Tangis kesedihan memenuhi kesibukkan kota Jakarta. Terutama untuk bandara yang sangat ramai akan hiruk-pikuk, masyarakatnya seakan-akan enggan untuk beristirahat.
Disinilah Felicya, bersama dengan teman terbaiknya Nisa. Dulu yang sering bahu-membahu, tertawa bersama, dan sekarang menangis bersama.
Bukan tanpa sebab mereka seperti itu. Tiga puluh menit yang akan datang adalah pertemuan terakhirnya dengan Felicya si gadis ceria namun dingin secara bersamaan.
Felicya akan meninggalkan ibukota Indonesia ini lalu memilih untuk melanjutkan sekolahnya di negeri orang. Ya, tentunya dengan mengikuti kemauan orangtuanya yang meminta untuk dirinya ikut serta dalam pindah kali ini.
Nisa menyeka airmatanya dengan punggung tangan yang dipenuhi dengan pernak-pernik Korea lalu menatap Felicya sendu. Ini tidak pernah ia bayangkan sebelumnya, perpisahan.
"Lo baik-baik disana ya Fel, gue selalu nunggu lo balik lagi kesini dan kita ngabisin waktu selama mungkin," ujar Nisa yang membuat airmata Felicya turun semakin deras.
"Lo yang terbaik," balasnya pelan---nyaris tanpa suara.
Tangisnya semakin pecah ketika suara dari speaker yang mengumumkan jadwal penerbangan hari ini akan tiba sepuluh menit lagi. Tak terasa, waktu berjalan begitu cepat.
"Gue percaya lo bakal balik lagi kesini nemuin gue dan yang lainnya Fel, suatu saat nanti yang entah kapan akan terjadi. Gue harap, bisa secepatnya." Nisa memeluk gadis yang lebih tinggi darinya sekilas lalu tersenyum hangat. "Jangan sampai kita lostcontact ya kutu!"
Felicya tersenyum sedikit. Menurutnya ini seperti akan berpisah selamanya, memang terlalu berlebihan namun beginilah yang ia rasakan. "Sampai ketemu di tahun-tahun yang akan datang fangirl yang cuman modal kuota!"
Gadis itu mengerjapkan matanya berusaha menahan tangis yang akan keluar sebentar lagi. Kenangan itu selalu berusaha menyeruak masuk ke dalam memori ingatannya.
Jika diingat-ingat, perpisahannya dengan Nisa sudah berjalan satu tahun dan dia belum sama sekali bertemu dengan Nisa. Jangankan bertemu, bertegur sapa melalui media sosial saja belum.
Mereka kehilangan kontak setelah Felicya kehilangan ponselnya di tengah keramaian kota besar saat itu. Namun setelah membeli ponsel yang baru, ia tidak menemukan salah satu account milik sahabatnya itu.
Padahal seperti yang sudah diketahui, Nisa adalah gadis yang up to date sangat tak mungkin jika tidak mempunyai salah satu sosial media yang tersebar luas sekarang.
Felicya melangkahkan kakinya penuh percaya diri ketika sudah berhasil menginjakkan kaki di negeri kangguru ini.
Yeah, welcome to Australia!
Penampilannya yang sangat fashionable mungkin dari sebagian orang terdekat Felicya dulu merasa ada yang aneh dengan dirinya.
Rambut sebahu dengan percikan warna biru, kaki jenjangnya bak pramugari, mata indahnya yang sama sekali tidak mengenakan lensa kotak. Semuanya alami, ada dalam dirinya.
Felicya mengeratkan mantelnya, berhubung sekarang di negara empat musim ini sedang mengalami musim semi dimana banyaknya daun yang berguguran akibat angin yang menyejukan.
Pemandangan yang mungkin di negara asalnya ada, namun Felicya sendiri tak pernah mengunjunginya. Seketika rambutnya bertebrangan mengikuti arah angin. Senyuman termanis ia keluarkan setiap kali ada yang memperhatikannya.
Memandangi setiap inci dari seorang gadis kecil yang sangat cantik adalah kebiasaannya akhir-akhir ini. Berhubung gadis yang dimaksud sering kali mengunjungi taman yang juga Felicya sering kunjungi.
Jika dilihat sekilas, mungkin akan terlihat biasa saja. Namun jika diteliti lebih dalam kalian akan menemukan yang juga Felicya temukan. Gadis tanpa tangan dan kaki.
Hatinya terenyuh setiap kali menemukan seseorang yang kurang beruntung. Ia selalu membayangkan jika orang tersebut adalah dirinya. Mungkin ia akan meminta kematian datang lebih cepat.
"The girl again?"
Felicya menoleh diiringi senyuman tipis. Suara berat dari sang pemilik membuat hatinya sedikit meledak seperti kembang api pada malam tahun baru. "As you see," katanya.
"Kau tahu, kau adalah gadis yang berhati baik. Seumur-umur ini adalah pertama kalinya aku bertemu dengan gadis seperti dirimu," sahut orang tersebut.
Felicya tersenyum. "You excessive, Samuel."
Pria dengan suara berat itu bernama Samuel. Pria bermata biru dengan lengkungan indah di bagian matanya. Hidung lancip bak mainan anak kecil di taman bermain. Rambutnya yang hitam pekat membuat kharismanya bertambah drastis.
Setahun belakangan hanya Samuel yang dikenal Felicya. Pria kelahiran Melbourne ini seperti mempunyai daya tarik sendiri sehingga Felicya mempercayai dirinya.
"And that's what makes me love you," lirih Samuel.
"What?"
"Nothing," balas Samuel diselingi dengan tawa sejenak. Ia tahu kalau Felicya itu mendengar ucapannya.
Kembali hening. Objek yang menarik perhatian Felicya sendiri masih bergelut dengan pencil dan beberapa krayon warna-warni. Percaya atau tidak, Tuhan tak mungkin meninggalkan gadis itu tanpa bakat mendiami dirinya. Ya, dan bakatnya adalah menggambar sketsa.
Walaupun Felicya sendiri tak tahu bagaimana hasil gambarnya, tapi ia percaya kalau hasilnya sangat memuaskan. "Kau masih ingin disini?" Suara itu membuatnya menoleh.
Menurut Felicya, Samuel itu sempurna. Apalagi disaat-saat seperti ini. Rambutnya dibiarkan terhembus angin, wajahnya yang segar dengan bibirnya yang merah alami. "Menurutmu? Aku sangat senang berada disini tapi tugasku meminta untuk dikerjakan."
"Kalau begitu, ayo kita kerjakan bersama." Samuel mengangkat tubuhnya sembari merenggangkan telapak tangannya---guna Felicya bisa menggenggamnya.
"Itu permintaan atau ada maksud lain? Tumben sekali kau menawarkan itu," ucap Felicya.
"Ya mungkin kita akan menonton film terlebih dahulu di laptopku, kau tahu alurnya benar-benar sempurna. Aku jadi penasaran karenanya."
"Dasar!"
****
Kalian bisa nebak sendiri gimana nantinya bukan? Udah ada bayangan?
Sengaja settingannya di:
-Indonesia
-AustraliaKarena itu adalah negara favorite saya pribadi😂 wah ingin rasanya menginjakkan kaki disana /byk bacot/
Itu masih pertengahan cerita yaaa, untuk awal-awal cerita nda seperti itu ehe. Pemain dan sebagainya berubah seratus persen, begitu juga dengan alur-alurnya.
Inget, ini kehidupan dewasa Felicya. Doi bukan anak SMA yang labil lagi. Buat yang nanya, tetep ada Alwannya gak? Pasti ada, karena tokoh utama tuh dia sama Felicya. Tapi Alwan akan muncul mungkin di pertengahan cerita.
Btw, selamat 10K pembaca! Woah, tercyduck daku. Senang. Makasih ya semua😘
Akhir kata, selamat menunggu sequel publish!
*jangan lupa baca cerita yang lain sembari menunggu, bcs menunggu itu gak enak kan?:')*
Regards,
-Agust D
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Kelas-ku [COMPLETED]
Teen FictionTOP #2 IN ROMANCE REMAJA A/N: Proses revisi dan di private untuk sementara waktu di bab-bab secara acak, kalau ingin baca silahkan follow dulu, terimakasih. ***** Berawal dari seorang gadis yang menahan rasa malunya menemui kakak kelas yang most wan...