12^ Envy(?)

2.1K 258 15
                                    

Siang ini masih sama seperti siang kemarin. Mungkin bagi sebagian besar siswa menjadi siang yang memuakkan dan mungkin juga menjadi awal kemerdekaan dari penjajahan pelajaran. Semua pengajar di CIHS --> Chatrium International High School sedang merapatkan suatu hal. Entahlah, apa yang para ssaem itu bicarakan hingga menganggurkan siswa siswinya.

Line

Getaran diponselnya membuat Joy mengalihkan fokus dari novel teenfiction yang ia baca. Menaruh novel itu lalu menutupnya di atas meja.

Naeyyyo_on
Joy, aku di uks kalo kamu mau kesini sekalian belikan aku bubur ayam. Aku lapar. Oke ^^
Read 12.37

SooJoy
Ya ya ya
Nyonya muda Naeyon
Read 12.39

Setelah membalas sekenanya, Joy memutuskan ke kantin setelah ada permusuhan batin antara ingin mengguyur Naeyon yang sejak setengah jam yang lalu ijin ke uks atau menuruti permintaan sahabat satu satunya itu.

Joy melangkahkan kaki ke kantin. Ketika melewati koridor kelas dua, pandangannya seketika terfokus oleh banyak siswa yang mengerubungi lapangan tengah. Sekedar informasi saja, koridor ini ada jendela kaca yang langsung mengarah ke lapangan.

Ia menghentikan langkah, mendekat ke kaca jendela sembari menatap keramaian disana.

"Ck!" decak Joy sambil tangan bersidekap. "Si alien itu lagi ternyata. Apa sih yang para gadis liat dari dia? Hah? Masih tampanan juga Joong Ki oppa, Hanbin oppa, Taeyong sun-.. Omo!"

Tanpa Joy sadari sebuah tangan besar mendarat di pundaknya. Joy tersentak kaget sampai mengelus dada. Lalu berbalik menghadap sangan pelaku pembunuhan secara perlahan itu.

"Kyaaa Sung Jahe. Kau memang setan," semprot Joy dengan nada bicara naik tiga oktaf, mungkin. Bukannya minta maaf atau apa, Sung Jae malah nyengir tidak jelas sambil tangan dimasukkan ke saku celana.

"Apa yang kau lihat? Eoh? Sampai sampai terkejut aku sapa begitu saja."

"Menyapa? Seperti tadi kau bilang menyapa?"

Sung Jae mengangguk. Joy memutar bola mata malas. Tekanan darahnya bisa langsung naik seketika saat berhadapan dengan manusia setengah jin setan atau apalah itu.

'Sabar Joy sabar'

Tak ada yang bicara hingga Sung Jae melihat ke belakang Joy. Ke arah lapangan. Raut wajah yang tadi gembira berubah sedikit kecewa dan Joy tidak menyadari itu.

"Aissh! Hush! Minggir aku mau ke kantin."

"Eits mau kemana? Hmm? Mau kemana?"

Sung Jae mengikuti kemana langkah Joy. Saat Joy ke kanan ia ikut melangkah ke arahnya, saat Joy ke kiri ia juga menutupi jalur akses Joy menuju kantin. Terus seperti itu hingga Joy geram sendiri dan akhirnya menginjak kaki Sung Jae tanpa ada perikemanusiaan sedikitpun.

"Arrrgghh", Sung Jae membungkuk memegang kaki yang meski terbungkus sepatu tetap saja hasil injakan Joy sangat menyakitkan. Bagaimana kalau kakinya gepeng?.

"Rasakan!"

Joy langsung melenggang menuju kantin membeli pesanan sahabatnya yang katanya sakit itu. Tanpa ada yang mengetahui sepasang mata sedari tadi menatap mereka dari kejauhan. Geram. Marah. Siswa tadi memantulkan bola basket yang dibawanya keras hingga pantulannya melebihi tingginya.

Permainan basket antar kelas yang tadinya menyenangkan apalagi banyak siswi yang menonton menjadi permainan yang membuatnya kehilangan kesempatan mendekati gadis itu. Gadis yang dilihatnya dari kejauhan dari lapangan basket.

Heartbeat and History [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang