Chapter 4

563 28 0
                                    

"Egois dan Cinta saling berlawanan

Di waktu yang tidak tepat pula,

Harus kehilangan."

- Cinta dan seribu Egois nya -

※※※

Tin. Tin. Tin.

Klakson sepeda motor keren itu berbunyi tepat di rumah bidadari setan itu. Panggilan nya enggak ada yang cantik lagi apa? Ya masa manggil nya bidadari setan?

"IYA. BENTAR KALI JON!!!" sahut Hujan yang masih berada di dalam rumah.

"Mah, Hujan hangout dulu yah!" Pamit Hujan yang masih berada di ambang pintu rumah nya.

"Hati-hati, kali ada apa-apa telpon mama langsung. Jangan malem-malem pulang nya!" Nasehat mamah yang berharga. Manis nyaaa.

"Iya mamah! Ya udah Hujan pergi dadah!" Hujan langsung mengecup pipi mama nya singkat lalu berlari ke arah sepeda motor keren itu.

Penampilan nya hanya menggunakan tanktop hitam dengan jaket abu-abu yang membalut nya dan memakai rok di bawah lutut 5 cm berwarna hitam juga. Sederhana tapi perfect. Oh iya tidak lupa dengan rambut yang di cepol nya sehingga hanya menyisakan anak-anak rambut sebagai poni nya. Tanpa basa-basi Hujan langsung melompat ke jok belakang motor itu. Lalu ia menepuk pundak supir errr... maksud nya pundak Joni untuk langsung berjalan.

"Tumben banget lo pendiem Jon!" Tanya Hujan dengan aura menyelidik.

Joni tampak enggan menjawab pertanyaan basa-basi milik Hujan. Ia masih setia menjalan kan motor nya. Setelah sampai di tempat nya, Hujan langsung turun dan keluyuran entah kemana. Dia kan enggak bawa dompet gimana mau keluyuran? Cuma berbekal hape dan nasehat suci dari mamah tercinta.

"Wahhh rame banget, kapan ya terakhir kali gue ke sini?" Tatapan Hujan tampak berbinar bahagia sambil memandangi biang lala dan beberapa arena bermain lain nya.

Tak lama seseorang menepuk pundak Hujan yang hampir membuat Hujan jantungan. Fix itu lebay memang.

Bugh.

Dug.

Dag.

Bugh.

"Awwww..." ringis orang itu setelah menerima serangan maut milik Hujan.

"OMEGATTT KOK BOCAH SETAN SATU NI ADA DI SINI? Jangan-jangan... lo..."

Jantung Awan sudah berpacu dengan sangat cepat. Udah keliling lapangan 39 kali tuh. Awan sudah berkeringat dingin.

"STALKER IN GUE YA??? DASAR BOCAH NGESELIN!" Hujan tampak menatap Awan tak percaya.

"Enak aja lo! Emang siapa yang sudi stalker in elo! Orang gue yang ngajak lo ke sini kok!" Ungkap Awan sambil menepuk-nepuk celana jins nya yang kotor.

"Ngibul mas? Orang yang ngajak gue ke sini itu Joni kok!" Bela Hujan tak terima dengan realitas yang ada. Dasar otak imajinator ya pasti semua realitas ke hempas.

Awan Dan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang