Part 3

782 37 0
                                    

REVISI, 12 Juli 2017


"Hai.." seseorang menyapa Rea dan duduk di samping nya tanpa permisi. Meskipun ini bangku milik sekolah tapi Rea berhak menentukan boleh atau tidak nya siapapun duduk disamping nya, termasuk gadis ini. Apalagi dia sudah tidak sopan duduk dengan seenak nya. Macam tante kemarin.

Dia juga memilki privasi yang adakala nya tidak ingin diganggu. Dan murid baru ini dengan seenaknya mengganggu waktu santai nya di taman sekolah.

"Sendirian aja. Dimana kakak kamu?" gadis yang memiliki nama mirip dengan burung itu clingak-clinguk melihat sekitar. Mencari seseorang.

Adara Fredella Ulani. Gadis yang kemarin bersama kakak nya itu adalah murid baru dan satu kelas dengan Rea. Sejak kemunculan nya di depan kelas. Gadis ini memang seperti sok kenal. Dia memperkenalkan diri di depan kelas seenak nya sendiri, menceritakan jika dia sudah mengenal Rea sewaktu di ruang guru. Oke jika bertemu Rea membenarkan hal itu, tapi untuk kenal ia tidak setuju. Bahkan bertegur sapa pun tidak pernah. Dasar pembohong.

"Kakak?" Adara mengangguk, mengiyakan pertanyaan Rea. Seraya mengayunkan kedua kaki nya.

"Maksud kamu Arsen?"

Lagi lagi Adaramengangguk.

"Dia bukan kakak ku.Jangan percaya dengan perkataan mereka" terang Rea. Menatap ke depan.

"Me..mere..ka?"

Kini giliran Rea yang mengangguk.

"Aku yakin kamu cukup pintar mencerna perkataan ku barusan" Rea tersenyum lalu bangkit, berlari dan ambruk di pelukan Arsen. Tadi dia memang sudah mengetahui jika Arsen akan mendekatinya, sehingga ketika berbicara dengan Adara, mata nya terus terfokus ke depan. Senyum itu pun bukan untuk Adara melainkan Arsen.

Sekilas Arsen melihatke arah Adara yang tersenyum ke arah nya. Belum sempat membalas  Rea sudah menarik tangan nya untuk pergi.

***

Setelah guru pengajar keluar, semua siswa langsung menyusul berhamburan meninggalkan kelas. Karena memang pelajaran hari ini sudah berakhir. Begitupun dengan Rea yang bersiap pulang. Tapi bukan nya menuju pintu, Rea malah berjalan ke belakang menghampiri gadis yang sibuk memberaskan buku. Tepat di meja paling akhir  langkah nya terhenti.

"Hai.." lagi lagi itu sapaan yang dikeluarkan dari mulut nya. Kini Rea membalas dengan senyuman. Berbeda dengan sebelum nya yang hanya diam.

Adara menghentikan aktivitas nya. Menyuruh Rea duduk di bangku sebelah nya yang kosong karena teman sebangku nya sudah terlebih dahulu pulang.

Rea menggeleng sebagai jawaban.

"Jangan lagi bertanya tentang aku atau bahkan Arsen ke mereka. Mereka gak cukup tau tentang kehidupanku. Dan lagi, aku gak suka orang yang dengan sembunyi-sembunyi mencari tau tentang kehidupan ku atau pun kehidupan Arsen" orang yang menjadi lawan bicaranya hanya diam dan mengedipkan mata nya berkali-kali.

Rea tahu jika Adara berusaha mengorek informasi tentang diri nya dan Arsen lewat teman sekelas mereka. Waktu itu ia sedang menunggu Arsen di depan kelas, namun yang ditunggu tak kunjung datang. Karena dia HIV (Hasrat Ingin Vivis), akhir nya memutuskanuntuk ke toilet. Dari luar, ia mendengar pembicaraan yang mengikutsertakan namanya dan Arsen. Adara bertanya pada Letta dan Clara perihal kedekatan Rea danArsen, sampai hubungan mereka berdua.

Kembali ke saat ini, setelah memberi peringatan kepada Adara, Rea pergi meninggalkan Adara yang masih terbengong-bengong. Karena Arsen sudah memanggilnya. Laki-laki itu telah menunggu nya di depan pintu. Setiap hari Arsen memang selalu mengantar dan menjemput Rea ke kelas nya. Karena kelas Arsen yang memang melewati kelas Rea.

***

Arsen POV

Aku tidak mengerti dengan gadis di samping ku ini. Mood nya gampang sekali berubah. Kalau sudah begitu aku dan mouki pasti jadi sasaran. Lihat saja, sekarang ekor mouki sedang diremas-remas Rea dengan kesal. Entah lah, apa yang membuat mood gadis ini buruk. Tapi yang jelas, setiap kali ia bertemu murid baru yang katanya bernama burung itu, mood Rea pasti akan berubah seperti sekarang. Cenderung diam, cemberut terus sepanjang jalan atau bahkan selalu menggelayuti ku dengan posesif. Tapi tidak dengan sekarang, karena posisi ku yang sedang menyetir mobil.

"Kamu kenapa lagi sih?" tanya ku sesekali melirik ke arah nya.

Tidak ada respon. Rea terus melihat ke luar jendela.

"Masalah gadis itu lagi? Memang si burung itu kenapa sih, dia ada salah sama kamu? Ataudia gangguin kamu?"

"Tapi keliatan nya dia gadis yang baik, mana mungkin dia jahatin kamu kan?" lanjut ku karena masih tak ada jawaban.

"Apa aku harus turun langsung, untuk memperingati nya supaya..."

"GAK!!"sekali nya berbicara seperti macan lapar. Sontak aku sedikit menjauh karena kaget.

"Kamubisa diem gak sih, fokus nyetir aja bisa?"

"Oke"

Tuh kan, baru saja tadi mouki yang jadi korban. Sekarang aku yang kena semprot. Dasar aneh, tapi aku sayang hehehe.

Setelah kejadian pembentakan tadi, aku jadi diam dan fokus menyetir seperti kata Rea. Dia pun tertidur. Mungkin karena efek mengantuk sehingga dia badmood kaya tadi.

Ada kebiasaan aneh lagi yang mengalir di diri Rea, yaitu tidak mau tidur meskipun mata nya sudah meminta tertutup. Tapi dia memaksa terus terjaga. Jika oranglain dengan senang hati bermanja dengan kasur dan guling tidak dengan Rea. Dan aneh nya lagi, saat kondisi nya menahan kantuk dia sedikit kehilangan kesadarannya, bahkan dalam keadaan seperti itu Rea akan berbicara sejujur nya,mengatakan hal apapun dengan jujur dan hal itu tidak pernah aku siakan untuk bertanya tentang apapun. Tidak butuh alkohol untuk membuat gadis itu berkata jujur. Dan yang tidak paling aku sukai, dia juga akan marah-marah dan melakukan hal kasar kepada ku seperti membentak atau bahkan mencabuti bulu kaki ku. Dan kalian tau itu rasa nya seperti apa? Sakit luar biasa. Heran kenapa semua wanita hobi sekali membabat habis semua bulu di tubuh nya, aku yang baru segitu saja sudah kelojotan minta ampun. Tapi setelah itu, dia tidur dengan mudah nya.Bersamaan dengan itu, penderitaan ku berakhir.

Ponselku berdering. Aku  merogoh benda persegi itu dengan susah payah di saku celana. Karena hanya menggunakan satu tangan, sedangkan tangan yang lain tetap mengendalikan kemudi.

"Mamah?" ucap ku setelah melihat nama pemanggil di layar. Tangan ku menyentuh icon berwarna hijau.

"Halo mah, ada apa?"

"Jangan lupa ke minimarket belimakanan Rea. Stok di rumah udah abis"

"Oke mah" aku tau betul apa yang dimaksud mamah. Apalagi kalo bukan bubur bayi kesukaan gadis itu. Dasar anak kecil tapi aku sayang.

"......."

"Tuh lagi tidur" bodoh. Ngapain juga nunjuk pake dagu toh mamah gak bakal tau apa yang aku lakuin.

"......"

"Iya mah. Udah yah, lagi nyetir nih takut terjadi tabrakan beruntun yang lagi trend sekarang" aku menutup telefon dan menaruh nya asal di depan kemudi. Melirik Reayang masih tertidur pulas.

Dewasa Itu MenakutkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang