Aku mengetuk pintu rumah Quin dengan sopan meskipun sangat buru buru.
"Eh ada neng Flo, itu Quinnya lagi mandiin belang,"
Belang itu adalah kelinci milik Quin, bulunya lebat dan cantik.
"Oh iya tante," Aku mencium tangan ibunya Quin sambil dipersilahkan masuk ke dalam rumahnya.
"Quin!" Ternyata benar, dia sedang memandikan hewan peliharannya itu, akupun menarik bahunya.
"Eh eh," Ternyata itu bukan Quin, melainkan bibinya yang sengaja memandikan belang. Ah aku sangat malu.
"Eh tante maaf, saya kira Quin," Aku menutup mulutku.
"Oh iya gak apa apa, hihi lagian saya cuma kaget kok,"
'Untung deh bibinya si Quin baik. Coba kalo kaya bokapnya. Mampus gua,' Batinku.
"Eh Flo, lagi ngapain luh?" Tiba tiba Quin datang sambil menahan tawa.
"Eh Quin, ayo ikut gua dulu. Tante, tante, saya duluan ya, biasa curhat curhatan, hehe," Aku pamit sambil menarik Quin ke kamarnya dengan terburu buru.
Akupun mengunci kamar Quin dan langsung terbaring lesu di kamarnya. Aku mengatur nafasku dan meminum minuman yang selalu disediakan di kamar Quin yang super rapi ini.
"Lu kenap..,"
"Stt. Quin gua dapet kabar dari Purnama," Potongku dan menceritakan kejadian itu.
"Hah? Kevin? Lu, lu, aduh itu gak mungkin," Quin kaget bukan kepalang.
"Nah makannya itu, tapi semua bukti cocok, Quin..,"
"Yaud.., yaudah besok lu lapor polisi aja Flo, gue, gue, aduh gimana ya," Quin memegang jidatnya yang kecil.
--2 menit kita berpikir panjang mencari solusi, dan
"Flo,"
"Hmm?"
"Lu tadi ngapain narik tante gue?"
"Ailah lu-mah," Aku tertawa sambil mencubit cubit lengan Quin."Serius, serius," Kata Quin sambil tertawa.
"Lu yang kudu serius," Aku memutarkan kedua mataku.
"Yaudah, sekarang gue anter lu aja ya ke tempat polisinya," Ajak Quin tergesa gesa.
"Sekolah dari rumah lu jauh Quin, gua gak bawa uang, dari sini harus pake kendaraan. Apalagi panas kaya gini, mau..,"
"Naik motor," Susul Quin tak sopan.
"Lu gimana sih, kita kan mau ketemu polisi masa naik motor apalagi kita masih kelas 9?" Aku kesal.
"Yaudah kita parkir motornya di mall yang deket sekolah aja. Kita jalan deh kesana, gampang kan?"
"Terserah ah," Jawabku dengan terpaksa.
Sesampainya di sana, aku berlari menemui polisi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekolah terakhir
RomanceLagi lagi aku mencintaimu di dalam dusta yang berbeda. Dan aku tersanjung dalam cerita roman yang tokohnya hanya kamu. Entahlah, aku melihatmu dalam setiap tahun. Namun sekarang, saat aku menuju ke sekolah impianku, semua terungkap bahwa aku hanyala...