02^ Monday

8.3K 608 48
                                    

SENIN

Hari dimana aku ingin mengurung diri dikamar bersama koleksi anime, film, drama juga games yang aku punya daripada harus berdiri selama satu jam dilapangan outdoor sekolah yang sialnya hari ini matahari pagi bersinar sangat cerah.

Segumpal awan pun enggan untuk sekedar lewat berusaha menutupi sinar matahari yang langsung menyorot ke arahku.

Aku melirik jam yang melingkar dipergelangan tangan kiri.
Ternyata baru jam 7.35 artinya masih setengah jam lagi aku harus berdiri disini berbaris rapi dengan siswa lainnya.

Peluh menetes dipelipis membuatku mau tak mau mengusapnya dengan kasar. Berusaha menciptakan angin dengan mengibaskan tangan didepan muka ku. Namun, itu sia-sia saja tetap panas, gerah, dan melelahkan.

"Joy!"

Mendengar namaku dipanggil aku memutar kepala ke kiri. Naeyon yang menyenggol lengan ku ternyata. Sambil alis terangkat sebelah aku tetap diam tanpa membalas panggilannya walau hanya sekedar berkata iya atau ada apa Naey?

"Coba lihat didepan sana yang jadi pemimpin upacaranya ganteng banget. Aduh Taehyung mainly banget sih aku jadi pengen beli tissue untuk menyeka keringatnya. Kan sayang kalau keringat cogan most wanted terbuang percuma."

Aku memutar bola mata jengah. Malas sekali kalau Naeyon kumat gilanya. Memang benar kalo siswa yang ada didepan barisan yang jadi pemimpin upacara itu ya bisa dibilang tampan.

Taehyung seorang pemuda tampan dengan sejuta pesonanya. Bukan hanya memiliki muka tampan saja, prestasinya juga bagus dibidang akademis maupun non akademis. Banyak piala, piagam pengharjaan dia berikan buat sekolah. Selain itu dia juga kapten basket Chatrium Internasional High School.

Tidak perlu terkejut kalau dia banyak memiliki fans di sekolah ini bahkan siswa sekolah lain pun juga menggilai Kim Taehyung.

Akhirnya upacara akan selesai juga ditutup oleh penyerahan piala penghargaan runner up 1 Math Olimpiad Of ASEAN 2016 ke siapa lagi kalau bukan Kim Taehyung sang pengeran sekolah. yang baru saja pulang dari Singapur 3 hari yang lalu. Selama proses penyerahan piala banyak yang memfotonya.

Bahkan hampir setiap gadis mengeluarkan ponselnya tidak mau kehilangan kesempat untuk memfoto sang idola.

Aku hanya mengibaskan tangan untuk menyiptakan angin lalu melirik Naeyon, orang yang berdiri disampingku juga ikut ikutan memfoto Taehyung.

"Aish. Naey untuk apa kau mengoleksi fotonya Kim Taehyung itu, huh? Tidak ada gunanya hanya menghabiskan kapasitas penyimpanan kartu memori saja."

"Kau ini memang harus segera aku sadarkan Joy. Pasalnya hanya kau saja disini yang tidak peduli dengan pesonanya seorang Kim Taehyung."

"Ya ya ya terserah kau saja. Yasudah ayo kita ke kelas. Uapacara sudah selesai. Jangan memfoto Kim Taehyung terus Naeyon."

Aku menarik paksa lengan Naeyong agar menjauh dari barisan yang bentuknya sudah seperti besi yang memuai. Melengkung lengkung tak beraturan.

Aku terus menarik Naeyon tanpa memperdulikan lagi ucapanya yang menyuruhku untuk berhenti.

"Ayolah Naey tidak ada gunanya disana. Sudah jangan berisik temani aku di kelas aku belum sarapan tadi."

"Joy kau memang tidak berperikemanusiaan masa menarik lengan sahabatmu ini seperti menarik kuda saja."

"Oh, maaf kalau terlalu kuat habisnya kau sendiri juga yang tidak bisa berjalan cepat."

"Ya sudah aku temani kau ke kelas untuk makan bekalmu."

"Baiklah. Kau memang sahabat yang terbaik Naeyon."

Aku memeluk Naeyon dari samping saat kami sudah berda di koridor kelas 2.

"Memuji saat ada maunya saja. Huh!"

»»» skip waktu istirahat makan siang «««

Krriiing

Akhirnya suara bel yang ku tunggu-tunggu berbunyi juga. Semua yang ada dikelas berlarian keluar menuju kantin untuk makan siang. Sekolah ku ada empat kantin.

Yaitu kantin khusus kelas 1 lalu kelas 2 dan kelas 3 yang semuanya berada dilantai paling bawah. Satu lagi kantin khusus untuk makan siang dan sore jika.ada kegiatan ekstra atau semacamnya di lantai dua. Seperti kelasku yang berada dilantai dua.

"Ayolah Joy cepat sedikit kenapa? Aku sudah tidak kuat ini cacing diperutku minta diisi. Ayolah Joy cepatlah."

"Sabar kenapa? Kau tidak lihat aku sedang apa sekarang huh?"

Aku tetap meneruskan kegiatanku menyalin catatan dari buku Naeyon. Pasalnya aku tidak sempat mencacat apa yang dituliskan Yera ssaem karena aku tidak membawa kacamata minusku.

Jadilah sekarang aku berkutat dengan buku tulis juga rumus rumus fisika yang aku sendiri tidak tau untuk apa gunanya dalam kehidupan sekarang.

"Issh kau ini makanya sudah tau tidak bisa lihat tanpa kacamata pakai ketinggalan segala kacamatanya."

"....."

"Nyalinnya nanti saja kau boleh bawa pulang buku ku. Sekarang temani aku ke kantin aku lapar juga haus."

"Arraseo arraseo. Kita ke kantin sekarang."

Dengan terpaksa aku berdiri dari bangku. Belum sempat menaruh segala alat tulis ke laci meja Naeyon sudah menarik tanganku dengan tidak berperikesahabatan. Sungguh liar sahabatku ini jika masalah makanan.

Setibanya dikantin khusus kelas 2 aku duduk dibangku pojok. Naeyon yang memesan makanan. Dia harus mau karena dia yang membawaku kesini. Dari pada diam tanpa melakukan apa apa aku memainkan ponsel dan membuka aplikasi sosmed yang aku punya.

Dari instagram, snapchat, wattpad, ask.fm, twitter, wechat, line, path dan lainnya. Seperti biasa aku hanya menstalking akun yang muncul didinding sosmedku hingga suara.

Braaak..

Membuaku terlonjak kaget dan berakhir dengan ponselku yang tergeletak dilantai.

Aiish! Buat kaget saja. Kalau saja aku punya penyakit jantung sudah pasti nyawaku melayang seketika dan mencekik pembuat keributan disana.

Setelah mencoba mengaktifkan ponsel aku mendongak dan mengedarkan pandangan ke kerumunan siswa di dekat pintu masuk kantin.

Ada apa disana? Ramai benar. Sepertinya kasus pembulian yang dilakukan geng hits sekolah.

Penasaran.

Tidak biasanya rasa itu muncul didalam diriku. Biasanya aku hanya duduk diam sembari sekilas melihat kejadian yang tak pantas dijadikan tontonan apalagi disekolah elit seperti ini.

Namun rasa penasaran itu mengalahkan egoku untuk tetap diam dikursi ini menunggu Naeyon datang.

Aish, sialan kenapa dengan diriku? Apasih yang terjadi disana kenapa seperti ada magnet yang sangat kuat membuatku ingin mendekat.

Kaki ku tergerak untuk melangkah mendekat ke sana. Hingga satu tangan tiba-tiba mencekal pergelangan tanganku dan menarikku paksa menjauh dari kerumunan.

Heartbeat and History [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang