09^ Please don't make me know that

2.4K 270 21
                                    

Tiing

Tiing

Suara bel rumah membuat Joy mau tak mau harus berdiri dari duduknya yang sedang fokus menonton running man ditelevisinya.

Ceklek

Saat pintu terbuka, waktu Joy terhenti seketika. Semua rentetan kejadian masa lalu seakan terputar dikepalanya. Ingin rasanya dia berteriak diwajah orang yang tadi memencet bel rumahnya itu.

"Hai Joy" sapanya.

Dia?

Dia yang dilihat Joy kala di cafe milik oppanya. Dia yang membuat benteng pertahanan Joy runtuh seketika. Dia yang membuat Joy trauma akan masa lalunya. Dia yang membuat Joy pernah kehilangan alasan untuk hidupnyan. Dia yang hanya dengan mengingatnya mampu membuat Joy meneteskan air mata.

"I-Irene."

"Aku ingin bicara dengan mu Joy. Bisakah?"

"Bicaralah."

"Tapi.. tidak disini."

"Lalu?"

"Ikut aku."

Irene lantas menggandeng tangan Joy menuju mobilnya yang terparkir didepan rumah Joy. Selama perjalanan hanya keheningan yang tercipta hingga keduanya sampai ditempat yang Irene maksud. Sebuah cafe yang sepi, padahal hari ini hari libur dan tak biasanya itu terjadi.

Mereka duduk dipojok cafe dan memesan minuman lalu hening kembali terjadi disini. Tidak ada yang mengawali untuk sekedar tanya kabar masing masing. Hingga suara Irene yang pertama kali memcah fokus keduanya.

"Emmm Joy."

Joy mendongak menatap Irene dihadapannya tanpa niatan membalas panggilan itu.

"Aku mohon Joy maafkan aku. Apa kamu masih dendam terhadap apa yang terjadi dimasa lalu?"

"Cukup Irene. Aku tidak mau mendengar lagi. Aku sudah memaafkanmu dan tolong jangan ungkit hal itu lagi," balas Joy yang melemah dikalimat akhirnya. Matanya sudah tersasa panas.

"Tapi Joy. Bagaimana aku tidak mengungkit hal itu lagi? Melihat sikapmu padaku yang semakin lama terlihat sangat membenciku itu," ucap Irene tak terasa buliran bening meluncur dipipinya.

Joy diam. Dia menyimak apa yang akan Irene katakan selanjutnya. Jujur, hati Joy sakit mengingat rentetan masa lalu itu. Padahal saat ini semua sakit itu semakin pudar hingga datanglah gadis didepannya ini yang membuat semuanya begitu jelas dan membekas lagi.

"Waktu itu aku terlalu dibutakan oleh rasa benci Joy. Aku tidak tau menahu tentang kedokteran. Eomma ku meregang nyawa saat melahirkan ku dan eomma mu lah yang menanganinya. Aku masih belum dewasa menanggapi semua itu Joy. Awalnya aku tidak tau kalau eomma mu lah yang menangani eomma ku hingga saat hari kejadian itu terjadi. Sungguh Joy aku sangat menyesal sudah membuat mu dan eomma mu kecelakaan dengan menyabotase mobil eomma mu hingga merenggut nyawa eomma mu. Ma-"

"Cukup Irene. Aku mohon jangan ingatkan aku dengan hal itu lagi."

"Kau harus tau Joy. Kau harus tau siapa yang mencuci otakku untuk mencelakai mu dan eomma mu dia it-"

Heartbeat and History [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang