Yeri memeluk Chanyeol dan tersadar bahwa suhu tubuh Chanyeol tinggi. Ia juga kelihatan berat untuk bernafas. Ia melepaskan pelukannya.
"Chanyeol, kau baik-baik saja? Apa kau sakit?" tanya Yeri khawatir. Chanyeol hanya menggeleng.
"Bangunlah, kau tiduran saja, tubuhmu panas sekali." Yeri menempelkan telapak tangannya pada dahi Chanyeol. Yeri pun membantu Chanyeol bangun dan memapahnya ke tempat tidur.
"Ku ambilkan air es dulu, akan ku kompres kau. Jangan kemana-mana!" perintah Yeri.
Tak lama, Yeri kembali dengan membawa sebaskom kecil air es dan handuk kecil putih untuk mengompres dahi Chanyeol. Ia merendam handuk itu dan memerasnya. Kemudian ia menempelkan handuk itu ke hadi Chanyeol. Setelah itu, ia pergi ke dapur dan membuat bubur untuk Chanyeol.
Ia pun mengantarkannya ke kamar Chanyeol. Dan ia bersiap untuk menyuapinya.
"Buka mulutmu, kau harus makan, kau harus cepat sehat." Kata Yeri lembut. Chanyeol pun menurut. Setelah selesai, Yeri kembali ke dapur untuk mencuci piring dan merapikan dapur. Ia kembali lagi ke kamar Chanyeol.
"Tidurlah, aku akan membereskan kamarmu ini, kenapa kau tidak menyuruhku memanggil jasa buldoser untuk merubuhkan rumahmu sekalian?" tanya Yeri heran.
Chanyeol ingin menanggapi tapi ia malas untuk membuka mulut. Ia hanya terdiam melihat gerakan Yeri yang dari tadi kerepotan kesana-kemari. Chanyeol merasa bersalah pada Yeri. Ia selalu mengerjai Yeri padahal Yeri selalu menemaninya dan menuruti perintahnya. Yaaah meskipun seringkali mereka harus selalu berdebat, tapi sebenarnya Yeri tetap melalukan perintah Chanyeol. Chanyeol mulai menyukai karakter Yeri. Ia tersenyum saat melihat Yeri menguncir rambutnya. Terlihat anggun.
Setelah selesai beres-beres, Yeri kembali menghampiri Chanyeol.
"Kenapa kau belum tidur?" tanya Yeri.
"Aku tak bisa tidur." Jawab Chanyeol lemah.
Yeri mengangkat handuk dari atas dahi Chanyeol dan menempelkan telapak tangannya di dahi Chanyeol.
"Suhu tubuhmu sudah menurun sedikit. Syukurlah. Aku yakin kau akan segera sembuh!" tegas Yeri semangat dengan senyumnya yang manis. Lagi-lagi Chanyeol dibuat terpukau oleh Yeri.
Yeri pun mencelupkan handuk itu dan memerasnya kembali serta menempelkannya ke atas dahi Chanyeol. Entah sengaja atau tidak, tangan kanan Chanyeol dengan sigap menggenggam tangan Yeri yang sukses membuat Yeri terkejut dan bingung.
"Terima kasih telah merawatku, terima kasih telah sabar menghadapiku." Ucap Chanyeol
"Itu sudah tanggung jawabku."
Chanyeol meletakkan tangan Yeri di perutnya. Yeri pun duduk bersimpuh di lantai dengan tangan kirinya digenggam Chanyeol dan tangan kanannya menepuk-nepuk perlahan tangan Chanyeol yang menggenggam tangan kiri Yeri.
"Yeri?"
"Hmm?"
"Bolehkah aku bertanya sesuatu?"
"Apa?"
"Beneran boleh?"
"Tidak, kau harus belikan aku mobil seharga 4 milyar dulu baru boleh tanya."
"Aku tidak punya uang sebanyak itu sekarang Yeri."
"Tanyakan saja, apa? Hoaaaam" sahut Yeri menguap.
"Kenapa saat pertama kita bertemu kau galak sekali?"
"Kenapaa?" tanya Yeri kembali menguap. Yeri sangat lelah.
"Aku hanya heran, kau sangat galak saat itu. Tapi saat ini kau memperhatikanku. Aku bisa salah menafsirkan perasaan Yeri. Aku fikir aku menyukaimu. Tapi aku juga tidak tahu pastinya." Ucap Chanyeol malu-malu
"Begitukah? Hoaaam" tanya Yeri menguap, sebenarnya Yeri tidak mendengarkan ucapan Chanyeol.
"Tentu Yeri! Aku sangat menyukaimu!" seru Chanyeol.
Tidak ada jawaban dari Yeri. Yeri sudah terlelap dengan posisi kepala membelakangi Chanyeol.
"Yeri?" tangan kiri Chanyeol kini membelai rambut Yeri. Yeri pun mengalihkan wajahnya ke hadapan Chanyeol.
"Bahkan saat tidur pun kau sangat cantik Yeri" ucap Chanyeol lembut. Chanyeol terus membelai rambut Yeri dan memandang wajah Yeri. Pandangannya beralih ke leher Yeri. Ia melihat kalung itu lagi. Tangan kiri Chanyeol mencoba menarik keluar kalung itu dari kaos Yeri perlahan. Setelah dapat, ia terkejut.
"Bintang? Ini seperti milik Har Ra! Tidak salah lagi! Ini yang ku buat untuk Har Ra! Tapi bagaimana bisa ada di Yeri?" tanya Chanyeol pelan keheranan. Chanyeol pun membuka liontin itu. Ia menemukan foto perempuan di satu sisi dan foto Chanyeol semasa kecil.
"Tidak salah lagi! Ini Har Ra!" tegas Chanyeol.
Chanyeol segera meraih ponselnya dan membuka blog SOPA. Ia mencari siswi bernama Min Har Ra lagi. Ia ketikkan huruf "Min" dan hasilnya masih sama, hasilnya hanya 6, itu pun hanya Min Yeri dan sisanya lelaki. Ia meng-klik Min Yeri. Terdapat biodata Yeri. Orang tuanya adalah teman orang tuanya dulu. Pemilik Hitech! Ia kaget sekaligus bingung.
"Apa yang harus aku lakukan?! Dia Yeri! Bukan Har Ra! Bodohnya kau Chanyeol!!" ucap Chanyeol dan memukul kepalanya dengan tangan kirinya.
"Yeri, aku sekarang menemukanmu! Aku tak akan melepaskanmu lagi. Aku akan menjagamu. Aku akan selalu berada di sisimu." Ucap Chanyeol tersenyum.
"Yeri, lihat bagaimana kau tumbuh. Kau sangat cantik, pandai, menawan dan kuat. Yeri, aku benar-benar merindukanmu! Oppa merindukanmu Yeri!" ucap Chanyeol pelan karena ia tak ingin Yeri terbangun.
Chanyeol berencana akan memberitahu Yeri besok pagi. Sekarang saatnya Yeri untuk beristirahat. Chanyeol pun ikut terlelap. Ia sangat bahagia sampai-sampai ia lupa bahwa Yeri hanya tidur di lantai dengan kaos tipis dan celana jeans pendek di atas lutut. Sedangkan saat itu musim dingin dan kamar Chanyeol ber-AC. Chanyeol benar-benar tak berfikir apapun. Yang ia pikirkan sekarang adalah, sekarang cinta pertamanya ada di sisinya, sekarang cinta pertamanya tak akan ia biarkan pergi dari hidupnya lagi. Ia tersenyum dan terlelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Remember Me
FanfictionKisah seorang haters yang diam-diam mencintai salah satu member EXO