PART 10

125 6 4
                                    

“Kau pasti selalu memasak sendirian ya?” tanya Luhan.
“Memangnya mau dengan siapa lagi?” Yeri balik bertanya.
“Kenapa kau tak memintaku membantumu?”
“Memangnya kau akan kemari?”
“Tentu, akan berlari kemari secepat mungkin!”
“Yang ada menunggumu hanya akan membuat masakanku basi. Jeju itu jauh bodoh!”
“Kau lucu sekali sih Yeri!” ucap Luhan sambil mencubit dagu Yeri.
Yeri tidak menanggapi Luhan. Ia sangat risih pada Luhan. Yeri tidak suka pada lelaki yang agresif seperti itu. Lagipula, hatinya hanya untuk Chanyeol. Ada atau tidak Chanyeol di sisinya, hatinya memang hanya milik Chanyeol.
Yeri memotong sayuran. Luhan memotong daging ayam.
“Yeri, ayam ini mau diapakan?” tanya Luhan.
“Untuk mengompres Chanyeol.” Jawab Yeri santai.
“Mana bisa??” tanya Luhan.
“Kau kan tinggal menempelkan ayam itu ke dahinya!”
“Yeri kau kebanyakan bercanda! Aku serius. Emmm, aku rasa enak nih makan ayam goreng” ucap Luhan.
“Memang aku akan memasak ayam goreng, lalu sayur sup, Chanyeol kan demam, aku yakin Chanyeol akan segera sehat.” Ucap Yeri lembut.
Tanpa sadar, Kris memperhatikan mereka dari tangga di balik tembok. Luhan mengambil celemek dan memakainya. Ia berdiri di belakang Yeri. Karena tumben Luhan diam, Yeri pun heran dan beranjak mencari Luhan. Baru ia membalikkan badan, ternyata Luhan berada di belakangnya. Ia membelalak karena wajah mereka dekat sekali.
Kedua telapak tangan Luhan memegang sisi meja. Sedikit lagi Luhan bisa memeluk Yeri. Yeri hanya menatap mata Luhan kebingungan. Luhan perlahan mendekat.
“Kenapa jika kau berbicara padaku kau kasar tetapi saat membicarakan Chanyeol kau lembut?”
“Hah?”
“Tidak, mungkin hanya perasaanku saja.”
Yeri menunduk. Luhan mengalihkan tangannya dari sisi meja ke belakang punggung Yeri. Mereka seperti berpelukan.
“Hei, apa yang mau kau lakukan?” tanya Yeri.
“Pakailah. Bajumu bisa kotor.” Ucap Luhan dan memakaikan Yeri celemek.
Luhan bisa mencium aroma tubuh Yeri. Begitu juga Yeri. Saat sudah selesai. Luhan benar-benar memeluk Yeri. Luhan ingin beranjak, namun wajahnya berhenti dan mengalihkan pandangannya ke pipi Yeri karena pipi keduanya bersebelahan. Luhan berfikir untuk mencium Yeri. Yeri hanya diam, ia fikir Luhan masih sibuk mengikatkan tali celemeknya.
“Masak dengan cepat! Kami lapar! Kami tidak menyuruh kalian pacaran!” sahut Kris dan menuju ke kulkas untuk mengambil minuman.
Yeri dan Luhan pun tersadar dan kembali sibuk dengan masakan mereka. Mereka memasak dengan terburu-buru. Setelah itu Yeri dan Luhan menata makanan di meja makan. Yeri mengambil sebotol jus jambu kemasan. Ia menuangkan ke 12 gelas. Tak lupa ia juga menuangkan air putih ke 12 gelas.
“Kenapa hanya 12?”
“Kalian kan 12.” Jawab Yeri singkat.
“Kau?”
“Aku bisa makan kapan saja. Aku rasa Kris tak akan mau makan bersamaku. Ku fikir dia sangat membenciku.”
“Tenang saja, kan ada aku.” Luhan merangkul pinggang Yeri. Yeri melepaskannya.
“Panggil mereka untuk sarapan. Mana celemekmu? Sini biar nanti aku cuci. Aku akan ke atas setelah menyimpan celemek.”
“Baiklah.”
Luhan melepas celemeknya dan menyerahkannya kepada Yeri. Luhan segera bergegas ke kamar Chanyeol. Yeri pun menyimpan celemek itu. Ia pun segera ke kamar Chanyeol.
“Ayo makan, sarapan sudah siap.” Ucap Luhan
“Benarkah?!” teriak Xiumin dan bergegas ke meja makan disusun yang lain.
Yang tersisa di kamar hanya Luhan, Chanyeol, Kris dan Yeri.
“Chanyeol, kau mau makan di sini atau di meja makan? Kau masih sakit?” tanya Yeri lembut.
“Aku ikut yang lain saja, tidak nyaman makan sendiri di sini.” Jawab  Chanyeol.
“Baiklah, ayo kubantu.”
Yeri membantu Chanyeol duduk. Setelah itu, tangan kiri Chanyeol merangkul pundak Yeri, dan Yeri merangkul pinggang Chanyeol. Luhan dan Kris mengawasi dari belakang. Baru beberapa langkah, Luhan sudah tidak tahan.
“Hei Chanyeol, krug mu mana? Kenapa kalian rangkul-rangkulan?” sahut Luhan.
“Krug ku ku buang. Susah menggunakannya.” Jawab Chanyeol santai.
“Ya sudah sini, biar aku saja yang memapahmu. Tidak rela aku melihat kalian seperti itu.” Ucap Luhan cemburu.
“Tapi ini tugasku.” Sahut Yeri.
“Yeri sayang, kau hanya boleh merangkulku.” Ucap Luhan manja. Yeri hanya diam.
“Kris! Bantu aku!” perintah Luhan.
“Kenapa harus aku?”
“Buruan daripada tak ada kerjaan!” sahut Luhan.
Kris dan Luhan pun memapah Chanyeol. Mereka kemudian sengaja mengerjai Chanyeol. Mereka memapah Chanyeol sambil berlari.
“Oooh! Sakit! Pelan-pelan!” pekik Chanyeol.
Semua yang ada di meja makan menoleh. Luhan dan Kris tertawa. Yeri pun menyusul ke meja makan. Semuanya telah duduk dan siap makan.
“Silahkan makan. Apa kalian mau sesuatu yang lain?” tawar Yeri.
“Cukup Yeri, kau bisa sarapan bersama kami.” Ucap Chanyeol lembut.
“Kau kemasukan hewan apa sampai-sampai jadi lembut padanya?” tanya Kai.
“Kalian pacaran ya?” tuduh Sehun.
“Tidak!” teriak Yeri dan Chanyeol bersamaan.
“Lalu?” sahut Lay.
“Dia sudah baik padaku selama ini, kenapa aku harus jahat padanya?” jawab Chanyeol.
“Bilang saja kau suka padanya.” Goda Suho.
“Emmm, aku ke belakang dulu.” Sahut Yeri dan beranjak pergi.
“Kemana?” tanya Chanyeol dan menggenggam pergelangan tangan Yeri.
“Ciyeeeeeee” sorak Xiumin, Chen, Tao, Kai, Lay dan Sehun.
“Mencuci celemek.” Jawab Yeri dan melepaskan tangan Yeri.
“Nanti saja, sekalian dengan piringnya. Sekarang kau makan saja.” Jawab Chanyeol.
“Aku makan nanti saja. Kalian pasti tak nyaman ada aku. Selamat makan ya.” Sahut Yeri dan pergi ke dapur.
“Tahu saja dia.” Sahut Kris.
Mereka makan dengan tenang.
Yeri merasa pusing. Kepalanya sangat sakit. Ia juga bersin-bersin. Ia mencuci celemek yang ia pakai tadi dengan susah payah karena harus menahan sakitnya.
Setelah selesai, Kris memanggil Yeri dan menyuruh Yeri cuci piring. Seperti biasa, Kris menunjukkan sisi kasarnya. Sebenarnya Luhan ingin menolong tetapi Kris melarangnya. Alhasil Yeri haris kerepotan mencuci piring sendirian.
Mereka berbincang-bincang di meja makan.
“Sejak kapan kau demam?” tanya Suho.
“Baru kemarin.” Jawab Chanyeol.
“Kau ada apa? Kau memangnya hujan-hujanan sampai-sampai bisa demam?” tanya Baekhyun.
“Tidak. Aku hanya ada masalah.”
“Masalah apa hyung?” tanya Sehun.
“Aku tidak bisa menemukan orang yang sudah tak ku temui selama 15 tahun.”
“Oh cinta pertamamu itu?” tanya Luhan.
“Hah?! Cinta pertama?!” teriak Suho.
“Iya, dia bilang padaku ia bersahabat dengannya saat tahun 1997, tapi di tahun 2001 mereka harus berpisah karena Chanyeol pindah ke Amerika. Saat ia kembali ke Korea, dia tak bisa menemukan perempuan itu. Bodohnya, Chanyeol bahkan lupa dengan nama perempuan itu.” Sahut Luhan.
“Hei kau hanya bercerita pada Luhan? Kau sudah tidak mempercayai kami?!” tanya Kris.
“Bukan begitu. Saat itu kalian sedang sibuk. Aku tak ingin mengganggu kalian. Lagipula, aku sudah menemukannya.” Jawab Chanyeol tersenyum.
“Katamu kemarin kau tidak bisa menemukannya?!” sahut Tao.
“Oh kau membuatku bingung!” sahut Chen.
“Begitulah cinta.” Sahut Lay.
“Semalam aku menemukannya.”
“Jadi siapa namanya?” tanya D.O
“Aku tak ingin memberitahu sekarang. Biarkan dia tahu dulu. Setelah itu, baru kalian.” Jawab Chanyeol.
‘Prang’ piring yang Yeri sedang cuci terjatuh. Untung hanya satu piring.
“Apa itu?” ucap Tao.
“Yeri!” teriak Luhan.
Mereka langsung menghampiri Yeri. Kecuali Chanyeol, ia paling terakhir. Karena ia susah berdiri dan berjalan.
“Astaga Yeri! Kau kenapa?!” teriak Luhan saat menemukan Yeri pingsan.
Luhan langsung menggendong Yeri dan membawa Yeri ke kamar sebelah kamar Chanyel. Kemudian Luhan menempatkan Yeri di atas tempat tidur. Ia menempelkan telapak tangannya ke dahi Yeri.
“Suhu tubuhnya sangat rendah!” ucap Luhan.
“Kompres saja! Begitu saja bingung! Sudah, aku mau keluar, kau urus saja dia sendiri.” Ucap Kris.
Kris keluar dan disusul semua temannya. Yang tersisa hanya Luhan dan Yeri. Kris menghampiri Chanyeol yang ingin naik ke tangga.
“Hei kau mau kemana? Berhenti di situ!” teriak Kris dari atas dan berlari turun menghampiri Chanyeol.
“Aku mau melihat Yeri. Dia kenapa?”  jawab Chanyeol.
“Dia pingsan.” Jawab Kris santai.
“Pingsan?!” sahut Chanyeol.
“Sepertinya dia demam, kata Luhan suhunya rendah.” Jawab Kris.
“Antar aku ke sana!” perintah Chanyeol.
“Untuk apa? Kau saja sakit. Sudah di kamar saja.” Kris memapah Chanyeol ke kamar Chanyeol dan menidurkannya.
“Kau istirahat saja. Jika kau sudah sehat, kau boleh melihatnya.” Perintah Kris.
Chanyeol pun menurut. Kris pun keluar dan mengunci kamar Chanyeol. Semua member EXO bermain dan bersantai dii taman Chanyeol. Kris pergi ke kamar Yeri.
“Kau sedang apa?” tanya Kris pada Luhan.
“Aku sedang mengompresnya. Tapi suhunya tetap rendah. Apa aku harus panggilkan dokter?” tanya Luhan.
“Tidak usah. Kau belikan obat saja sana. Jadi setelah ia sadar kau bisa memberinya obat.” Ucap Kris menyarankan.
“Ide bagus! Ya sudah, sana.” Ucap Luhan.
“Sana apanya?” ucap Kris.
“Beli obatlah. Katamu beli obat.” Jawab Luhan.
“Aku menyuruhmu kenapa kau malah menyuruhku?! Sana! Aku malas sekali. Aku akan menunggunya.” Jawab Kris dan melirik Yeri.
“Tapi kau jangan macam-macam padanya. Jangan menggodanya!” perintah Luhan.
“Kau fikir aku tertarik padanya?!” tanya Kris.
“Hanya lelaki bodoh yang tidak tertarik padanya, Kris.” Sahut Luhan.
“Maksudmu aku bodoh?” tanya Kris.
“Entahlah.” Sahut Luhan dan pergi meninggalkan Kris.

Please Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang