MANTANKU TEMPERAMEN
Prilly Asyifa
Zabib Ali Zubair
Juanda Al Jakartawi
"Pril.. lo mau kan jadi cewek gue?" What?! Gue di tembak oei... Si Juanda nembak gue.. OMG...kakak kelas gue yang lumayan ganteng itu nembak gue pagi ini. Mimpi apa gue semalam? Uuh... selama ini gue cuma bisa berkhayal untuk bisa dekat dengan dia eh.. eh.. ternyata ini nyata... wohhoooo... senangnya hatiku... hilang panas demamku... apaan sih gue malah nyanyi lagu iklan obat penurun panas.
"Gue nggak salah dengar kan kak?" Juan tersenyum saaangat manis.
"Nggaklah Pril. Beneran gue nembak lo sekarang. Lo mau jadi cewek gue kan?"
Aduuh... jangan sia-siain kesempatan emas ini Pril... kapan lagi sang kakak kelas pujaan hati nembak lo..? Ah, tapi gue harus minta pendapat Ali dulu nih..
"Emm.. maaf kak bukannya gue nolak ya.. tapii.. gue minta waktu dua hari gimana?"
"It's okey.. Gue harap sih jawabannya nanti nggak mengecewakan."
"Makasih kak.. ya udah gue masuk kelas dulu yaa.. dadah..." Gue tersenyum dan melambaikan tangan pada Juan.
"Dadah cantiik..." Apa tadi dia manggil gue cantik? Aduh... memanas nih pipi gue, pasti sekarang merana deh *eh merona maksudnya..
"Aliii..." Teriak gue ketika sampai depan pintu kelas. Gue melihat Ali hampir duduk di kursinya.
"Apaan sih Pril teriak-teriak?"
"Ali... Ali lo harus dengerin gue.. dengerin gue oke..." Gue langsung naruh tas di atas meja gue yang emang ada di sebelah meja Ali.
"Lo tau..."
"Nggak.."
"Iiihhh... Aliii... gue belum cerita kali." Menyebalkan nih Ali, main potong omongan gue aja.
"Ya udah apa?"
"Gue di tembak Juan. Lo tau Juan kan kakak kelas kita?" Ucap gue penuh kehebohan.
"Li... Aliii... lo dengerin gue gak sih?" Gue goyangin lengan tangan kanan dia yang sedang sibuk menulis.
"Lo apaan sih Pril? Kecoret kan ini?" Protes Ali karena tulisannya jadi tercoret.
"Habisnya lo nggak dengerin cerita gue..." Gue mulai merajuk manja padanya.
"Iya denger kok."
"Kok lo nggak ngasih tanggapan apa gitu?" Ia masih meneruskan menulisnya setelah menghapus coretan yang ada di bukunya.
"Ya terserah lo lah.. kan lo yang jalanin."
"Eh, tapi gue minta pendapat lo. Gimana, sebaiknya gue terima gak nih kak Juan?"
"Terserah lo Priiill...."
"Jangan gitu dong Li... Lo kan sahabat baik gue dari kecil makanya gue minta pendapat lo."
"Emang pendapat gue penting ya bagi lo?" Nah, dia baru balikin badannya dan mendongakkan kepalanya ke arah gue yang berdiri di samping kanannya.
"Ya pentinglah.."
"Kenapa?"
"Emmm... itu karena... karena... ah, pokoknya pendapat lo itu penting bagi gue." Gue bingung jadi asal jawab aja deh, yang penting dia nggak curiga.
"Terus kalau misalnya gue suruh lo untuk nolak, gimana? Mau?"
"Yeeee kok di tolak sih Li? Kan lo tau gue beberapa bulan lalu baru putus sama Nizar, gara-gara ketahuan guru kelayapan sama dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
The One
Short StoryKamulah satu-satunya. Satu-satunya yang aku sayang, aku rindu, aku cinta. Hanya kamu satu cintaku. Kumpulan cerpen yang suatu saat akan dibuat versi panjangnya) 😁