Dua hari berlalu.
Besok akan diadakan pengungsian yang di atur oleh pihak sekolah. Semua angkatan harus hadir, tapi menurutku dan teman teman lainnya lebih baik yang hadir dalam pengungsian itu hanya angkatan yang bersangkutan dengan Ujian Nasional saja. Apalagi adik adik kelasku yang baru masuk belum mengenal dan terbiasa dengan penginapan yang ketat. Huh, lelahnya aku.
'Telolelolet' ponselku berdering menandakan pesan singkat masuk mengantarkan kisah baru ke dalam hidupku.
"Flo, lu tau gak? Si Kevin jadi tersangka. tapi gua masih gak percaya, huhu," Quin mengirim pesan singkat kepadaku.
"Oh ya? Lu tau dari mana?" Balasku.
Tapi Quin tidak meresponku sama sekali.Berarti kata Purnama bener dong ya, Kevin bunuh si Aryo. Tapi deng, gak tau bener gak tau engga.
Batinku.Akupun merebahkan tubuhku di kasur, berharap besok akan ada kesaksian dari beberapa orang kalau Purnama bukan pelakunya. Aku harap dia baik baik saja sekarang.
---
Keesokan harinya aku melihat Zacky yang sedang meminum kopinya di ruang panitia,
"Zacky?"
Dia melirikku sinis,
"Aku cuman mau tanya tentang kasus itu," Aku duduk disampingnya,
"Udah, ini urusan orang tua,"
"Lo orang tua?" Sentakku kesal,
"Apa lagi sih, gak usah ikut campur!"
"Aku PKS. Aku adalah ketua PKS. Aku orang terdekat dengan pihak kepolisian, dan paling identik dengan kasus kasus seperti ini. Beri tahu aku, atau semua tanggung jawab ini kamu yang tanggung,"
"Kalau kamu memang orang terdekat dengan pihak kepolisian, kenapa kamu gak tahu? Lagiankan aku ketua OSIS, yang paling berkuasa dari orang lain yang berkuasa disini,"
"Oke, aku telepon pak instruktur,"
"Dasar bodoh ya, lihat saja, orang orang sudah tahu kalau Kevin sudah ditangakap, kamu hanyalah polisi kecil gadungan," Katanya dengan wajah belagunya,
"K.. kapan..?"
"Ah sudahlah, siap siap pulang. Dasar bodoh, kekurangan informasi, besok kita kembali ke sekolah!"
"A..apa?"
Anehnya aku sendiri tidak mengetahui tentang kasus ini. Kevin, dia-lah firasatku sebelumya. Terimakasih tuhan, kau telah menunjukkan semuanya. Purnama, kini kau aman. Aku siap angkat bicara bila kau disalahkan lagi.
Purnama,
Aku,
Masih terlalu kecewa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sekolah terakhir
RomansaLagi lagi aku mencintaimu di dalam dusta yang berbeda. Dan aku tersanjung dalam cerita roman yang tokohnya hanya kamu. Entahlah, aku melihatmu dalam setiap tahun. Namun sekarang, saat aku menuju ke sekolah impianku, semua terungkap bahwa aku hanyala...