s e v e n t e e n

655 125 24
                                    

calum's pov

gue menelan ludah gue sambil mendekati meja tempat temen-temen gue makan.

"ekhem." gue berdehem.

ashton dengan malas menaruh lagi mangkuk baksonya lalu berdiri, "ayo pindah kesana aja. disini bau ketek."

"dengerin gue dulu."

ashton menghela napas lalu kembali duduk diikuti zayn, niall, dan michael.

"iya gue tau gue salah,"

"nyadar juga si kutil." cibir ashton.

"gue gamaksud, bener. gue gamaksud php-in dia."

"bo? do."

"dih anjing dengerin dulu apa,"

"g ah bau."

ashton dan temen-temen gue beranjak ninggalin meja, "ashton, please. kasih gue satu kesempatan lagi. ash, you know it isn't easy for me."

ashton berhenti, lalu menghela napas.

"just one more chance, just one." tegasnya.

gue sumringah, hendak memeluk erat ashton kalau aja gue gainget dia lagi bawa mangkok bakso.

"cal, kalau ada dua jalan lu tetep harus pilih satu, lu gabisa pilih dua-duanya. gue ngerti lu gabisa milih dua-duanya tapi mereka juga gamau dibohongi, calum."

"you have to make your choice."

"gue—"

"gue tau lu gabisa milih keduanya. tapi kalo lu biarin gini aja bakal lebih dari satu orang yang jadi korban."

gue diem.

"kasih gue waktu ya, ash."

ashton tanpa menjawab beranjak hendak mengembalikan mangkok baksonya yang sudah kosong,

sebelum bener-bener pergi dia berbalik dan menatap gue sambil tersenyum.

"kadang, waktu bisa jadi hal yang kejam. jadi manfaatkan waktu lo sebelum itu berbalik menyerang diri lo sendiri."

mata ashton menerawang sebentar lalu ia berjalan menjauh.

gerakan tangan gue melambat lalu berhenti, gue memandang kosong ke arah depan.

sepersekian detik kemudian gue sadar, gue gabisa lagi menunggu.

-+-+

mungkin keputusan terkilat yang pernah gue buat seumur hidup gue.

tapi apalah gue gapeduli.

gue tau ilsa gabakal maafin gue kalo gue hanya muncul didepannya sambil ngomong 'maaf'.

jadi, sore ini tepatnya jam 15.47 gue dalam perjalanan kerumah ilsa dengan memanggul tas gitar.

semakin dekat gue dengan rumah ilsa makin banyak keringat dingin gue.

berkali-kali gue pengen muter balik aja dan anggep gue gaperna cewek itu, tapi kayaknya gue udah kelamaan mikir sampe gue berenti di depan rumah berpager hitam itu.

gue mengetuk pager yang diikuti dengan mbanya ilsa keluar, dia tau gue karena gue sering jemput dan nganterin ilsa ke sekolah.

gue menelan ludah sambil memegang gitar, haduh mendingan gue balik aja deh.

lalu gue mulai menghela napas dan memetik gitar.

calum: sa
calum: liat jendela lo

ilsa: ha?

setauku cinta itu random,
tak tau kapan datang dan dengan siapa.
buktinya indah ini datang,
dengan tiba-tiba dan dia orangnya.

gue mengencangkan suara gue sampai mungkin terdengar kayak tupai kecekek.

kujatuh cinta, tuk yang pertama.

gue ngeliat gorden jendela kamar ilsa yang terbuka, menampilkan sosoknya yang kebingungan.

cinta itu kayak marmut lucu,
warna merah jambu,
yang berlari disebuah roda.

seolah berjalan jauh,
tapi ga kemana-mana,
gatau kapan berhenti.

kujatuh cinta.

ilsa menutup kembali gordennya, membuat mood gue jatoh, tapi gue tetep bernyanyi kencang.

sering aku tersenyum sendiri,
terlukis wajahmu di dalam mimpi.
dan ku terbangun di pagi hari,
masih terasa indah.

gue mulai agak kedinginan, karena emang kebetulan mendung dan berangin.

saat gue mutusin buat berenti, keluar sosok ilsa dari dalem rumahnya.

cinta itu kayak marmut lucu,
warna merah jambu,
yang berlari disebuah roda.

ilsa termangun lalu gue berjalan mendekatinya, masih nahan dingin. titik titik air juga udah mulai jatuh, bodoh banget gue lupa bawa jaket.

seolah berjalan jauh,
tapi ga kemana mana,
gatau kapan berenti.

kujatuh cinta.

sekarang jarak gue cuma sekitar 5cm dari ilsa, gue tersenyum kecil.

sekarang baru ku mengerti teka-tekimu,
kalimat indah tak pernah kusadari.
tulismu, ku tak menyangka jatuh cinta semudah ini,
kepada sahabat baruku.

gue berhenti memetik gitar, ilsa masih ngedongak natap gue, iya dia kan pendek.

"sa, maafin gue."

ilsa ga bergeming, tapi lama kelamaan dia senyum.

senyuman itu, gue lost control dan malah meluk erat dia.

"eh,"

ilsa diem aja, dia meluk gue balik.

"cal,"

"hmm?"

"emang lu suka sama gue?"

gue balik tertegun.

-+-+-

nah update gue akhirnya.

fix sebel bgt kemaren males soalnya gada mood HAHAHA

ide ada tp buat nulisnya males.

jujur aja nih gue soalnya gamau pake alasan writer's blocknn segala.

jadi blg aja males.

EH BTW ITU LAGUNYA JUDULNYA marmut merah jambu soundtracknya film dgn judul sama. filmnya raditya dika yang (menurut gue) paling bagus❤❤❤ nonton deh yg blm!!

two sides ♛ hoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang