Am I Lost?

715 71 3
                                    

(A/N: Sekarang dan untuk seterusnya masih menggunakan sudut pandang Zifeng, ya 😂 Sudut pandang akan diubah lagi jika pada waktu-waktu tertentu 😁 Happy Reading!)
.
.
.
.
.
.
.

Aku menggeliat kecil saat merasakan cahaya matahari 'buatan' itu yang menerobos masuk kedalam kamarku. Aku sedikit menggumam tak jelas dan menutup sebagian wajahku untuk menghalangi cahaya matahari yang menusuk mataku.
Aku mendengus sebal saat mendengar suara pintu kamarku yang dibuka secara keras sehingga menimbulkan bunyi yang cukup membuat darahku naik dipagi hari begini.

"Cepat bangun!" suara bass Junkai membangunkanku. Aku menarik selimutku untuk menutupi sekujur tubuhku terutama telingaku agar tak panas karena mendengar ocehan Junkai.

"Aku tahu kau pura pura tidur, nona Manusia Zhang." tegas Junkai dingin. Aku memejamkan mataku erat dan mencoba untuk mengacuhkannya. Tak butuh waktu lama, Junkai menarik selimutku menjauh dariku dan membuangnya kasar.

"Cepat bangun! Atau...jangan-jangan kau sengaja ingin mengundangku, huh?" goda Junkai dan merebahkan dirinya disampingku. Yah. Ranjang ini berukuran king-size.

Junkai berbaring menghadapku dan kemudian tersenyum miring. Sedangkan aku, berusaha menghindari tatap muka dengannya.

Aku tersentak kaget mendengar ucapannya. Sedangkan kini, aku bisa merasakan nafas Junkai yang menderu di leher belakangku. Cukup membuat ku merinding akibat hembusan nafasnya yang dingin itu.

"Hei...apa yang kau lakukan?" ucapku gugup.

Ah, bodoh. Aku jadi salah tingkah begini dan malah mengatakan hal yang membuatnya semakin bersemangat untuk mengerjaiku!

"Menurutmu...?" goda Junkai dengan suaranya yang berubah menjadi serak, dan malah melingkarkan tangannya di pinggangku. Wajahku semakin memanas dan memerah seperti kepiting rebus. Aku menggigit bibir bawahku gugup saat ia melakukan hal itu. Aku mencegah diriku agar tidak berteriak histeris.

"Baik! Baik! Aku bangun! Menjauhlah dariku!" ucapku kesal dan kemudian mendorongnya menjauh dariku. Aku bangkit dan kemudian menjaga jarak dengan Junkai. Tak kusadari, tadi, jarakku dengannya begitu dekat! Entah apa yang ada di pikirannya! Ck.

Junkai tersenyum penuh kemenangan dan tersenyum puas melihatku yang menyerah.

"Ah, aku jadi tahu sekarang bagaimana cara aku membangunkanmu." ucap Junkai sambil menyeringai jahil. Wajahku lagi-lagi memerah, dan, aku tak tahan jika harus seperti ini.

Aku merasa ingin menyerangnya secara langsung saja! Eh.

Maksudku...menyerang dengan mencakar atau memukul mukul nya. Begitu

"Sana pergi!" ucapku cemberut. "Sekarang aku sudah bangun." sambungku kesal. Junkai terkekeh dan kemudian bangkit.
"Aku menunggumu dibawah, sayang." goda Junkai sambil mengerlingkan matanya genit kearahku. Aku mendengus sebal dan mengangguk malas. Saat kupastikan sosok Junkai telah hilang, aku kembali melanjutkan tidurku, dan berusaha membuat tidur ku kali ini senyaman mungkin. Namun...dia datang lagi!

He Was in My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang