35

12.6K 2.4K 324
                                    

"J-Jungkook?" tanyanya dengan mata membulat sempurna -terkejut. "Ba-bagaimana bisa? Kau- kau terendam di- kau sudah mati!" serunya.

Jungkook menyeringai. "Aktingku lumayan bagus kan, Hyung?" tanyanya.

Seokjin menatap Jungkook dan Luna secara bergantian dengan bingung. "Sebenarnya apa ini?! Apa-apaan semua ini?!"

"Kami berdua adalah orang di balik semua ini," jawab Jungkook. "Kami merencanakan semuanya, teror dan pembunuhan ini,"

"Kenapa, Jungkook?! Kenapa?! Aku hyung-mu, kau ingat?! Mereka semua hyung-mu!"

"Kalian memang baik padaku. Tapi aku benci kalian semua,"

"Kenapa... apa salah kami..."

Jungkook berjalan mendekati Luna. Tangannya meraih puncak kepala gadis itu, lalu mengelusnya lembut. "Kalian telah menyakiti orang yang kucintai,"

Seokjin mengerutkan dahi. Ia menatap kedua orang itu tidak mengerti. "Apa...?"

"Aku mencintai gadis ini, Hyung, sejak pertama kali aku melihatnya. Kau pikir karena apa aku selalu mengiyakan tawaranmu untuk pergi ke bar ini padahal aku sama sekali tidak suka minum?"

"Jungkook... kenapa kau tidak..."

"Memberitahumu?" Jungkook tertawa. "Aku telah memberitahumu, bodoh. Namun kau terlalu mabuk untuk mendengarnya. Kau, Hoseok, Namjoon, Jimin, Yoongi dan Taehyung, kalian terlalu mabuk untuk memperhatikan ceritaku!"

Seokjin terdiam. Ia tidak mampu berkata-kata lagi. Segala rasa ketidakpercayaannya benar-benar memuncak hingga membuat lidahnya kelu.

"Kau tahu betapa muaknya aku berada di antara kalian yang telah memperkosa orang yang kucintai dan harus berakting layaknya tidak ada apa-apa?" Jungkook mendengus. "Aku benar-benar muak,"

Tangan Jungkook kini berpindah mendekati tangan Luna. Dengan cepat, ia mengambil pistol yang ada di pegangan gadis itu. Lantas mengarahkannya ke Seokjin, siap untuk menembaknya.

Namun sebelum Jungkook berhasil melakukan aksinya, Luna sudah berseru, "Tidak, Jungkook!" sambil memegangi tangan Jungkook, berusaha mencegahnya untuk membunuh Seokjin.

Jungkook menatapnya. "Noona, kau tahu betapa aku mencintaimu. Pria ini telah menyakitimu. Biarkan aku membalas luka yang telah ia berikan padamu," katanya.

"Tidak, Jungkook, tidak," Luna menggeleng-gelengkan kepalanya. "Jangan bunuh dia,"

Jungkook tertegun. "Kenapa?" tanyanya.

Luna tidak langsung menjawab. Ia menundukkan kepalanya. Lalu kembali menatap Jungkook. "Aku mencintainya," katanya lirih.

Jungkook mengerutkan dahinya. "Tapi kau mengatakan bahwa kau mencintaiku," balasnya.

Luna menelan ludah. "Aku-"

"Ia dan teman-temannya telah memperkosamu, kau ingat?! Kita telah merencanakan semua ini sejak lama agar kau bisa balas dendam!" seru Jungkook padanya.

"Maafkan aku, Jungkook, aku tidak bisa membohongi perasaanku," hanya itu yang berhasil terlontar dari bibir Luna.

"Jadi kau berbohong," ujar Jungkook dingin. Matanya meneliti ekspresi Luna. "Kau tidak sungguh-sungguh mencintaiku. Kau hanya memanfaatkanku. Aku hanya alatmu agar kau dapat mengetahui segala informasi tentang orang ini. Iya, kan?"

Luna berusaha meraih tangan Jungkook. "Jungkook, aku tahu aku salah. Tapi aku-"

"Aku muak dengan semua kebohongan ini,"

Dor!

liesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang