PART 5

63 7 0
                                    


Yeri keluar dari rumah Chanyeol. Ia menutup gerbang dan menguncinya. Ia menatap rumah masa kecilnya. Ada berbagai perasaan yang muncul. Yeri segera menepiskan perasaannya yang campur aduk itu. Ia segera bergegas berbelanja dan memasak untuk Chanyeol. Setelah itu ia pulang. Ia segera menuju ke kamar Chanyeol.
“Hei aku sudah kembali dari belanja.” Sapa Yeri
“Memangnya aku bertanya?” sahut Chanyeol sementara padangannya tidak lepas dari ponselnya
“Dih, ya sudah aku mau masak.”
Yeri meninggalkan Chanyeol. Dan pergi ke dapur. Ia segera menata bahan makanan ke dalam kulkas mulai dari sayuran, buah-buahan, daging, roti, selai, susu, soda, jus, makanan makanan ringan, coklat, es krim, ia juga membeli ramyeon dan kopi instant.
Setelah itu ia memasak nasi dan sup ikan.
“Semoga saja ia akan segera sehat” ucap Yeri penuh harap.
Setelah selesai ia pun membawa nampan berisi sepiring nasi dan semangkuk sup ikan serta segelas jus jeruk dan segelas air putih untuk Chanyeol.
“Tuan, makanan telah siaaaaap” ucap Yeri penuh semangat
Chanyeol pun menengok ke arah Yeri.
“Waaaaa baunya enak, harusnya rasanya enak.”
“Pasti!” seru Yeri. Yeri meletakkan nampan itu di atas meja di samping tempat tidur.
Mereka berdua terdiam.
“Tunggu apa lagi?” tanya Chanyeol
“Hah?!”
“Aaaaa” ucap Chanyeol membuka mulut
“Tutup mulutmu kalau tak mau beruang masuk ke dalam situ” jawab Yeri asal
“Haish, suapin aku!”
“Suapin?! Kau gila?”
“Aku tidak gila, aku bos mu! Cepat, aku lapar!”
“Baiklah” jawab Yeri lesu.
Yeri terus menyuapi Chanyeol sedangkan Chanyel asyik dengan ponselnya.
“Enak tidak?”
“Seperti makanan pada umumnya.”
“Dih, emmm kenapa dari tadi kau sibuk dengan ponselmu?”
“Kenapa kau ingin tahu?”
“Aku hanya bertanya.”
“Kau cemburu ya aku lebih memperhatikan ponselku daripada kau?”
“Watdefaaak” ucap Yeri sinis
“Slow mbak nyaaa” goda Chanyeol
“Sudah sore, kau mau mandi?”
“Kau tahu kan aku tidak bisa mandi sendiri?”
“Lalu?”
“Mandikan aku...” pinta Chanyeol genit
“Jangan harap aku lakukan itu! Kedua tanganmu sehat! Kau bisa mandi sambil duduk kan? Kau harusnya pintar tapi kenapa sepertinya tidak ya?”
“Huhuuuu slow, jika kau cerewet seperti ini aku jadi merasa kau benar-benar memikirkan kalau kau memandikanku hayooo. Lagipula aku hanya bercanda.”
“Aku juga cuma mengingatkan.”
“Emmmmm, benarkah??” goda Chanyeol
“Aku akan ambilkan pakaianmu dan mempersiapkan airnya.” Sahut Yeri
“Istri yang baik.” Ucap Chanyeol asal.
“Apa?”
“Tidak. Tidak ada.”
“Aneh.”
“30 menit lagi kemari ya?”
“Kenapa?”
“Siapa tahu aku membutuhkanmu.”
“Baiklah.”
Yeri pun turun menuju teras rumah. Ia memandangi rumah masa kecilnya. Saat kecil Chanyeol selalu ke rumahnya dan bermain di tamannya. Kadang bermain ayunan, menggambar, bermain puzzle, petak umpet, kejar-kejaran, mereka juga sering berenang bersama. Yeri tersenyum mengingatnya. Senyumnya sangat manis. Tapi dalam sekejap berubah karena ia menyadari bahwa Chanyeol telah melupakannya. 15 tahun bukan waktu yang singkat. Menghabiskan waktu selama 15 tahun dengan menunggu seseorang bukanlah mudah. Banyak rintangan yang harus ia lalui. Belum lagi yang ia tunggu telah melupakannya. Meninggalkannya dengan penuh janji bahagia di saat ia kecil dan meninggalkannya dengan penuh luka saat ia benar-benar merasakan cinta.
Yeri pun kembali masuk rumah dan melihat-lihat ponselnya. Ia merindukan Park Soo Ah dan Cha Eun Bi. Meskipun mereka sering bertengkar tetapi mereka benar-benar saling menyayangi. Ia ingin menelfon mereka tapi ia takut mengganggu karena mereka sedang berlibur Natal dan Tahun Baru bersama keluarga mereka. Yeri sering iri pada mereka akan kedekatan keluarga mereka. Yeri dari kecil sudah terbiasa sendiri tanpa kedua orang tuanya karena kesibukan mengurus perusahaan.
Kini ia malah terdampar berlibur mengenaskan dengan melayani seorang Park Chanyeol yang menyebalkan.
“Pembantuuuuuuu!!” teriak Chanyeol, Yeri pun bergegas ke kamar Chanyeol
“Ada apa?”
“Sudah ku bilang 30 menit lagi kau sudah harus ada di sini!”
“Iya, sekarang aku sudah ada di sini, sekarang kau mau aku melakukan apa?”
“Kau tidur di mana?”
“Bagaimana jika kamar di lantai 1 dekat dapur?”
“Oh, baguslah, memang pantas pembantu dapat kamar pembantu!” sahut Chanyeol
“Ya ya ya, kau mau makan malam apa?”
“Aku tidak mau makan, aku kenyang”
“Baiklah. Ada apa lagi?”
“Tidak ada apa-apa”
“Lalu untuk apa kau memanggilku?”
“Aku cuma mau bertanya itu saja.”
“Dasar gila!”
“Tidak! Siapa tahu kau mau tidur sekamar denganku, kan bahaya.”
“Kau sudah gila? Bertemu seharian denganmu sudah seperti neraka apalagi sekamar denganmu!”
“Memangnya kau pernah masuk neraka hah?!”
“Belum, dan aku harap aku tidak akan masuk neraka.”
“Maka dari itu, jaga sikap dan perkataanmu!”
“Terserah aku mau ke bawah.”

Please Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang