"Karena dari mata ya, turun nya ke hati."
****
Itu Alwan kakak kelasnya.
Alwan menyapa Feli yang terlihat lelah."Eh lo nunggu apa disini?" tanya Alwan.
"Nunggu pesawat, ya nunggu bus lah udah tau ini halte," jawabnya ketus
"Weits santai."
"Gak bisa santai kalau sama lo mah," jawab Feli sengit
Alwan tertawa kecil, "Lo lucu."
Dibalas Feli dengan putaran bola matanya malas. "Lo dendam bgt kayanya ya sama gue?" tanya Alwan
"Ya emang! Gara-gara nungguin lo kerjaan gue jadi berantakan. Harus nya tuh lo ngomong dari aw--"
Jari telunjuk Alwan langsung membekap mulut Felicya membentuk angka satu.
"Gak usah banyak ngomong ini hujan nya udah mulai reda, lo mau gue anterin pulang? Ini udah hampir malam loh," potong Alwan.
Tanpa Feli sadari, pipinya memerah lebih tepatnya seperti kepiting rebus.
"Lo itu suka banget motong pembicaraan orang." jawab Feli
"Lo mau bareng ga? Kalo gak mau gue cabut." tanya Alwan sekali lagi
"Gak." jawab Feli singkat padat jelas
"Yaudah lagian jam-jam segini tuh bus udah gak ada,"
"Bye hati-hati loh banyak-- ya you know lah." sambung Alwan menakuti Feli
"Gak takut." jawabnya dengan malas
Sejujurnya Felicya takut sama yaang namanya 'makhluk gaib' tapi dia bersikap cool seolah-olah tidak takut akan makhluk yang katanya seram itu.
Pergi nya Alwan membuat Feli tambah takut ditambah hari sudah mulai gelap, ia pun tak henti--henti nya meracau.
"Harusnya jadi cowok tuh peka sedikit, dibujuk kek gue, dirayu kek, lah ini malah ditakutin plus ditinggalin dasar cowok." racau Feli seraya memegangi bahunya karena kedinginan.
"Gue gak mungkinlah ninggalin lo sendiri disini, apalagi lo perempuan gila kali gue," ucap seseorang yang suaranya Feli kenali
Lagi-lagi Alwan.
"Astaga gue kaget." reaksi Feli sembari memegang dadanya
"Ayo naik."
"Lho kok lo udah di motor aja?!" tanya Feli kaget
"Udah ayo buruan nanti hujan lagi."
"Eh iya-iya.."
Sepanjang perjalanan hanya keheningan yang menyelimuti, hingga akhirnya salah satu dari mereka pun membuka suara
"Oh iya nama lo siapa?" tanya Alwan
"Gue?"
"Ya iyalah, gue Alwan anak kelas sebelas B."
"Feli." jawab Feli. "Felicya, sepuluh A."
Alwan memangguk paham, "Rumah lo dimana?" ucapnya merubah topik pembicaraan
"Jl. Merpati di sana, dikit lagi sampai ko." jawab Feli
Sepuluh menit berlalu, Feli sampai di rumah dengan selamat. Bersama dengan seorang laki-laki yang berstatus kakak kelasnya.
Feli melompat dari motor milik Alwan, "Masuk dulu?"
Alwan menggeleng pelan. "Gak usah. Duluan ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Kelas-ku [COMPLETED]
Teen FictionTOP #2 IN ROMANCE REMAJA A/N: Proses revisi dan di private untuk sementara waktu di bab-bab secara acak, kalau ingin baca silahkan follow dulu, terimakasih. ***** Berawal dari seorang gadis yang menahan rasa malunya menemui kakak kelas yang most wan...