40^ Apakah Ini Akhir?

1.7K 159 6
                                    

5 bulan kemudian

Upacara kelulusan sudah diadakan tiga hari yang lalu. Seluruh wali murid datang begitu pun dengan Tuan Park, papanya Joy. Kini murid di Chattrium tau kalau Park Soo Young anak ketua yayasan sekolah. Banyak dari mereka yang mendekati Joy, entahlah banyak alasan dibalik sikap baik mereka.

Pukul lima lebih lima belas menit Joy menuruni tangga, siap untuk ke acara prom night khusus untuk merayakan kelulusan. Ponsel Joy bergetar menandakan satu notiv masuk.

SungJae
Aku sudah di depan.

"Cepat sekali datangnya itu manusia," umpat Joy.

Joy berjalan menuju ruang tamu lalu membukakan pintu untuk Sung Jae.

"Maaf, apa kau menunggu lama?" Joy bingung sendiri saat Sung Jae tidak menjawab pertanyaannya. Joy mengibaskan tangan didepan wajah Sung Jae. "Sung Jae kau masih sehat kan?"

"Ah. Eoh. Aku baik baik saja. Kajja."

"Aneh," gumam Joy saat Sung Jae berjalan mendahuluinya.

Sung Jae lantas melajukan mobil ke Chattrium dengan santai karena jalanan juga tidak terlalu macet. Suasana di dalam mobil hening mereka sibuk dengan kegiatan masing masing. Sung Jae fokus dengan jalan yang ada di depan sedangkan Joy fokus dengan ponselnya. Entahlah apa yang ia lakukan. Yang pasti sejak masuk kedalam mobil Joy hanya memainkan ponselnya saja.

Kini mereka sampai di gerbang sekolah. Sung Jae menyuruh Joy untuk berjalan masuk dulu ke dalam aula yang sudah di tata dengan elegan sedangkan dirinya memarkirkan mobil.

Pintu masuk menuju aula di beri redcarpet sepanjang sepuluh meter juga banner kelulusan dengan background hitam dan tulisan kelulusan warna silver. Joy berjalan sendiri dengan menunjukkan senyumnya pada kamera yang memotretnya. Sejak Tuan Park mengumumkan bahwa Joy adalah putrinya kini banyak yang mendekati Joy dan wartawan pun saling berebut untuk mewawancarai putri tunggal sekaligus pewaris Perusahaan Park Group.

Hal itu tidak terjadi lama ketika Taehyung tiba tiba muncul dari mana langsung berjalan disamping Joy dan menggenggam tangannya. Taehyung ingin menunjukkan pada semua orang yang ada di sini bahwa yeoja yang ada disampingnya sudah ada yang punya, yaitu dirinya.

"Kau membuatku kaget Taehyung," cebik Joy ketika Taehyung tiba tiba menggenggam tangannya. Bukannya menjawab namun Taehyung malah menampilkan senyum kotak andalannya.

"Kajja. Disini banyak kamera aku tidak mau kau terlalu dikenal olah orang luar Joy," ucap Taehyung dengn terus menggenggam tangan Joy hingga mereka sampai di dalam aula.

"Kenapa kalau aku sampai terkenal, hmm? Apa mungkin kau takut kesaing denganku karena penggemarku lebih banyak dari mu?" Joy menaik turunkan alisnya menggoda Taehyung.

"Bukan begitu," jawab Taehyung sedikit kesal.

"Lalu?"

"Hanya saja aku-"

"Hallo brother. Selamat atas kelulusanmu," Jimin datang tiba tiba dan memotong ucapan Taehyung membuatnya mencebikkan bibir tak terima.

"Cih, pengganggu datang," cibir Taehyung pelan namun masih bisa didengar mereka berdua.

"Hehe.. maaf tidak bermaksud," ucap Jimin dengan nada dan wajah tanpa penyesalan sedikitpun.

"Oh iya Jim. Dimana Seulgi? Aku tidak melihatnya dari tadi."

"Dia di apartemen ku Soo Young."

"APA?" ucap Joy dan Taehyung bebarengan.

"Santai saja. Lagi pula apa salahnya kalau kami satu appart, hmm? Dua minggu lagi kami akan menikah. Jadi yaa wajar saja tidak perlu sekaget itu juga," Jelas Jimin panjang lebar.

Memang mereka berdua akan resmi menikah dua minggu lagi.

"Tap- tapikan."

"Sudahlah Soo Young tidak perlu berpikiran yang tidak tidak. Meskipun kami satu appart tapi kami tidur di kamar yang berbeda. Aku masih punya pemikiran yang normal untuk tidak melakukan hal yang aneh aneh sebelum kami resmi mengucap janji suci di depan pendeta."

"Ya ya ya. Sudah sana pergi. Pengganggu," usir Taehyung.

Jimin pun pergi untuk menemui Tuan Kim dan juga Tuan Park yang tengah bercakap cakap dengan rekan kerja mereka.

Kini tinggallah Joy dan Taehyung berdua. Jangan lupakan Sung Jae yang kini sedang gencar gencarnya mendekati Naeyon yang notaben nya sahabat Joy. Sejak ujian akhir selesai entah dapat angin dari mana Sung Jae bisa melupakan Tifanny dan berpindah ke Naeyon. Sampai sekarang pun Naeyon masih mengabaikan Sung Jae. Tapi Sung Jae tidak putus semangat, ia semakin gencar berbuat sesuatu untuk menarik perhatian Naeyon.

"Kau haus? Aku ambilkan minum dulu," Taehyung lantas mengambil dua gelas minuman untuk Joy dan dirinya setelah dapat anggukan Joy.

"Gomawo."

"Hmm. Kau sangat cantik malam ini," bisik Taehyung.

"Apa Tae? Kau bilang apa?" Tanya Joy karena dia tidak bisa mendengar dengan jelas perkataan Taehyung yang lebih mirip bisikan.

"Tidak apa. Aku lupa tadi bilang apa," lalu Taehyung menunjukkan senyum kotaknya sambil menggaruk tengkuk yang sebenarnya sama sekali tidak gatal.

Setiap siswa dan beberapa tamu lainnya yang diundang semakin larut dalam acara malam ini. Kini semua mata terfokus pada tiga pasangan yang berdansa di tengah tengah lingkaran manusia. Cahaya lampu di buat remang remang dan sedikit terang di bagian tengah dia tempat untuk dansa.

Taehyung yang melihat ketiga pasangan itu tampak iri lalu menggandeng tangan Joy untuk berjalan ke tengah dan berdansa dengannya. Awalnya Joy menolak namun dia luluh ketika Taehyung menunjukkan puppy face menjijikkannya pada Joy.

Mereka berdansa seperti pasangan lainnya.

"Aku mencintaimu Joy," ucap Taehyung di tengah tengah alunan musik yang sedikit lembut.

"Nado," Ucap Joy singkat lalu memeluk Taehyung sambil menggerakkan kaki mereka ke kiri dan kanan.

Acara pun semakin menyenangkan hingga tiba tiba semua lampu padam membuat siswi menjerit ketakutan. Begitupun Joy yang langsung mengeratkan pelukannya pada Taehyung.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Heartbeat and History [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang