Yuna terpaku memandang punggung soonyoung yang berjalan menjauhinya. Seluruh inderanya tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Rasa bersalah menghampirinya. Dia mulai mengingat permintaan seokmin sebelumnya di hari saat dia bertemu kembali dengan soonyoung, bahwa dia tidak akan berubah. Dugaan seokmin benar menjadi kenyataan. Seakan dia bisa meramalkan apa yang akan terjadi.
Gadis berzodiak libra itu berlari menuju kamar dan menghampiri ponselnya. Ada 2 nomor yang ada di pikirannya. Nomor eunha dan nomor seokmin. Dia tidak tahu siapa yang lebih baik dia telepon lebih dahulu untuk saat ini. Perasaannya begitu terguncang setelah soonyoung menciumnya tadi. Tak bisa dipungkiri, sebagian dari dirinya menikmati momen itu, tapi sebagian lagi menyalahkannya atas apa yang terjadi.
Setelah berpikir beberapa saat, yuna memutuskan untuk menghubungi sahabatnya. Karena dia tidak tahu apa yang harus dia katakan pada seokmin tentang kejadian hari itu.
"eunha ya" katanya dengan suara bergetar. "apakah kau sibuk?"
"hmm..." sebelum selesai eunha meneruskan jawabannya terdengar suara seorang lelaki dari ponsel yuna.
"kau menemuinya lagi?" selidik yuna
"yuna ya, aku telepon kau lagi nanti" potong eunha tiba-tiba lalu menutup teleponnya.
Yuna menghela nafas dengan sikap sahabatnya itu. Dia kesal kepada sahabatnya itu karena eunha tidak bisa menggunakan akal sehatnya dan meninggalkan pria yang sudah menyakiti hatinya itu. Tapi kemudian dia ingat kepada nasibnya sendiri yang juga tak jauh beda. Dia tetap tidak bias lepas dari bayang-bayang soonyoung, meski dia sudah melakukan apapun.
Tanpa sengaja matanya menangkap kertas yang ia tempelkan di tembok dekat meja belajarnya. "HARUS DEBUT TAHUN INI". Yuna kembali mengumpulkan visi misinya yang mengantarkannya hingga sejauh ini. Semua yang terjadi hari ini adalah kisah sampingan dari kisah debutnya kelak. Dia mencoba meyakinkan diri sendiri, bahwa apa yang terjadi hari ini, termasuk hubungannya dengan seokmin dan pertemuannya kembali dengan soonyoung adalah kisah sampingan dari kisah yang sebenarnya.
Apapun yang terjadi antara dia dengan soonyoung atau dia dengan seokmin bukanlah fokus utama hidupnya. Dia kembali membangun benteng agar tidak mudah teralih kepada hal-hal yang tidak penting untuk visi akhirnya.
Trrrrtttttrrr, tiba-tiba ponsel yuna bergetar.
"aku akan pulang hari ini. Dokter sudah memperbolehkanku pulang", tulis seokmin dalam pesannya di ponsel yuna.
"Tunggu aku, aku akan kesana. Jangan kemana-mana" balas yuna. Dengan segera ia bergegas bersiap-siap menuju rumah sakit. Dia sudah berjanji akan menjemput seokmin, saat seokmin keluar dari rumah sakit.
Sebelum berangkat, dia kembali menghadap ke kaca yang ada di kamarnya. "aku harus menceritakan semuanya kepada seokmin." Gumamnya sebelum akhirnya berari menuju stasiun terdekat.
***
seokmin membereskan semua barang-barangnya sebelum keluar dari rumah sakit. Hingga balasan pesan dari yuna menghentikannya. Senyum terkembang di bibirnya, kemudian dia mulai mengeluarkan semua barang-barangnya kembali dan berpura-pura bahwa dia belum siap untuk pulang hingga yuna datang.
Baru kali ini yuna membalas cepat pesan darinya. Entah kenapa hal kecil itu bisa membuatnya sangat bahagia. Pada awalnya dia hanya ingin memberi kabar pada Yuna bahwa dia akan pulang. Dia sama sekali tidak berharap yuna akan datang dan mereka bisa bersama setelah itu. Meski sebelumnya Yuna sudah berjanji akan menjemputnya, hingga sebelum hari itu tiba, Yuna tidak pernah memenuhi janjinya saat mereka membuat janji untuk bertemu.
Setelah mengeluarkan semua barang-barangnya, dia kembali merebah ke tempat tidur dan menyelimuti dirinya sendiri dengan selimut rumah sakit. Beberapa saat kemudian perawat datang dan bingung karena seokmin belum bersiap-siap untuk pergi. "Bukannya dokter sudah memperbolehkanmu pulang hari ini?" tanya perawat yang bersiap membereskan kamar tidur seokmin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nostalgia
FanficAku pernah memilikimu. Tapi sekarang tak lagi. Kau miliknya, dan aku pun sudah jadi milik yang lain. Tapi jika kau hadir kembali di hidupku, apa yang harus kulakukan?