Jungkook POV
Sekarang sudah pukul 11 siang yang artinya, aku harus menjemput Mino pulang sekolah. Yeri tidak bisa menjemput karena mobilnya sedang berada di bengkel.
"Gyu, tolong atasi dulu ya dokumen-dokumen ini. Hanya kurang sedikit. Aku akan menjemput Mino."
"Memangnya Yeri kemana?"
"Mobilnya mogok jadi tidak bisa menjemput. Lagi pula, pekerjaanku sudah selesai."
"Selesai apanya. Ini dokumen masih dimana-dimana."
"Kan ada dirimu."
"Dasar sialan."
Aku terkekeh mendengar umpatan Mingyu. Ya, kami memang bersahabat sejak dulu dan berbicara formal seperlunya saja. Sisanya, kami akan kembali berbicara seperti biasa.
Aku berlalu meninggalkan ruangannya, berjalan menuju lift dan menanggapi sapaan para pegawaiku.
Ting..
Lift terbuka, aku segera berlalu menuju ke area parkir mobil. Aku pun mengendarai mobilku menuju sekolah Mino.
Setelah sampai, aku segera keluar dari mobil untuk menunggu Mino. Sudah sepuluh menit lebih aku menunggu tapi Mino belum juga keluar.
Ketika aku masih menunggu sambil menanggapi sapaan para orang tua yang menjemput anaknya, akhirnya Mino keluar dengan wajah sayu. Aku pun berpamitan lalu menghampiri Mino.
"Hai jagoan, kamu kenapa?"
Aku mensejajarkan tinggiku dengan Mino. Mino tidak menjawab. Dia hanya memeluk leherku dan menggeleng lemah.
Aku segera menarik Mino dari pelukanku, lalu kuperiksa keningnya. Sial! Mino sepertinya demam. Bibirnya pucat. Astaga, segera kugendong Mino menuju mobil.
"Sayang, kamu masih kuat kan? Kalo kamu sakit kenapa tadi nggak bilang sama Miss Hana? Nanti kam bisa bilang sama Papa."
"Mino nggak apa-apa kok, Pa."
Apa-apaan anak ini. Jelas-jelas badannya panas, bibirnya pucat dan matanya sayu.
Aku mengendarai mobilku dengan cepat menuju rumah sakit. Aku panik sekali. Aku tidak bisa mengatasi orang sakit. Apalagi anak-anak.
"Papa, pelan-pelan saja. I'm okay."
"No, baby. You not okay. Tunggu sebentar, oke? Kita ke rumah sakit!"
Setelah sampai di rumah sakit, aku langsung keluar dan menghampiri Mino. Ku gendong Mino dan aku langsung berlari masuk kedalam.
"Hei Jungkook. Ada apa?"
"Oh, syukurlah. Bantu aku, Mino sepertinya demam kak."
Syukurlah. Untung saja langsung ada kak Taehyung yang menghampiriku. Dia adalah dokter anak dirumah sakit ini. Kak Taehyung langsung mengambil alih Mino dan langsung membawanya keruang UGD.
"Tenanglah. Mino hanya demam biasa. Tidak usah seperti itu. Istirahat sebentar dan sering minum obat nanti akan cepat sembuh."
"Huh, syukurlah. Terimakasih kak. Aku hanya panik tadi."
"Baiklah. Mino akan dipindahkan keruang inap."
"Ya. Terimakasih."
Kak Taehyung pun berlalu sambil menepuk pundakku beberapa kali. Aku mengambil handphone ku lalu menelepon Mingyu agar menjemput Yeri.
"Halo, Gyu."
"Kenapa kau lama sekali?"
"Maafkan aku. Aku tak bisa kembali kekantor. Mino sakit, dia demam dan sekarang berada di rumah sakit."
"Astaga, bagaimana bisa?"
"Entahlah. Aku minta tolong padamu, tolong jemput Yeri dan bawa dia kesini."
"Baiklah. Aku akan segera kesana."
Aku menutup telepon Mingyu dan sekarang beralih menelepon Yeri untuk memberi tahu.
"Halo, Sayang?"
"Halo, kamu bawa Mino kemana? Kok belum pulang?"
"Mino demam dan sekarang dirumah sakit. Makanya aku langsung bawa kesini dan nggak sempat telepon kamu. Aku panik tadi."
"Perasaan tadi pagi Mino masih baik-baik saja."
"Entahlah. Tadi aku sudah telepon Mingyu untuk menjemputmu. Sekarang kamu siap-siap ya. Siapin juga keperluan selama dirumah sakit."
"Ya, Sayang. Jagain Mino dulu."
Yeri menutup panggilannya. Aku menghampiri Mino yang tertidur lelap diatas ranjang rumah sakit.
Aku tidak tega melihatnya. Bagaimana bisa jagoanku satu-satunya bisa demam seperti ini? Baiklah, aku berlebihan. Tapi aku benar-benar khawatir.
Ku usap rambut Mino yang terlelap. Kupandangi wajah pucatnya. Kasian sekali Mino. Bisakah sakitnya dipindahkan saja padaku? Aku benar-benar tidak tega.
Setelah beberapa saat aku sibuk memandangi wajah Mino, Yeri pun muncul dari balik pintu membawa beberapa keperluan Mino selama disini dan juga buah-buahan. Aku yang melihatnya pun langsung memeluknya.
"Duduk dulu yuk. Ga capek pelukan sambil berdiri terus?"
Aku tidak menjawab. Aku langsung membalikkan tubuhku berada dibelangnya dan memeluknya dari belakang sambil menumpukan kepalaku di bahunya.
"Sayang, Mino itu kuat. Kamu ga usah khawatir. Tadi aku sudah ketemu sama kak Taehyung kok, katanya Mino nggak apa-apa."
Aku masih memeluknya dan Yeri membalas pelukanku dan mengelus kepalaku. Aku menyembunyikan wajahku yang hampir menangis diceruk leher Yeri, dan Yeri hanya terkekeh kecil.
"Aku khawatir tau. Emangnya kamu ga khawatir apa."
"Ya khawatir dong. Tapi ga kaya kamu. Gitu aja nangis, Mino aja enggak kok."
Aku hanya diam. Terserah Yeri bilang apa. Aku sangat menyayangi Mino, jadi tak apa kan kalau aku hampir menangis?
"Mama."
Kulihat Mino membuka matanya dan melirik kanan kiri. Yeri pun melepaskan pelukanku dan menghampiri Mino. Aku mengikutinya dari belakang.
"Sayang, masih pusing?"
"Nggak kok ma. Mino nggak apa-apa." Duh anak ini. Masih saja tersenyum.
"Tuh, anak kamu aja senyum, masa kamu nangis."
"Papa tadi menangis?" Mino bertanya sambil melirikku. Mungkin bermaksud meledek.
"Hei, tidak mungkin Papa menangis."
Yeri dan Mino hanya tertawa melihatku. Aku memasang muka sebal, ya walaupun hanya pura-pura.
"Jagoan papa jangan sakit lagi ya. Papa sayang sama Mino. Sama kamu juga sayang."
-Don't Sick End-
Yuk, bobo sama Papa.😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Lie ; j.j.k
FanfictionJungkook.. Jeon Jungkook. Itukah kamu? Kamu masih hidup atau hanya perasaanku?