“Chanyeol, bagaimana dengan kakimu? Masih terasa sakit?” tanya Suho.
“Tidak juga sih. Justru aku sangat tidak suka gips ini masih menempel di kakiku. Aku susah untuk berjalan.” Jelas Chanyeol.
“Kau pikir siapa yang akan suka memakai gips?” tanya Kai sinis.
“Siapa tahu kau suka supaya diperhatikan Krystal.” Sahut Chanyeol.
“Kenapa kita tidak ke rumah sakit saja? Kita periksa kaki Chanyeol. Siapa tahu dia sudah sembuh.” Usul Xiumin.
“Kau bodoh ya? Ini belum 2 bulan!” sahut Sehun.
“Ya apa salahnya mencoba?” balas Xiumin.
“Aku rasa itu tidak buruk. Bukankah lebih baik jika Chanyeol sembuh lebih cepat?” ucap Chen.
“Benar juga. Ayo kita ke rumah sakit. Emm, Luhan dan Kris kau di rumah saja. Kalian masih sakit kan?” ucap Suho.
“Baiklah. Aku di rumah saja. Chanyeol, good luck. Semoga hasilnya baik.” Ucap Luhan.
“Terima kasih hyung.” Jawab Chanyeol.
Mereka pun bersiap-siap. Setelah selesai, mereka pun bergegas berangkat.
“Hati-hati!” ucap Kris.
Mereka turun dan bertemu dengan Yeri yang sedang merapikan ruang tamu.
“Hei kalian mau kemana?” tanya Yeri.
“Kami mau memeriksa kaki Chanyeol. Siapa tahu sudah sembuh. Jika iya, mungkin gipsnya bisa dilepas.” Jelas Suho.
“Bisakah kalian menungguku? Aku akan ikut.” Pinta Yeri.
“Kau di rumah saja! Kenapa kau ingin ikut? Sudah di sini saja.” Jawab Chanyeol.
“Tapi kan-“
“Sudah kau di rumah saja, tugasmu banyak kan? Kris dan Luhan juga di rumah.” Jawab Baekhyun.
“Baiklah. Hati-hati ya, semoga hasilnya baik.” Ucap Yeri.
Mereka pun pergi ke luar dan menaiki mobil van EXO yang telah Suho panggil.
“Aku akan kembali dengan sehat, Yeri.” Batin Chanyeol.🌟🌟🌟
Luhan turun ke dapur karena lapar. Ia membuka kulkas dan mengambil buah apel. Ia duduk di meja makan dan memakan buah itu. Sedang asyik-asyiknya makan, Yeri lewat di depannya. Ia pun tersenyum dan bergegas ke Yeri.
“Selamat pagi bidadariku!” sapa Luhan dan mencolek hidung Yeri.
“Kau ini apa-apaan sih Luhan?!” jawab Yeri ketus.
“Kalem aja sih, pagi-pagi udah ngambek. Nanti cantiknya luntur loooh.” Goda Luhan.
“Luhaaaaan.”
“Iya sayaaaaangg??”
“Luhan!!”
“Iya, iyaa.. Jangan galak-galak dong”
“Emmm, kau mau sarapan apa? Kau belum sarapan kan?” tanya Yeri.
“Seadanya saja.”
“Berati kau makan ikan mentah dan sayuran mentah?”
“Yeriiiii, kau ini!” keluh Luhan.
“Hhaha, jika aku masak akan lama. Bagaimana kalau kita makan ramyeon saja? Aku juga lapar.” Saran Yeri dan ia tersenyum. Luhan pun terpesona.
“Setuju Yeri. Apapun yang kau lakukan, aku akan selalu setuju.” Ucap Luhan.
Yeri tidak menanggapi dan memasak 2 bungkus ramyeon instant. Setelah selesai, ia membawa 2 mangkuk ramyeon itu ke meja makan. Ia duduk di samping Luhan.
“Sarapan sudah siaaaap!!” sahut Yeri semangat.
“Yaaaaaay!!” sorak Luhan.
Mereka tersenyum dan sarapan bersama.
“Oh ya Luhan, bagaimana lukamu? Sudah sembuh?”
“Hoooo kau sangat perhatian sekali padaku, kau pasti menyukaiku ya?”
“Luhan, jangan lupa mangkuknya nanti kau makan ya, nanti mubadzir!” sahut Yeri ketus mendengar pertanyaan Luhan.
“Astaga Yeri, ada-ada saja kau ini.” Ucap Luhan.
“Aku serius, bagaimana lukamu?”
“Sudah baikan kok, tapi aku dan Kris sampai sekarang hanya diam-diaman.”
“Kenapa?”
“Dia mengkhianatiku, jadi mana mungkin aku bisa mudah memaafkannya.”
“Tapi kau akan memaafkannya kan?”
“Tentu.”
“Baguslah. Aku harap kau segera memaafkannya. Bagaimanapun juga kalian itu tim, kalian teman dekat bahkan kalian dekat dan berjuang bersama-sama sebelum kalian mengenalku. Jadi jangan hanya karena aku hubungan kalian pecah. Aku juga tidak suka jika kalian bertengkar karena aku.”
“Hooooo Yeri, lihatlah dirimu. Betapa manisnya kau!” ucap Luhan tersenyum dan mencubit pipi Yeri.
“Memang! Lagipula, semalam aku menolak Kris.” Jelas Yeri.
“Benarkah?!” teriak Luhan. Yeri mengangguk.
Luhan pun memeluk Yeri dari samping dengan erat dan menempalkan pipi kanannya pada pipi kiri Yeri.
“Terima kasih Yeri! Kau menolaknya karena aku kan?”
“Tentu!”
“Jadi kita pacaran?”
“Kau gila ya?”
“Kau bilang kau menolaknya karena aku.”
“Aku menolaknya karena supaya kau memaafkan dia. Jangan berlebihan Luhan.”
Luhan mem-poutkan bibirnya.
Setelah itu, mereka mencuci piring bersama. Segala tugas Yeri dibantu Luhan. Sementara Kris hanya tiduran dan menonton TV di kamar Chanyeol. Ia tak ingin mencari masalah lagi.
Tak terasa tugas-tugas Yeri telah selesai. Yeri dan Luhan pun duduk di sofa ruang tamu.
“Oh, aku lelah sekali.” Keluh Yeri.
Luhan pun bangkit dari duduknya dan pergi ke dapur. Ia mengambil sebotol kemasan jus jeruk dan memotong beberapa apel. Lalu mengantarkannya ke ruang tamu.
“Ini untuk tuan putri.” Ucap Luhan.
“Aigoo, terima kasih pelayan.” Balas Yeri santai. Luhan pun mem-poutkan bibirnya.
“Masak pelayan sih?? Kau pernah melihat pelayan setampan dan mempesona seperti aku ini? Aku ini pangeran.” Balas Luhan.
“Pangeran dari mana??” tanya Yeri.
“Dari hatimu.” Ucap Luhan
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Remember Me
FanfictionKisah seorang haters yang diam-diam mencintai salah satu member EXO