[RUANG OSIS]
Setibanya di ruang kecil, tetapi tidak terlalu kecil Felicya memantapkan langkahyanya untuk mengetuk pintu berwarna biru tersebut. Terdengar samar suara orang yang sangat ia kenali;
"Ayo semangat!" ucap Ardi si ketua OSIS
Lah baru dateng udah mau mulai aja. batin Feli
"Lo dari mana aja Felicya Artamevia? Kesiangan? Bus yang lu tumpangin mogok? Atau ganiat sekolah?" sindir Ardi ketus
Sial.
"Enak aja gue niat lah, kalo gue gak niat gak bakalan bangun tau gak, gue ini kesiangan plus bus yang gua tunggu lama." tepis Felicya
“Alasan!” balas Ardi penuh penekanan.
Shit gue kira dia beneran marah. batin Feli.
“Gue kira lo beneran marah,” kata Felicya
“Hahaha ya enggak lah, gua marahin lo nya nanti aja abis acara ini selesai,” jawab Ardi
Felicya seraya memutar bola mata nya malas. “Oh iya tugas lo apa Fel? Dokumentasi ya?” tanya Ardi
“Iya, kenapa emang?”
Walaupun Ardi kakak kelasnya, Felicya tidak sekalipun memanggil Ardi dengan embel-embel 'kak' gak sopan memang, tetapi menurutnya lebih asik langsung memanggil nama dari pada menggunakan embel-embel 'kak'.
“Ada perubahan tugas, jadi setiap peserta yang abis lomba lo wawancarain kesan dan pesan sama kritik dan saran buat acara ini,” jelas Ardi
“Kok gue gak tau ya?” Felicya mengernyit bingung.
“Lo telat sih.”
“Yaudah iya itumah gampang wawancarain doang,” jawab Feli
“Awas aja lo ya sampe gak—”
“Iya gue paham Ardi!” potong Feli
“Yaudah sana kerjain tugas lo.”
“Bawel!”
Tepat pukul delapan pagi siswa-siswi SMA Nusa Bangsa pun sudah berkumpul dan MC pun sudah membuka acara nya. Acara nya sangat meriah karena juga mengundang sekolah lain. Delapan lebuh tiga puluh menit pertandingan basket pun dimulai kali ini SMA Proklamasi vs SMA Nusa Bangsa. Para suporter sudah menyanyikan yel-yel kebanggaan. Kecuali Felicya dia sama sekali tidak tertarik dengan pertandingan tersebut.
Karena bosan ia lebih memilih duduk sendirian di kantin yang sepi, menyisakan beberapa siswa dan Ibu kantin saja.
“Feli lo kok disini? Disana kan lagi ada pertandingan basket,” tanya Ina seraya menunjuk lapangan tempat berlangsungnya pertandingan.
Felicya mendongak, “Gue males kesana,” jawab Feli seraya mendengak es yang dibelinya tadi.
“Tapi lo kan—”
“Tenang, udah gue fotoin semua,” jawab Feli tersenyum dengan wajah sok imutnya
Ina merupakan kakak kelas Feli, pasti kalian nanya kenapa Feli manggil Ina dengan sebutan 'kak' sedangkan memanggil Ardi hanya menggunakan nama saja.
Ya, Feli termasuk cewek yang 'takut kakak kelas' emm ralat-- lebih tepatnya 'gak mau berususan sama kakak kelas' menurutnya kakak kelas cewek itu ribet. Kalau dia gak manggil dengan sebutan kak nanti malah jadi urusan yang rumit. Tapi itu menurut dia, serterah kamu setuju atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Kelas-ku [COMPLETED]
Teen FictionTOP #2 IN ROMANCE REMAJA A/N: Proses revisi dan di private untuk sementara waktu di bab-bab secara acak, kalau ingin baca silahkan follow dulu, terimakasih. ***** Berawal dari seorang gadis yang menahan rasa malunya menemui kakak kelas yang most wan...