t w e l v e

780 152 62
                                    

sorry ya gada gif karena gue lg liburan dan ga dirumah. i promise kalo udh pulang dikasi massive gif pack lagi:)

+-+-+

calum's pov

ting!

"eh, cal. masuk aja." sapa si fentil ini, "udah mulai, fel?"

"belum." jawabnya pelan.

"mau ketemu sama mama?" ia berbalik lalu menatap gue, gue hanya menggangguk pelan.

feliany menarik tangan gue ke arah ruang makannya, setiap sudut rumah ini gue kenal. sampai jumlah rumah rayapnya aja gue tau.

"mah..." panggilnya ke arah wanita yang sedang duduk diam di sofa, "ada calum."

mama feli spontan mengangkat kepalanya, "nak calum..." katanya lalu berjalan ke gue, "kok udah lama ga kesini?" senyumnya.

"ng-sibuk, ma." alibi gue.

"oh, yaudah sini duduk." ia menarik kursi yang lalu gue bantu.

gue duduk disitu cukup lama sampai satu persatu tamu datang hingga rumah feli yang terbilang besar itu penuh sampai halaman belakang.

"ayo, tampil." feli menyentuh telapak tangan gue, menimbulkan sengatan listrik yang seharusnya hilang.

"iya."

gue mengikutinya hingga ke panggung kayu kecil di halaman belakang, "yang bagus ya." semangatnya.

gue menaiki 2 undakan tangga panggung itu dengan lambat. bukan, bukan karena skinny jeans gue yang menghambat ini,

gue ingat kalau gue belum menyiapkan satu lagu pun.

ketika sampai diatas gue mengambil gitar akustik hitam milik feli itu. sekilas gue bisa melihat coretan spidol putih bertuliskan: 'c + f ' yang pudar karena dihapus paksa dengan thinner.

ah gitar ini.

"ehm, saya calum, dan saya ingin menyanyikan lagu," gue berhenti,

lalu gue tersenyum samar sambil menyebutkan lagu itu.

hanya itu yang bisa gue pikirkan sekarang.

gue memetik gitar,

"beri aku kesempatan,
tuk bisa merindukanmu.
jangan datang terus.
beri juga aku ruang,
bebas dan sendiri.
jangan ada terus."

gue bisa melihat feli yang terpana di pojok halaman.

"aku butuh tahu,
seberapa ku butuhkanmu.
percayalah rindu itu baik untuk kita."

gue tahu betapa lagu ini bermakna bagi dia,

bagi kami.

"pagi melihatmu, menjelang siang kau tahu.
aku ada dimana, sore nanti.
tak pernah sekalipun ada malam yang dingin,
hingga aku lupa rasanya sepi.
tak lagi, sepi bisa kuhargai."

maaf ilsa, maaf ashton, maaf semuanya.

hanya saja melupakan feli gasemudah membalikkan telapak tangan.

she worth more than my whole life.

"baik buruh perubahanku,
tak kan kau sadari.
kita berevolusi.
bila kita ingin tahu,
seberapa besar rasa yang kita punya.
kita butuh ruang."

maaf ilsaku, semuanya hanya sangat sulit.

"pagi melihatmu, menjelang siang kau tahu.
aku ada dimana, sore nanti.
tak pernah sekalipun ada malam yang dingin,
hingga aku lupa rasanya sepi.
tak lagi, sepi bisa kuhargai."

yang ada dipikiran gue sekarang hanya feliany yang tersenyum bahagia dan mata ibunya yang berbinar penuh harap.

"kita tetap butuh ruang,
sendiri-sendiri.
untuk tetap menghargai rasanya sepi."

gue gabisa mengecewakannya, lagi.

"pagi melihatmu, menjelang siang kau tahu.
aku ada dimana, sore nanti.
tak pernah sekalipun ada malam yang dingin,
hingga aku lupa rasanya sepi.
tak lagi, sepi bisa kuhargai."

"makasih."

suara tepuk tangan mengiringi gue turun panggung dan mendekati feli di pojok halaman.

tanpa ba-bi-bu, dia memeluk gue dan gue spontan membalasnya.

"aku rindu, calum." setitik air mata jatuh membasahi flannel gue, "jangan pergi lagi. jangan. aku ga sanggup."

gue menggigit bibir gue.

maaf, maaf, maaf, dan maaf ilsa.

maaf kalau aku mengecewakanmu.

tapi harusku akui, feliany lebih berharga dibanding kamu yang baru ku kenal sebulan yang lalu.

"i won't," gue memeluknya lebih erat, "i won't." bisik gue akhirnya.

harus gue akui, gue rindu.

+-+-+

eh mau nanya dong

menurut kalian gue sombong gasi? kaya jarang balesin comment atau message board

sorryyyyyy kalo menurut kalian gitu yaaa soalnya gue ngerasa kok gue jarang balesin comment gt

gue seneng kalian comment kalian for etc, gue seneng. thank you banget ya.

kalo gaada kalian story ini gabisa sampe 7k reads and 1k votes

laf laf

two sides ♛ hoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang