Suara 07 - Pendengar Setia

625 52 19
                                    

Aku di sini.
Ada untukmu berkeluh kesah.

******


Satu bulan berlalu setelah kejadian kecelakaan yang menimpa Utari. Sesuai janji yang diucapkan oleh Rama, dia akan menjadi malaikat tanpa sayap untuk mantan kekasih Erlangga. Setiap pagi Rama akan mengingatkan gadis itu untuk makan atau sekedar menanyakan kabar lewat sms dan telpon.

Perhatian Rama awalnya membuat Utari merasa risih dan canggung, tapi lama-kelamaan dia mulai terbiasa. Kehadiran Rama membuat dia lupa dengan Erlangga, meski sesekali rasa sedih itu masih datang menghampiri. Namun, Rama bisa menjadi obat untuknya. Utari merasa nyaman dengan sosok Rama, perlahan tapi pasti dia mulai move on dan berjalan dengan semestinya.

Kesedihan memang tidak sepenuhnya hilang dari hidup Utari, tapi setidaknya dia bisa tersenyum dengan banyolan yang dibuat oleh Rama. Meski jarak memisahkan mereka, tapi keduanya tetap berhubungan lewat dunia maya.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun. Tidak terasa mereka telah menjalin hubungan selama enam tahun. Bukan hubungan seperti yang kalian bayangkan, keduanya menjadi teman, sahabat sekaligus saudara. Utari yang menginginkan sosok seorang kakak laki-laki, dan dia mendapatkan itu dari Rama. Sedangkan rasa cinta Rama kepada Utari tetap tersemat dalam hati.

Rama selalu menjadi pendengar yang baik untuk Utari selama bertahun-tahun. Setiap hari Rama akan mendengar celotehan gadis itu mengenai apa saja yang dia lakukan. Entah kecerobohannya atau hanya hal yang dianggap lucu oleh gadis itu. Rama tidak pernah lelah atau bosan mendengar cerita dari gadis pujaan hatinya. Karena dari celotehannya itu, dia bisa membayangkan berbagai macam ekspresi yang ditunjukkan oleh Utari.

Seperti halnya malam ini, Utari mengadu bahwa dia lupa membawa kunci kamar kosnya. Alhasil dia harus mengambilnya kembali ke rumah sakit tempat dia bekerja. Ceroboh memang, tapi itulah Utari Sanjaya. Gadis ceroboh, pelupa dan pembuat masalah.

"Kamu ini, selalu saja ceroboh," kekeh Rama. Dia sudah terbiasa dengan sifat Utari yang pelupa.

"Hish! Kakak ini malah ngetawain aku," ujar Utari sedikit kesal karena Rama hanya tertawa mendengar kesialannya yang terpaksa harus bolak-balik ke rumah sakit.

"Lalu aku harus gimana? Bilang wow gitu?" Rama semakin tertawa, dia suka sekali menggoda Utari. Pemuda itu senang ketika membayangkan wajah Utari yang sedang kesal, dia pasti mengerucutkan bibir dan menggembungkan pipinya. Itu akan terlihat sangat lucu menurutnya.

"Ah ..., sudahlah. Percuma bicara sama orang stres macem Kakak. Buang waktu!" Tanpa menunggu jawaban dari Rama, gadis itu mematikan sambungan telpon secara sepihak.

Setelah menyelesaikan pendidikannya, Utari diterima bekerja sebagai dokter umum pada sebuah rumah sakit di kota Solo. Gadis itu sengaja ingin hidup mandiri dan menjauh dari orang tuanya. Sehingga dia memilih bekerja di luar kota untuk mencari suasana baru dalam hidupnya. Berbeda dengan Utari yang menjadi dokter, sekarang Rama telah sukses dengan bisnis property yang dia geluti bersama dua sahabatnya, Alan dan Rafael.

Rama sudah terbiasa dengan sikap Utari yang suka merajuk. Meski usianya sudah semakin matang tapi sifat manjanya tidak pernah berkurang, malah terkadang bertambah membuat Rama kewalahan dalam menghadapinya. Dia juga tidak keberatan, karena dirinya memang suka dengan Utari yang manja.

Bunyi pesan menandakan ada sebuah pesan masuk, ternyata pesan dari Utari yang mengeluarkan kekesalannya. Rama hanya tersenyum kala gadisnya merajuk. Dia memang tidak berniat mengungkapkan rasa cintanya, tapi semenjak dirinya memutuskan menjatuhkan hati maka saat itu pula Utari resmi menjadi gadisnya.

Suara Terakhir (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang