PART 7

76 7 0
                                    

‘Klek’
Yeri membuka pintu kamar Chanyeol untuk membawakan nampan berisi makan siang ntuk Chanyeol.
Ia melihat Chanyeol berdiri dengan berpegangan tembok di sampingnya. Ia memandangi jendela itu. Ia memperhatikan sebuah rumah di depan rumahnya. Tepatnya kamar yang berada di hadapan kamarnya. Ya, kamar milik Min Yeri.
“Makananmu sudah siap.” Sapa Yeri
“Ya, taruh saja di meja.” Jawab Chanyeol tanpa menoleh ke Yeri.
Yeri menghampirinya dan berdiri di samping Chanyeol. Ia memandang wajah Chanyeol dari samping. Ia sangat mengagumi Chanyeol. Tatapan matanya sangat menawan bagi Yeri. Yeri tersenyum sekilas.
“Kau lihat apa?” tanya Yeri memulai pembicaraan.
“Tidak ada.”
“Emmm, kau mau keluar kamar?”
“Hah?”
“Sudah 3 minggu kau hanya di kamarmu, mungkin kau bosan dan ingin jalan-jalan. Akan ku antar jika kau ingin.” Ucap Yeri menawarkan
“Tidak. Melihatnya dari sini begitu jelas. Semuanya indah. Tapi dulu. Dulu sekali.” Ucap Chanyeol melankolis.
“Apanya?”
“Aaah tidak.”
“Kau bisa bercerita padaku. Ada apa?”
“Kenapa kau jadi manis sekali? Biasanya kau galak, aku jadi takut padamu sekarang.” Goda Chanyeol
“Haish ya sudah kalau tidak mau cerita! Aku pergi!” sahut Yeri.
Yeri pun keluar dengan terburu-buru dan tanpa sengaja ia menabrak meja dan membuat sebuah foto Chanyeol dan Yeri jatuh kemudian pecah. Chanyeol yang mengetahui kejadian itu langsung marah.
“Kau gila?! Hah?! Bisa-bisanya kau-“ ucap Chanyeol marah
“Maafkan aku, aku sungguh tak sengaja.” Ucap Yeti panik.
“Kau pikir  maafmu bisa memperbaiki semuanya hah?!”
“Hei ini cuma foto! Akan ku ganti figuranya! Aku akan membereskannya! Kau tak perlu marah-marah!”
“Cuma foto katamu?! Cuma?! Bagiku ini lebih dari hidupku! Aku sudah kehilangan orang yang ada di foto ini dan sekarang kau mau membuatku kehilangan foto ini?!” teriak Chanyeol
“Sudah ku bilang akan mengganti figuranya!”
“Aku tidak mau tahu pokoknya foto itu harus utuh seperti semula!” teriak Chanyeol
“Aku tahu!”
Chanyeol tidak menjawab Yeri. Ia memilih duduk di kursi samping jendela dan fokus pada ponselnya. Sedangkan Yeri sibuk memberesi pecahan kaca figura foto yang ia jatuhkan. Tanpa sengaja talapak tangannya tergores pecahan kaca tersebut.
“Aaaaawh” pekik Yeri.
“Kau kenapa?” tanya Chanyeol menghampirinya dengan susah payah karena kakinya masih digips.
Yeri tak menjawab.
“Astaga. Duduklah di kasurku, aku ambilkan kotak P3K dulu.” Chanyeol membuka laci dan mengambil kotak P3Knya. Sedangkan Yeri duduk di kasur Chanyeol. Lalu Chanyeol ikut duduk di kasurnya.
“Lain kali hati-hati. Jika kau terluka siapa yang akan mengurusku?” ucap Chanyeol mengoleskan obat merah dan memasang lerban ke tangan Yeri. Yeri hanya terdiam menahan sakit.
“Dengar tidak?!” teriak Chanyeol
“Iya! Aku mengerti! Sakit tahu!” pekik Yeri.
“Kakiku lebih sakit.” Sindir Chanyeol
“Aku tahu, maafkan aku.” Jawab Yeri dengan nada pelan dan menyesal.
Chanyeol memperhatikan wajah Yeri yang menunduk. Chanyeol kembali terpesona dengan kecantikan Yeri. Pandangannya berpindah dengan kalung yang bertengger di leher Yeri. Talinya mirip dengan liontin yang ia berikan pada sahabat kecilnya tapi ia tak dapat melihat bandulnya karena kalung tersebut di dalam kaos yang dipakai Yeri.
“Sejak kapan kau memakai kalung?” tanya Chanyeol. Yeri menatap Chanyeol kebingungan.
“Kenapa memangnya?” tanya Yeri
“Boleh ku lihat? Aku sepertinya pernah melihatnya.” Jawab Chanyeol dengan mengulurkan tangan ke arah leher Yeri.
“Hei apa yang mau kau lakukan!” teriak Yeri sembari menghalangi tangan Chanyeol dari lehernya.
“Aku hanya ingin lihat. Itu mirip sekali.”
“Ya tentu mirip, di toko banyak yang jual.” Jawab Yeri
“Bisa jadi sih.” Jawab Chanyeol pasrah.
Tapi aku membuat kalung itu sendiri untuk Min Har Ra” batin Chanyeol.
Ponsel Chanyeol berdering.
“Halo?” ucap Chanyeol
“Oh kau sudah mendapatkan informasinya?”
“Iya dia keluarga perusahaan itu”
“Dia sekolah di SOPA? Baiklah”
“Bagaimana dengan namanya?”
“Oh baiklah, terima kasih. Jika ada kabar baru segera kabari aku.”
Chanyeol mematikan ponselnya.
“Ada apa?”
“Aku sedang mencari teman masa kecilku.”
“Teman kecilmu?”
“Ya, kami sudah berpisah selama 15 tahun. Rumah yang selalu aku tatap adalah rumahnya. Aku berharap ia segera kembali ke hidupku. Dalam 15 tahun itu aku habiskan untuk mencarinya. Tak satu hari pun ku lewatkan untuk tidak mencarinya. Meskipun aku sibuk setidaknya aku mengecek socmed untuk menemukannya.”
“Dia perempuan?”
“Ya, dia cinta pertamaku. Jadi jangan berharap aku akan meyukaimu.”
“Cih. Kenapa sampai 15 tahun kau tidak bisa menemukannya?”
“Aku juga heran. Saat itu aku berusia 9 tahun dan aku harus pindah ke Amerika untuk melanjutkan pendidikan di sana. Padahal aku sudah bermimpi menjadi seorang penyanyi. Akhirnya pada usia 16 tahun aku kembali kemari dan menjadi trainee. Aku selalu ke rumah itu, tapi sudah ditempati orang lain. Aku tak tahu apa yang terjadi. Saat aku di Amerika aku selalu mengirim surat ke alamat ini, tapi tak pernah ada balasan. Dan sekarang saat aku mencarinya di socmed aku tidak bisa menemukannya. Namanya saja aku sudah tak yakin. Aku rasa aku lupa.”
“Kau bilang kau menulis surat untuknya setiap hari, tapi bagaimana bisa kau lupa namanya?”
“Aku sibuk mengurus pendidikanku, aku banyak mengikuti les. Dan saat aku sampai di Korea juga rumahnya sudah ditempati orang lain. Jadi aku sudah tidak menulis surat untuknya. Aku sungguh-sungguh merindukannya.”
“Jika kau bertemu dengannya apa yang akan kau lakukan?”
“Aku tidak akan melepaskannya lagi, aku akan melindungi nya, tak akan sedetikpun ku lewatkan tanpa menatapnya”
“Berlebihan!” jawab Yeri tertawa.
“Terserah saja. Yang pasti, aku tak akan membiarkan ia pergi dari hidupku untuk kedua kalinya.”
“Ya sudah aku akan mengganti kaca figura ini. Semoga pencarianmu berhasil. Nanti aku akan kembali.”
“Baiklah.”
“Jika kau butuh sesuatu telfon aku, jangan turun sendirian.”
“Cerewet sekali.” Jawab Chanyeol.
Yeri hanya menggelengkan kepala. Ia bergegas ke tempat cetak foto. Ia akan membelikan figura baru. Ia perjalanan ia banyak berfikir.
Ternyata kau juga mencariku.” Batin Yeri. Yeri pun tersenyum
Suatu saat nanti kau akan menemukannu Chany Oppa! Aku tak akan muncul saat ini. Aku ingin perjalanan teka-teki mu kau pecahkan sendiri. Aku akan menunggumu!” batin Yeri.
Setelah selesai mengganti figura, Yeri kembali ke rumah. Namun saat di jalan, Yeri melihat taman bermain yang biasa ia dan Chanyeol datangi saat kecil. Ia pun masuk ke halaman taman tersebut. Ia duduk di ayunan yang biasa ia mainkan dengan Chanyeol.
Sudah lama sekali ya, dulu aku dan kau selalu kemari Oppa. Aku selalu bermain ayunan ini dan kau selalu mendorongku dari belakang. Dan kita akan bernyanyi bersama. Aku rindu kamu Chany Oppa. Aku di sini. Selalu di sampingmu. Temukan aku Oppa!” batin Yeri.
Yeri pun bermain ayunan sembari mendengarkan lagu dengan earphonenya dan melamun. Sangat lama.
Tiba-tiba lagunya berganti dengan nada dering telfon. Yeri mengecek ponselnya dan ternyata telfon dari Chanyeol.
“Halo?” ucap Yeri.
“Hei bodoh! Kau gila?! 4 jam keluar tak pulang-pulang. Kau kemana saja?”
“Memangnya ada apa? Kau mau turun? Tunggu aku, aku akan pulang sekarang?”
“Aku lapar! Ini sudah malam! Kau dimana?”
“Baiklah, aku akan pulang. Emm, aku di taman.”
“Taman? Kau pikir kau bisa memperbaiki figura dengan ayunan hah?!”
“Diamlah, kau berisik sekali. Iya iya, aku pulang!”
Yeri pun pulang. Sesampainya di rumah, ia segera masak dan mengantarkan makanan ke kamar Chanyeol. Mereka berdua duduk di sofa kamar Chanyeol.
“Ini makananmu. Maaf lama”
“Kenapa kau ke taman?”
“Tidak ada apa-apa.”
“Ooooh”
Mereka terdiam.
“Hei kau kenal Min Har Ra?” tanya Chanyeol memulai percakapan.
“Min Har Ra?”
“Iya, dia wanita populer di SOPA. Kau tahu tidak?”
“Setahuku tidak ada yang bernama Min Har Ra.”
“Pastikan betul-betul. Kau tahu dia tidak?”
“Tidak. Memangnya kenapa?”
“Dia teman kecilku itu.”
“Min.. Har.. Ra?”
“Iya. Aku baru saja mendapat kabar dari orang suruhanku. Perempuan ini berasal dari keluarga pemilik Hitech. Dia anak tunggal. Orang ku bilang ia wanita populer di SOPA.”
“Kau yakin Min Har Ra?”
“Tidak juga sih. Aku masih bingung dengan namanya.” Jawab Chanyeol menggaruk kepala.
“Dasar gila!” sahut Yeri sembari bergegas pergi ke kemarnya.
“Bilang apa kau?!” Baru selangkah ia beranjak, Chanyeol menarkik tangannya.
Alhasil Yeri jatuh terduduk tetapi menindih Chanyeol. Wajah mereka sangat dekat. Yeri membelalak. Chanyeol ikut terkejut. Mereka bertatapan sangat lama.
Mata ini, apakah ia Min Har Ra? Kenapa ia mirip sekali dengannya?” batin Chanyeol
Astaga, apa yang harus aku lakukan?” batin Yeri.
Telfon Chanyeol berdering. Luhan menelfon. Mereka segara tersadar dan Yeri pun pergi menjauh dari Chanyeol.
“Aku lelah, aku mau istirahat.” Kata Yeri gelagapan.
“Begitukah? Oh, baiklah. Ya.. Sana” jawab Chanyeol tak kalah gelagapan. Yeri pun keluar.
“Oh halo hyung? Ada apa?”
“Kau sedang apa?”
“Duduk duduk saja. Kenapa?”
“Yeri di mana?”
“Yeri? Sialan! Kau meninggalkanku liburan selama 3 minggu tak ada kabar, padahal kau tahu sendiri aku sedang sakit, sekarang kau menghubungiku hanyaa untuk menanyakan Yeri? Oh kau memang lelaki yang kejam” saahut Chanyeol dengan gaya marah
“Hei Chanyeol, tidak seperti itu. Maafkan aku ya hihi. Di sini sangat enak.”
“Yaaa enak-enakan saja sanaaaa. Lupakan akuuu.”
“Haish dasar bodoh! Hei aku bertanya, Yeri dimana?”
“Yeri sedang di kamarnya. Mungkin sedang tidur.”
“Oh begitukah? Bisakah kau melihatnya apa dia sudah tidur? Pasti ia kelehan karena mengurusmu.”
“Lalu bagaimana jika ia sudah tidur dan bagaimana jika ia belum tidur?”
“Sudah periksalah dulu!”
“Baiklah.

                                       🌟🌟🌟


“Astaga perasaan apa tadi?? Aku tidak boleh hilang kendali! Min Yeri, sadarkanlah dirimu!!” ucap Yeri pada dirinya sendiri sambil menepuk jidatnya saat masuk ke kamar.
Yeri sangat lelah, ia memasang earphone dan menyetel lagu. Ia membaringkan tubuhnya ke kasur. Ia masih dapat memikirkan kejadian tadi. Saat matanya dan mata Chanyeol begitu dekat. Hembusan nafas Chanyeol bisa Yeri rasakan. Wajah Chanyeol yang menawan. Ia tersenyum dan kemudian terlelap.
‘Klek’
Chanyeol membuka pintu kamar Yeri perlahan dan berhati-hati. Chanyeol menghampiri Yeri. Ia menatap wajah Yeri. Ia pun segera menulis pesan teks pada Luhan.
“Hyung, ia sudah tidur.” Tak lama Luhan membalas.
“Baiklah, terima kasih. Sampaikan padanya kalau aku merindukannya saat ia bangun.”
Pesan itu tak dihiraukan oleh Chanyeol. Chaanyeol melepas earphone Yeri. Kemudian Chanyeol menyelimuti Yeri dari kaki naik ke dada. Chanyeol memandang wajah Yeri lagi. Ia semakin terpesona. Ia mendekatkan wajahya ke wajah Yeri. Ia berniat ingin mengecup lembut bibir Yeri. Sedikit lagi tujuan Chanyeol akan tercapai. Tetapi gagal karena Yeri memalingkan wajahnya ke samping bersamaan dengan tubuhnya. Akhirnya Chanyeol memilih duduk di kursi di samping tempat tidur Yeri dan memandangi wajahnya lagi.
Chanyeol terus memandanginya dengan tersenyum.
Lebih baik seperti ini, aku bisa memandangimu selama aku mau.” Batin Chanyeol kemudian ia tersenyum.
Astaga! Apa yang ada difikiranku?! Min Har Ra, maafkan aku! Aku tak akan mengulanginya lagi.” Batin Chanyeol.
Chanyeol pun bangkit dari duduknya dan bergegas ke kamarnya. Ia pun tertidur. Ia tidak mau memikirkan Yeri lagi. Ia harus membuat Yeri jengkel padanya sehingga mereka berdua tidak dekat lagi. Chanyeol tidak ingin mengubah perasaannya kepada Min Har Ra kepada Min Yeri.

Please Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang