28

12.2K 2.5K 18
                                    

Tidak banyak yang berubah dari bar itu. Meja-meja, kursi-kursi, beberapa sofa, meja bartender. Semuanya masih berada di tempat yang sama seperti terakhir kali ia ke sana. Hanya saja, tempat itu kini benar-benar mati. Tidak ada cahaya lampu warna-warni, tidak ada musik yang mengalun, tidak ada siapapun. Hanya debu, bau lembab, dan keheningan.

Seokjin tidak percaya ia akan masuk ke tempat ini lagi. Ketakutan masih mengurungnya, mengiringi setiap langkahnya. Matanya menyapu ruangan utama tempat itu, berusaha mencari sosok temannya. Tak ada siapapun di sana.

"Taehyung?" panggil Seokjin dengan suara tertahan.

Helaan napas kasar terdengar darinya. Ia ingat betul Taehyung mengiriminya pesan, mengatakan bahwa ia ada di dalam bar. Jujur saja, Seokjin tak habis pikir akan apa yang Taehyung lakukan di tempat ini. Namun tetap saja, ia mengindahkan pesan itu dengan masuk ke bar.

Pistol itu masih berada di tangan kanannya. Sedangkan ponsel di tangan kirinya. Dengan bantuan flashlight ponsel itu, ia kembali menyapu ruangan itu.

"Taehyung, dimana ka-"

Seokjin tak melanjutkan perkataannya. Indra pendengarnya merasakan sesuatu. Suara. Tidak terlalu keras. Namun ia dapat mendengarnya. Keheningan di sana membuat suara itu terdengar jelas.

Ia melangkah perlahan, namun tetap waspada. Pistolnya ia genggam semakin erat. Suara itu berasal dari satu kamar yang ada di sana. Dan dengan menatap pintunya saja sudah berhasil membuat sekujur roma Seokjin berdiri.

liesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang