THE LOVE MONKEY [LENGKAP]

Bersemi

Pagi ini, aku tidak dapat bangun pagi, mungkin karna aku lelah. Tepat saat aku memejamkan mataku kembali,

"Maaf Chara, ini sudah pagi."

Suara itu mengingatkan aku tentang masalalu ku bersama Dragon. Perlahan aku membuka mataku kembali, dan pandanganku jatuh tepat di pintu tenda.

"Apa, anda sudah bangun? Jika sudah saya akan menemani anda ke MCK."

"What?"

"Ah, tidak maksudnya saya hanya mengantarkan saja."

"Oalah, baiklah. Ayo." Jawabku lirih yang tak sadar bahwa aku menarik tangan Taksa.

~~~~~~~~~

"Silahkan di sebelah sana MCKnya."

"Haish, iya."

Saat aku melangkahkan kaki masuk kedalam MCK itu tepat dibawah kakiku ada,

"Arghh....ularrrr."

"Hey, sebentar aku akan kesana. Kau jangan bergerak, jika kau bergerak ular itu akan mematuk kamu."

"Iya cepetan letnan Taksaaa."

"Wait.."

Taksa yang cemas langsung menaruh pistolnya, dan mendekatiku secara perlahan.
Taksa pun menangkap ular itu pelan-pelan, tapi apa yang terjadi?!

"Argh.." teriak Taksa.

"Taksa!!!" Ujarku sambil melempar ular yang sudah melilit kaki Taksa.

"Taksa, kau tak apa?" Tanyaku.

"Apa kau bawa handuk?"

"Bawa, sebentar. Mau kau buat apa?"

"Kau ini guru. Tak tau pertolongan pertamakah?!"

"Haish, aku lupa. Mana sini kakimu." Ujarku sambil mengikat handuk itu pada kaki Taksa agar racunnya tidak menyebar.

"Yasudah, ayo aku tuntun ke puskesmas."

"Tidak usah, aku ini letnan apa aku tak punya daya. Ini cuma luka kecil! Sepele!"

"Kau yakin? Yasudah sana jalan sendiri."

Disaat Taksa hendak berdiri ia kembali mengerang kesakitan.

"Argh.." serunya beriringan dengan tubuhnya yang jatuh kembali.

"Tuh kan apa kubilang? Sudah ayo! Segala pake gengsi sih! Brigadir, komandan, bahkan Jenderal pun akan mengerang kesakitan! Cepat biar aku tuntun."

"Kamu bisa jadi mak-mak kosan ya."

"Apa sih. Cepat. Mana tanganmu."

~~~~~~~~

Malam ini aku tidak bisa dijagain oleh letnan Taksa, karna ia sedang bermalam di puskesmas. Ya kalian bisa tau, karna gengsinya itu penyebab menjadi lebih fatal. Ah sudahlah.

Pagi pun tiba.

"Hai mak-mak kosan!"

"Udah sembuh nih ceritanya? Gimana gengsimu itu bisa menyembuhkanmu? Tukang gengsi!"