PART 8

79 9 0
                                    

"Sarapan sudah siaaaap!" sapa Yeri semangat sembari membuka pintu kamar Chanyeol dan meletakkan nampan di meja. Sedangkan Chanyeol tetap memandang rumah di depannya tanpa menjawab Yeri.
Yeri pun berdiri di samping Chanyeol. Ia memandangi lelaki itu. Lelaki itu hanya terdiam.
"Hei, Chanyeol." Ucap Yeri sembari memegang pundak Chanyeol.
"Apa-apaan sih?!" sahut Chanyeol marah dan menepis tangan Yeri. Yeri pun terkejut.
"Kau kenapa? Kenapa kasar sekali sih? Itu sarapannya sudah siap, makanlah. Nanti dingin."
"Aku tahu! Mulai sekarang jangan masuk ke kamarku lagi!" tegas Chanyeol
"Tapi kenapa?"
"Tak usah banyak bertanya!"
"Tapi bagaimana aku merawatmu?"
"Mulai sekarang, kau hanya boleh ke kamarku jika aku yang memanggilmu. Aku akan mengirim mu pesan teks apa kebutuhanku. Jika aku tidak mengirim pesan, tak usah datang ke kamarku!"
"Kau ini kenapa sih?! Aku salah apa?"
"Pergilah!" usir Chanyeol
"Baiklah! Aku bingung dengan dirimu. Mudah sekali merubah sikap. Kadang baik kadang buruk. Sebenarnya apa yang ada di fikiranmu hah?! Sia-sia semua yang ku lakukan!"
"Memangnya apa yang kau lakukan padaku? Hah?! Yang kau lakukan padaku hanyalah membuatku celaka seperti saat ini!" tegas Chanyeol.
Yeri pun keluar dari kamar Chanyeol dan pergi ke kamarnya.
"Sekarang apa lagi? Kenapa kau kembali membuat jarak pada kita? Kita sudah dekat tapi kau membuangku lagi. Sebenarnya ada apa?" batin Yeri.
Ia berusaha kuat untuk tidak menangis. Ia selalu menunggu Chanyeol selama 15 tahun ini sendirian. Sehari-harinya ia gunakan untuk berdoa agar Chanyeol datang dan kembali padanya setelah ia sukses. Tapi nyatanya ia malupakannya. Saat mereka bbertemu, Yeri tahu bahwa Chanyeol juga mencarinya. Yeri begitu bahagia, tetapi mengapa Chanyeol harus menyuruhnya pergi? Sebenarnya ada masalah apa??

🌟🌟🌟

Telfon Chanyeol berdering. Ada telfon masuk dari Luhan.
"Halo hyung, ada apa?"
"Yeri mana?"
"Tidak bisakah kau mengajukan pertanyaan lain selain Yeri?"
"Tidak."
"Hei!!"
"Hei juga."
"Hyung!"
"Haha, baiklah. Aku bercanda. Kau ini kenapa? Kau sedang ada masalah? Kau tambah sakit?"
"Tidak."
"Kau membuatku bingung. Emm, Chanyeol, beri aku nomor ponsel Yeri ya?"
"Untuk apa?"
"Aku merindukannya."
"Kau fikir Yeri peduli?"
"Ya siapa yang tahu? Cepat berikan."
"Nanti ku kirim lewat pesan teks." Jawab Chanyeol berbohong.
Chanyeol segera mematikan sambungan telfon tersebut. Ia tak akan membiarkan Luhan mendekati Yeri. Karena Chanyeol juga menaruh hati pada Yeri. Meskipun ia marah pada Yeri. Ia hanya ingin memastikan perasaannya pada Min Har Ra dan Min Yeri.

🌟🌟🌟

Yeri pun memilih tiduran dan mendengarkan lagu dengan earphonenya. Ia bermain dengan ponselnya. Ia melihat-melihat recent update Instagram. Teman-temannya banyak sekali yamg mengunggah foto liburannya. Sedangkan Yeri, ia tidak punya satu pun foto liburan. Ia bahkan tak tahu sekarang orang tua nya berada di mana. Entah di Korea atau di Amerika. Orang tua nya memang jarang memberi kabar padanya. Tetapi Yeri memang anak yang baik, ia tidak terpengaruh pergaulan bebas.
Setelah lama melihat-lihat instagram, ia menutup ponselnya dan memejamkan matanya dan tertidur.

🌟🌟🌟

Luhan telah menunggu SMS dari Chanyeol dari satu jam yang lalu. Tetapi, yang ia tunggu tak kunjung tiba. Ia hanya ingin mendapatkan nomor ponsel gadis cantiknya. Ya, Min Yeri. Entah bagaimana, dalam sekejap gadis itu dapat membuat Luhan jatuh cinta. Sesungguhnya Luhan sangat sulit jatuh cinta. Banyak idol-idol wanita lain yang menyukainya tetapi Luhan tak menaruh perhatian sedikitpun.
Tetapi Min Yeri ini aneh. Ia benar-benar gadis yang sulit didekati. Ia sama sekali susah diajak berkomunikasi dengan baik. Selama ini ia belum bisa bercakap-cakap dengan Yeri dengan begitu akrab. Padahal Luhan dari awal telah menaruh perhatian lebih pada Yeri. Luhan yakin, bahwa Yeri memang gadis yang istimewa.
"Aku tidak akan melepaskanmu Yeri! Tidak akan!" tekad Luhan.

🌟🌟🌟

Yeri terbangun dari tidurnya. Ia mengalihkan pandangan ke jam tangannya. Ia segera bergegas ke dapur untuk mengambilkan makan siang untuk Chanyeol karena sudah hampir jam 1 siang.
"Kira-kira dia marah tidak ya? Bagaimana bisa aku telat bangun!" batin Yeri dan ia pun menepuk jidatnya.
Ia menaiki tangga dengan terburu-buru. Setelah sampai di depan pintu kamar Chanyeol. Ia berhenti. Ia mendekatkan telinganya pada pintu tersebut.
"Dia sedang apa ya?" pikir Yeri.
'Klek' pintu kamar Chanyeol terbuka sementara telinga Yeri berada di depan perut Chanyeol. Chanyeol berdeham dengan sengaja. Yeri menoleh ke depan, ia melihat perut. Ia menoleh ke atas, ternyata lelaki yang ia maksud sudah berdiri di depannya.
"Hehe, ini makan siangmu." Sapa Yeri
"Kau sudah tua?" tanya Chanyeol ketus.
"Hah?!"
"Kau pikun atau apa? Ku bilang jangan kemari bila aku tidak memanggilmu!" teriak Chanyeol
"Aku faham, tapi ini sudah jam makan siang. Kau ingin cepat sehat kan?"
"Sini makanannya!" Chanyeol merebut nampan yang dipegang Chanyeol dan menutup pintu kamarnya dengan kasar.
"Salah lagi! Aaaaah terserah!" keluh Yeri dan pergi keluar rumah.
Yeri pergi ke taman dan duduk di ayunan. Ia memandangi anak-anak yang sedang bermain, ia tersenyum tipis. Ia benar-benar kesepian sekarang. Ia tidak punya seseorang untuk berbicara. Bahkan Chanyeol yang satu rumah dengannya pun tak mau berbicara padanya.  Yeri mendengarkan lagu dengan earphone sampai tak sadar, ia sudah berada di taman itu sampai pukul 7 malam.
"Memangnya apa salahku? Terakhir kita berbicara dengan baik semalam. Apa karena kejadian itu ya?" Yeri mengingat saat Chanyeol menarik tangannya dan membuatnya jatuh di pangkuan Chanyeol.
"Apa mungkin kakinya sakit lagi? Tapi itu bukan salahku, dia sendiri yang menarikku!"
"Sebaiknya kutanyakan sajalah, siapa tahu dia sakit lagi, aku akan meminta maaf!" tegas Yeri semangat.
Ia berjalan dengan semangat menuju rumah Chanyeol dan langsung pergi ke kamar Chanyeol. Saat ia sudah memegang gagang pintu kamar, ia mendengar sesuatu terjatuh. Tidak hanya sekali, tapi berkali-kali. Bahkan terdengar benda sengaja dipecahkan berkali-kali. Ia juga mendengar Chanyeol berteriak. Yeri sangat khawatir. Ia segera membuka pintu kamar Chanyeol.
"Chanyeol kau kenapa? Ada apa?" tanya Yeri panik setelah mengetahui keadaan kamar Chanyeol yang sangat parah berantakannya. Sedangkan Chanyeol tidak menoleh padanya.
"Astaga tanganmu!" teriak Yeri melihat punggung tangan Chanyeol yang terus mengeluarkan darah. Sepertinya Chanyeol menonjok cermin yang ada di kamarnya. Yeri segera mengambil kotak P3K dan mendekati Chanyeol.
"Aku obati yaa." Ucap Yeri lembut. Chanyeol menatap Yeri sengit.
"Argh! Sana pergilah!" tegas Chanyeol dan mendorongnya menjauh. Namun telapak tangan Yeri tergores serpihan kaca dari vas bunga yang dibanting Chanyeol.
"Aaaawh!" keluh Yeri. Chanyeol tak peduli. Yeri pun menoleh Chanyeol dan tetap mendekatinya.
"Biar ku obati terlebih dahulu. Kau bisa marah lagi nanti tapi biarkan aku mengobatimu dulu!" teriak Yeri.
"Pergilah bodoh!" Chanyeol balas berteriak.
"Tidak akan! Sini kemarikan tanganmu!" jawab Yeri dan menarik tangan Chanyeol yang terluka.
Yeri membuka kotak P3K, mengambil obat merah, mengoleskannya pada luka Chanyeol dan membalutnya dengan perban. Chanyeol hanya menatap wajah Yeri penuh kebingungan.

"Kau bodoh ya? Aku sudah jahat sekali padamu, tapi kau selalu memperhatikanku. Oh Chanyeol, ia hanya sekedar bertanggung jawab, ia tidak ada rasa padamu. Sadarlah! Cukup perhatikan Min Har Ra!" batin Chanyeol dan kemudian mengalihkan pandangannya dari Yeri.
"Nah, selesai. Sekarang ku beri 2 pilihan, pertama apa kau mau marah lagi dan melukai dirimu lagi atau yang kedua apa kau mau bercerita padaku apa masalahmu?" tawar Yeri dengan tersenyum manis. Chanyeol pun luluh dan tersenyum.
"

Aku rasa pilihan kedua tidak buruk." Jawab Chanyeol.
"Memang, justru sangat baik! Baiklah, ceritalah." Sahut Yeri
"Min Har Ra.. Aku tidak bisa menemukannya. Aku tadi telah searching di blog sekolah SOPA, aku menulis namanya tapi aku baru mengetik kata 'Min' yang muncul hanya 6, 1 perempuan yaitu kau dan yang lain laki-laki. Aku rasa dia tidak bersekolah di sana."
"Lalu kau putus asa?"
"Aku tidak tahu harus berbuat apa. Bagaimana bisa orang ku salah informasi?"
"Kau saja tak yakin siapa namanya."
"Itu dia kesalahanku! Kenapa aku begitu bodoh?!" ucap Chanyeol dan memukul kepalanya sendiri.
"Hei, jangan sedih, ada aku, aku akan membantumu sebisaku." Ucap Yeri dan menarik Chanyeol pada pelukannya.
"Chany Oppa, apa kau benar-benar mencintaiku? Sampai-sampai kau melukai dirimu sendiri seperti ini. Aku tidak suka kau seperti ini. Apa aku harus mengaku kalau aku orang yang kau cari selama ini?" tanya Yeri dalam hati.
Chanyeol pun menangis. Ia benar-benar berubah saat menangis. Terlihat sekali luka yang ia alami. Bukan luka fisik, tapi luka yang tak sembarang orang bisa melihatnya, ya, luka hatinya.

------------------------------------------------------------------------
Hai semua 😊 selamat malam 😊 aku updatenya kecepeten ya? Hihi, imajinasiku lagi ngebut nih 😂 siapa yang nanya sih 😌😌 pokoknya terimakasih yang sudah menyempatkan membaca, jangan lupa vote! 1 vote dari kalian berharga banget buat aku!! 😟😟 sekali lagi terima kasih yaaaaa 😚😚😚

Please Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang