13^ Mama

1.9K 240 5
                                    

Minggu, hari yang paling di tunggu tunggu kebanyakan orang yang menghabiskan enam hari sebelumnya dengan kesibukan.

Seperti biasa, hari ini adalah Me time untuk Joy. Tidak akan dibiarkan olehnya siapapun yang mengganggu hari minggunya. Me time. Ya, sebutlah Joy seorang remaja kelas dua menengah atas dengan sebutan lebay.

Hari minggu ini Joy khususkan untuk dirinya melakukan semua aktifitas dari tidur, bangun, makan, hingga tidur lagi sesuai kemauan hati. Tak ayal hari ini ia jadikan sebagai hari untuk berkumpul dengan papa nya. Dan bertepatan dengan hari ulang tahun mamanya.

Biasanya kalau hari libur seperti ini, Joy baru bangkit dari kasur jam 10. Mandi? Huh, yang benar saja. Siapa yang mewajibkan mandi minimal dua kali sehari? Bukankah itu pemborosan air namanya?

Jam menunjuk pukul 8 tepat dan Joy sudah rapi dengan dress hitam selutut yang dipadankan dengan flatshoes senada. Rambutnya ia biarkan tergerai. Lalu menuju ke kamar papanya. Siap untuk berjumpa dengan mama yang sangat ia cinta, sayang dan yang pasti kehadiran mamanya yang selalu ia rindukan.

»»»»skip di mobil Joy dengan papanya«««

"Pa?"

"Iya sayang."

"Hari ini ulang tahun mama ke empat puluh tiga. Andai saja mama masih ada Joy akan sangat bahagia memiliki mama yang cantik seperti mama."

Papa Joy mendengar sendu ucapan putri semata wayangnya. Beliau sadar kalau selama ini hanya memikirkan tentang pekerjaan. Hanya sebentar waktu yang bisa diluangkan untuk sekedar makan malam bersama.

Semenjak kepergian mamanya, Joy berubah menjadi gadis yang dulunya manja, tidak bisa apa-apa, selalu mengandalkan orang sekitar kini menjadi gadis yang kuat, lebih mandiri, benci akan hal yang kekanakan meski sikap kekanakannya akan muncul jika sudah didekat papanya dan Jin oppa nya itu.

Seberapa jauh jarak membentang. Meski maut telah memisahkan. Kasih sayang seorang wanita yang telah melahirkan buah hati yang selama sembilan bulan dibawa kemanapun perginya tak kan habis dimakan masa. Meski itu kematian yang terpaksa mengharuskan keduanya terpisah untuk selamanya.

Setelah menempuh perjalanan sekitar lima belas menit. Joy dan papanya tiba ditoko bunga membeli sebungket mawar biru kesukaaan mama Joy.

Ketika Joy kecil bertanya, "Mama, kenapa mama suka dengan bunga ini?" Tunjuknya ke bunga yang dipegang perempuan muda yang baru dikaruniani putri cantik juga imut yang baru berusia lima tahun.

Wanita itu tersenyum sambil menyuruh putrinya duduk dipangkuannya. "Mama suka sekali bungan ini sayang. Namanya mawar biru," ada jeda sebentar. "Cantik dengan warna birunya, seperti kamu sayang. Melihat bunga ini membuat mama menjadi tenang dan juga kagum pada keindahannya."

"Tapi kan ma, lihat itu ada durinya lo. Tajam lagi."

"Iya sayang. Maka dari itu jangan terlena dengan keindahan bunganya saja. Kamu lihat kan ada durinya?" Joy kecil mengangguk sembari menatap mamanya lekat. "Mama ingin Joy menjadi gadis kecil mama yang cantik dan bisa jaga diri sendiri. Seperti mawar biru ini. Arachi?"

"Hmm," Joy kecil menganguk senang. Ia ikut memandang mawar biru kesukaan mamanya.

Mobil sudah terparkir rapi. Kini tiba saatnya merayakan ulang tahun mamanya. Joy meletakkan sebungket mawar biru di atas makan mamanya. Ia mengusap nisan yang bertulisakan nama seorang wanita yang sangat ia sayang. Sekuat yang ia bisa, Joy menahan tangisnya agar tidak menjatuhkan air mata di momen membahagiakan ini. Tiada yang lebih bahagia dari memeluk mamanya yang sekarang ada di langit. Yang mungkin kini turun diantara Joy dan papanya. Turut merayakan hari bahagianya. Meski tak terlihat oleh orang biasa.

Pukul sepuluh lewat sepuluh menit. Joy dan papanya sudah masuk ke dalam mobil berniat untuk pulang.

"Mama pasti senang punya gadis kecil seperti kamu Joy," ucap papa Joy.

"Makasih pa. Joy akan selalu berusaha membuat mama bahagia disana," Joy memeluk papanya saat mesin mobil baru menyala.

"Tetap menjadi Joy yang ceria ya sayang."

"Iya pa," Joy melepas pelukannya. Duduk dengan benar lalu memasang sabuk pengaman.

Clik

Nuneul gamgo ajig yeogi seo isseo

Samaggwa bada gaunde gireul ilhgoseo

Bertepatan dengan bunyi clik tanda sabuk pengaman telah terpasang dengan benar ponsel Joy berbunyi. Sengaja tidak di silent mode. Joy lantas mengambil ponsel di dashboard mobil. Mengernyit heran ketika melihat siapa yang menelfonnya saat libur begini.

Heartbeat and History [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang