Part 3

534 63 3
                                    

Pengumuman untuk calon girlgroup yang akan didebutkan perusahaan tinggal menghitung jam. Yuna tiba-tiba terbangun di tengah malam, 9 jam sebelum pengumuman ditempel di papan pengumuman perusahaan. Rasa gugup menyerangnya.

Saat yuna mencoba memejamkan mata kembali, matanya seakan tidak sepakat dengan rasa lelah yang ia terima setelah berlatih seharian. Sejak hari audisi itu berlalu, yuna selalu menyibukkan diri sendiri dengan latihan tari.

Meski pengumuman mengatakan bahwa seseorang itu lolos menjadi bagian girlgroup, belum tentu orang itu selalu aman di posisiny. Bisa saja dia digantikan tanpa dia mengetahui apa kekurangannya. Yuna tidak ingin hal itu terjadi padanya. Dia tahu kelemahannya adalah di bidang tari. Saat audisi menjadi trainee, masalah itu sudah diangkat oleh juri audisi. Dan yuna berhasil meyakinkan para juri bahwa dia bisa berlatih dengan cepat. Sekarang adalah saatnya pembuktian untuk segala yang telah ia janjikan sebelumnya.

Akan ada audisi berikutnya yang berfokus pada tarian. Akan diberikan materi sebuah koreografi yang harus dipelajari dalam waktu cepat. Materi koreografi itu masih menjadi rahasia hingga setelah pengumuman dikeluarkan. Yuna harus membiasakan diri mempelajari materi koreografi dari grup-grup yang sudah terbentuk sebelumnya untuk memudahkan dia di proses selanjutnya.

Yuna mulai mengecek handphonenya saat dia menyerah untuk kembali tidur.  Rupanya ada pesan dari seokmin. Karena kelelahan yuna langsung tertidur saat sudah menyentuh kasur kesayangannya. Bahkan dia tidak sempat ganti baju atau cuci muka.

Sudah seminggu berlalu sejak kejadian seokmin memintanya untuk jadi pacarnya. Sejak itu pula, dia tidak pernah lagi bertemu seokmin. Kesibukannya setelah audisi semakin  bertambah mengingat dia harus lebih giat berlatih untuk bisa dengan cepat mempelajari koreografi suatu lagu.

"Kau sudah tidur?" Itulah yang setiap malam ditanyakan seokmin lewat pesan di handphone yuna. Dan yuna selalu membalas keesokan harinya karena ketiduran.

Tapi hari itu pesan seokmin nampak berbeda dari biasa.

"Aku akan menunggumu di taman kota jam 7 malam besok" begitu pesan seokmin yang diterima yuna.

Yuna mencerna perlahan pesan dari seokmin itu. "Apakah dia mengajakku berkencan?" Tanyanya dalam hati. "Besok berarti.." yuna melihat jam yang ada di hpnya. Ternyata jam sudah menunjukkan pukul 1. "Hari ini".

Bukannya membalas pesan seokmin, yuna malah pergi mengganti bajunya dan mencuci muka. Saat semua persiapan tidurnya terpenuhi, yuna tiduran sambil memainkan handphonenya untuk membalas pesan dari seokmin. Saat mulai mengetik pesan balasan, tiba-tiba rasa kantuk kembali menguasai diri yuna.

"Baiklah. Kita ketemu di taman jam 7 malam.." tapi belum sempat yuna memencet tombol kirim, yuna sudah tertidur kembali.

***
Pagi menjelang. Yuna bersiap untuk pergi ke perusahaan melihat pengumuman siapa yang akan terpilih untuk masuk ke proses selanjutnya. Hanya berbekal roti selai yang sudah disiapkan ibunya, yuna pergi tanpa sarapan dulu di rumah. Ia terlalu tegang untuk bisa makan dengan tenang di rumah.

"Apapun keputusannya, kau harus bisa menerimanya nak. Eomma menyayangimu" kata ibu yuna saat yuna pamit untuk pergi ke perusahaan. Ibu mengecup kedua pipi yuna sebelum membiarkan anak kesayangannya pergi.

"Iya eomma. Yuna juga sayang eomma. Yuna pergi dulu ya" balas yuna agak terburu-buru.

Saat sudah mencapai perusahaan, jam tangan yuna menunjukkan pukul 9.30. 30 menit sebelum pengumuman dikeluarkan.

NostalgiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang