Part 11

427 12 2
                                    

REVISI, 5 Agustus 2017


Berkali-kali Arsen menelepon ibu nya, namun hanya ada suara operator yang terdengar. Kekesalan nya ia salurkan lewat setir mobil yang dicengkeram kuat-kuat. Lagi-lagi semua tindakan yang ia lakukan akan mengingatkan nya pada Rea, semalam Rea yang ia cengkeram hingga tangan gadis itu memerah dan bekas nya pun masih terlihat tadi pagi. Gara-gara cemburu melanda hati nya, ia sampai menyakati gadis yang sangat ia sayangi. Pikiran Arsen sungguh kacau, ia tidak tau dimana Rea. Beberapa kali menelepon Ratih tapi ponsel nya tidak aktif. Pantas saja semua pesan nya sedari tadi tak kunjung dibalas.

Rasa sesal menggelayuti nya. Semua kata 'seandainya' terus memenuhi pikiran nya. Seandainya saja tidak bermain ego, seandainya saja tidak mendahulukan amarah, seandainya tadi pagi mencegah Rea turun darimobil. Semua nya hanya menjadi penyesalan belaka.

Mata nya melihat sekekeling, jaga-jaga kemungkina nada Rea. Jalanan yang tadi pagi ia lewati sudah ditelusuri namun tidak ada tanda-tanda Rea ada di sekitar sini. Ia takut terjadi apa-apa dengan gadis itu. Sudah hampir satu jam ia mencari keberadaan Rea. Lelah, Arsen pun memutuskan untuk menghentikan mobil nya di pinggir jalan yang sepi kendaraan. Mata nya terpejam. Tapi ia tidak benar-benar tertidur.

Kamu dimana sih Rea, aku khawatir. batin Arsen seraya memijit pangkal hidung nya.

Sedangkan Rea asik duduk di pinggir jalan, sambil melahap bakso dengan malas. Bagaimana tidak, dia ditelantarkan oleh Arsen. Laki-laki menyebalkan. Memang sih Rea yang memilih keluar sendiri dari mobil itu, tapi kenapa laki-laki itu tidak mengejar nya memilih diam di mobil bersama gadis asing. Rasa sakit, sedih, takut dan kesal menjadi satu. Kemana sifat Arsen yang selalu ingin melindungi nya? apa semua itu sudah beralih pada gadis itu?. Adara memang dari awal sudah menyebalkan. Rea memang sudah curiga akan gelagat tidak baik dari teman sekelas nya itu. Tatapan nya tidak biasa ketika melihat Arsen. Maka dari itu dia tidak peduli ketika Adara mendekati nya dan mencoba bersikap akrab pada nya.

Tapi tetap saja Adara berhasil menjerat Arsen dengan tipu daya nya. Dasar gadis licik-batin Rea. Ia memang cukup syok ketika mobil Arsen mendekat pada tubuh gadis itu.Rea dibuat terheran-heran ketika Arsen menurunkan kaca mobil dan menyuruh Adara masuk. Ingin melarang, tapi ia sadar jika hubungan nya dengan Arsen sedang tidak baik. Seberapa keras nya dia menolak pasti nya Arsen tidak akan mendengarkan permintaan nya. Tapi yang menjadi pertanyaan nya sampai sekarang adalah bagaimana mereka bisa kenal dan sampai bertukar kontak?. Arsen tidak menceritakan apapun tentang gadis itu sejauh ini, apa ia sengaja menyembunyikannya? tapi kenapa?.

Rea berdecak sebal, sedari tadi pikiran nya tidak jauh-jauh dari kejadian tadi pagi. Bikin pusing. Jadilah dia memakan bakso, dan kalian tau hampir tiga jam bakso di hadapan nya belum juga habis, sampai dingin dan mungkin sudah tidak enak dimakan. Semua ini karena memikirkan dua manusia yang berhasil membuat mood nya buruk hari ini. Penjual bakso pun sampai geleng-geleng kepala melihat Rea yang sedari tadi hanya mengaduk-ngaduk baksonya tanpa berniat memakan nya. Sesekali ia melihat mouki yang tergeletak di meja dan meremas-remas ekor nya sebagai pelampiasan.

"Maaf neng, udah selesai belum makan nya?" tanya penjual itu sopan, membuat Rea tersadar dari lamunan nya dan mendongak.

"Punten bukan maksud saya ngusir, saya teh mau pulang karena jualan saya sudah habis" ucap nya lagi dan Rea pun langsung berdiri menatap bakso nya sekilas. Makanan berkuah itu baru dimakan nya beberapa sendoksaja. Selera makan nya hilang begitu saja. Ketika mengingat kejadian super menyebalkan itu.

Dewasa Itu MenakutkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang