34^ Dia, benarkah?

1.2K 156 6
                                    

Pagi ini Taehyung sudah siap dirumah Joy. Mereka akan berangkat bersama. Jadwal keberangkatannya ke Busan ia tunda minggu depan setelah acara perusahaan appa nya di Seoul. Selesai sarapan yang hanya dua lembar roti tawar dengan selai coklat juga segelas jus apel mereka berangkat ke sekolah.

Taehyung sengaja membawa motor sport nya supaya bisa dipeluk Joy dari belakang. Selain itu, untuk mempercepat mereka sampai sekolah. Bukannya mereka bangun kesiangan tapi karena Joy yang baru kejatuhan bulan dan persediaan anu nya habis, jadi mau tak mau Taehyung membelinya dulu di supermarket.

"Kim Taehyung."

"Hmm," Taehyung hanya menggumam. Dia masih kesal sama Joy. Waktu dia membayar pesanan Joy di kasir ada segerombolan adik kelasnya yang bisik bisik tapi masih didengar Taehyung.

"Bukankah itu Taehyung sunbae? Kenapa dia ada disini?"

"Ah, benar. Geu namja neomu jalssaenggyeotta."

"Tapi, lihat yang dia bawa."

"Omo. Di membeli-"

Taehyung hanya pura pura tidak dengar. Telinganya sudah panas dan benar saja warnanya juga menjadi merah. Kalau bukan demi Joy, dia tidak akan mau membeli barang itu.

Joy semakin gencar menggoda Taehyung. Menurutnya sangat lucu seorang namja yang memboncengnya sekarang marah padanya. Tidak seperti Taehyung yang biasanya.

Mereka sampai di area sekolah. Sementara Taehyung memarkirkan motornya, Joy berjalan ke kelas bersama Naeyon yang kebetulan baru turun dari mobilnya.

"Waah. Kau semakin dekat saja dengan Taehyung, Joy," kata Naeyon saat melewati lorong loker loker.

"Biasa saja," Joy membuka loker untuk mengambil buku paket. Sengaja memang dia tinggal supaya tasnya tidak terlalu berat.

"Pasti kau senang kan di antar Taehyung tadi? Eoh?"

"Bukannya sudah sering dia mengantarku, Nae?"

"Iya juga ya. Kau sudah bersamanya sejak kelas 2 kan dan sekarang berarti sudah hampir satu tahun kalian bersama. Benar bukan?"

Mereka menutup loker masing masing lalu berjalan menuju kelas.

"Bagaimana kau bisa tau aku dan Taehyung sudah-" ucapan Joy terpotong saat matanya melihat seseorang yang tidak asing berjalan diujung lorong.

"Kau ke kelas dulu. Aku ada urusan. Ah, titip buku ku, eoh," Joy langsung menghampiri orang itu tak perduli dengan teriakan Naeyon.

"Kyaaa, Joy. Kau mau kemana?" Naeyon memandang Joy yang berjalan cepat menuju lorong ujung sana. "Aish. Aku ditinggal," lalu melanjutkan langkah menuju kelas dengan muka sebal.

Joy mengamati setiap ruangan dan lekukan lorong sekolah. Dia ingin memastikan kalau yang dia lihat tidak salah.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Disinilah mereka sekarang. Joy dan Sung Jae berada dilapangan tempat pertama kali mereka berkenalan satu sama lain.

Joy meminum susu strawberry yang baru saja dibelikan Sung Jae.

"Bagaimana kabarmu?" tanya Sung Jae dengan pandangan lurus ke depan.

Joy meletakkan susu strawberrynya diatas paving yang ia duduki. "Aku baik. Kau sendiri?"

"Yah, seperti ini. Mengenaskan."

"Maksudmu?"

Terdengar helaan napas panjang dari Sung Jae. "Lihat saja keadaan ku sekarang. Aku harus pindah sekolah saat ditingkat akhir. Perbedaan bahasa itu yang membuatku sulit memahami apa yang diajarkan disana Joy."

Heartbeat and History [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang