Part 5

576 27 6
                                    

REVISI, 12 Juli 2017



BLETUK


"Awwww!" Rea bangun dari tidur nya karena terbentur kaca mobil. Ia mengumpat dalam hati nya. Menyebalkan, baru saja memulai mimpi indah sudah dihentikan oleh kenyataan menyakitkan kejedot pintu mobil.


"Ishh...menyebalkan, ganggu orang tidur!" ia berbicara pada pintu mobil yang terlihat konyol.


Karena kaca mobil itu berwarna putih sehingga kelakuan Rea barusan terlihat oleh orang yang berada 1 meter dari nya. Sebetul nya ia sudah melihat Rea, sejak gadis itu terbentur kaca mobil. Sontak ia terkekeh melihat kejadian itu.


Tapi Rea tidak mengetahui jika ada yang melihat nya begitu lekat. Karena ia kembali melanjutkan tidur nya. Setelah sempat melihat ke samping kemudi tidak ada Arsen dan melihat ke depan. Terdapat label minimarket di sana.


Nabhan memutarb adan nya menghadap Rea, mengamati wajah lucu gadis itu. Kaca mobil yang awalnya turun setengah, kembali diturunkan nya agar tangan nya bisa bertengger di pintu mobil.


Suara deheman menginterupsi nya. Ia mengalihkan pandangan ke arah lain. Dan posisi tubuh nya kembali menghadap depan. Karena laki-laki tadi menatap nya tidak suka. Suara pintu mobil ditutup dengan sangat keras membuat nya kaget bukan kepalang. Sampai mobil itu pergi Nabhan baru bisa mengumpat.


"Shit. Kenapa kepergok gini sih!" memukul setir mobil.


Suara teriakan Adara mengagetkan Nabhan dari lamunannya. Ia melihat ke arah pintu sebentar lalu kembali menatap langit-langitkamar. Adara berlari ke arah nya yang berada di tempat tidur.

"Tadi kata nya mau pulang" ucap Nabhan tanpa melihat Adara yang hendak mengucapkan sesuatu namun terhenti di tenggorokan karena perkataan Nabhan.

Adara mengerucutkan bibir nya.

"Kok ngusir"

"Kakak gak suka ya aku main ke sini?" lanjut nya dan duduk di tepi ranjang.

Nabhan melirik nya sebentar, lalu kembali menatap kearah lain.

"Bukan nya gitu. Aku cuma gak mau kena masalahgara-gara kamu di sini"

"Loh kenapa? Ini kan rumah ku juga. Rumah ayah ku, jadi... mamah gak bakalan marah apalagi marahin kakak. Malah mamah pengen banget ketemu sama kakak"

Nabhan bangkit dari tidur nya dan duduk bersila menghadap Adara. Memasang wajah dingin membuat bulu kuduk Adara berdiri.

"Jangan sebut-sebut dia di hadapan ku, apalagi dirumah ini"

"Dia seperti itu, cuma karena hidup aku dan papah kembali seperti semula. Gak heran, perempuan matre kaya dia kembali berbaik hati" ucap Nabhan menahan amarah.

Dewasa Itu MenakutkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang