, tapi Dani mengurungkan niatnya itu. Dani takut jika Airin menjauhinya, terlebih sifat Airin yang cenderung dingin dan misterius sehingga sulit ditebak.
"Rin? Lo udah tidur?"
Dani memberanikan diri untuk mengajaknya chatting. Sejam dua jam tiga jam Dani menunggu balasan tapi Airin tidak membalasnya."Sori Dan, aku habis kerja tadi. Kenapa?"
Airin baru saja membalasnya ketika Dani hampir terlelap dalam tidurnya namun terbangun karena suara handphone-nya."Gapapa, gue lupa mau ngomong apa hehe.."
Dani langsung membalik layarnya karena tahu Airin tidak akan membalasnya"Coba diinget inget lagi deh, Dan. Jangan bikin aku penasaran terus nggak bisa tidur dong.."
Mata Dani langsung terbelalak ketika mengetahui Airin langsung membalasnya kurang dari satu menit.
"Gue mau nanya, lo masih suka nonton nggak?"
Sebenarnya Dani berpikir kalau bodoh sekali dirinya sudah menanyakan hal itu. Kini dirinya di ambang malu antara Airin mau menerima ajakannya, atau mengabaikannya begitu saja."Masih lah.. Mockingjay part 2 yuksss.."
Melihat jawaban Airin, Dani makin berdebar-debar. Dani tidak menyangka apa yang membuat Airin mau keluar bersamanya lagi. Tapi Dani tidak peduli, baginya dia hanya butuh jawaban YA dari Airin.
"Tapi gue gak ngajakin lo nonton film, gue pengen ngajakin lo lihat ballroom dance. Gue jemput di rumah lo ya? Di hotel Gumaya kok, deket sama rumah lo, kan?"
Ajakan Dani saat ini sebenarnya tidak lain tidak bukan adalah ajakan modus."Siap! Aku perlu make dress yang bagus gak nih? Wkwkwk apa cuman biasa aja?"
Dani makin melayang melihat jawaban Airin. Malam itu, Dani nyaris tidak bisa tidur hingga pagi hari.
Keesokan harinya tidak seperti biasanya, Dani tidak terlambat berangkat kuliah. Pakaiannya rapi dan badannya berbau harum. Kacamatanya dilap hingga kinclong dan wajahnya sudah tersenyum sejak masih di parkiran. Ketika kuliah sedang berlangsungpun Dani tidak ragu-ragu untuk menjadi aktif di kelas dan sering bertanya biarpun pertanyaannya sangat bodoh dan tidak layak dijawab. Rasya dan Dion kebingungan dengan perilaku Dani. Tapi mereka berdua tahu, Airin adalah penyebabnya.
"Lo sehat, Dan?"
Tanya Rasya dengan berbisik di telinga Dani. Dani mengangguk, tapi ekspresi wajahnya datar."Lo abis diapain Airin?"
Dion langsung menembaknya dengan pertanyaan jitu."Besok Sabtu gue mau jalan sama Airin. Gue ngajak Airin ikut ballroom dance di hotel Gumaya. What do you think ma brother?"
Rasya dan Aldion memang tahu kalau Airin adalah penyebab sikap kerajinan Dani hari ini, tapi ballroom dance? seriously? Dion menduga kalau Airin sudah diguna-guna oleh Dani, dan Rasya menduga kalau Airin mengalami kebangkrutan dan butuh pinjaman hutang pada Dani maka Airin harus menurut padanya.
"Lo ngga usah berpikiran yang aneh. Buka aja chatnya di handphone gue, lo bisa ngelihat sendiri jawaban Airin. Gimana gue nggak terbang semalem?"
Seakan akan Dani sudah mengerti isi kepala kedua temannya itu. Rasya dan Dion berebut ponsel Dani dan cepat-cepat membuka history chat dari Airin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Across The Universe
Romance"Aku menangkap sinar matanya diantara remang-remang lampion imlek. Sosok lelaki dengan rambut sebahu yang diikat rapi dan lintang bibirnya yang seperti bulan sabit itu melumpuhkan syaraf di lidahku saat ia memintaku untuk mencatat pesanannya..." Acr...