"Karena gue pengen bareng-bareng terus sama lo." -Alwan****
FELICYA yang sudah terbiasa dengan suasana kelas yang ribut, tidak mendapat sama sekali gangguan telinga ketika mendengar Hikal atau pun Bayu berteriak karena kalah bermain games.
Berbeda halnya dengan Nisa, teman sebangku dari Felicya, ia merasa risih dengan teriakan demi teriakan yang dilontarkan Hikal dan Bayu. "BERISIK LO!"
"Makanya ikutan main games sama abang, biar tau rasanya main games. Seruuu tau." ucap Bayu seraya mengedipkan matanya
Nisa memutar bola matanya malas, ia malas jika harus berdebat dengan Bayu yang memang susah untuk diajak berdebat. Toh, yang akan menang juga dia-dia juga, pembela nya banyak makanya menang.
Mengambil sesuatu didalam tasnya, mengeluarkan earphone berwarna biru muda lalu menyumpal alat pendengarannya dengan earphonen tersebut, kegiatan yang wajib dilakukan Nisa jika tidak ada guru.
Mendengarkan lagu yang terus-terusan diputar, "Nisa."
Panggilan dari Felicya dihiraukan oleh Nisa yang tidak dengar karena Nisa selalu mendengarkan lagu dengan volume yang tinggi. Sembari bersenandung ria, "Nisa." Felicya mencoba sekali lagi.
Kembali tak ada jawaban, karena kesal Feli membuka paksa earphone yang disangkutkan ke telinga Nisa.
"Ck, apa sih?!" tanya Nisa dengan nada kesal
"Lo gue panggilin dari tadi!"
"Iya udah, apaan?"
"Temenin kantin yuk,"
"Gak." jawab Nisa singkat, padat, dan jelas
Feli memutar bola matanya malas, "Nyesel gue ngomong sama lo, buang-buang waktu satu menit tau gak!."
Nisa tak membalas, ia menyumpal kembali earphone nya, dan kembali bernyanyi-nyanyi kecil.
Dengan terpaksa, Feli pergi menuju kantin sendirian. Hal ini sudah biasa ia lakukan ketika tidak ada guru, padahal sebelum berangkat sekolah, Feli sudah sarapan terlebih dahulu, benar-benar 'perut karung'.
Melewati koridor sekolah yang sepi karena ini memang jam pelajaran, ada Bu Dena dimeja piket, tanpa rasa takut sekali pun Feli melewati Bu Dena begitu saja.
"Hei kamu.. mau kemana?" tanya guru tersebut
Felicya menoleh, "Kamar mandi Bu."
"Kamu berani sendirian?"
"Berani dong, Bu."
"Ya sudah, cepat sana."
Felicya mengangguk setelah sebelumnya mencium tangan Bu Dena dengan sopan, lalu berjalan kembali melewati kelas XIa yang pintu nya ditutup rapat. Lagi belajar mungkin batin Feli
Kantin sepi hanya ada beberapa siswa yang membeli minum karena sedang berolahraga, namun matanya sempat melihat penyusup disana. Berpakaian putih-abu dan tidak memakai baju olahraga.
Dugaannya benar, penyusup itu adalah Alwan bersama dengan kedua temannya, Reza dan Ari. Bukannya belajar, mereka malah sedang asyik menyantap nasi uduk Bu kantin yang terkenal enak tersebut.
Ari melihat keberadaan Feli yang sedang menatap kearahnya dengan tatapan melongo, "Wan ada Feli tuh." ucap Ari menunjukan keberadaan Feli menggunakan dagunya.
"Bohong lo! Sekarang kan jam pelajaran." balas Alwan tanpa menoleh sedikit pun
Reza yang penarasan menoleh kearah yang ditunjukan Ari, "Eh.. Fel sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Kelas-ku [COMPLETED]
Teen FictionTOP #2 IN ROMANCE REMAJA A/N: Proses revisi dan di private untuk sementara waktu di bab-bab secara acak, kalau ingin baca silahkan follow dulu, terimakasih. ***** Berawal dari seorang gadis yang menahan rasa malunya menemui kakak kelas yang most wan...