Chapter 12

537 21 0
                                    

"Tak ada lagi rasa egois karena...

Senyuman yang kini menggantikan

Semua nya"

- Senyuman -

※※※

Kini tak ada hari yang dapat menggambar kan sebuah senyuman. Dari... dia. Apa harus di kode dia dulu biar peka? Enggak deng. Malu. Maksud nya malu-malu in.

Hari itu langit kembali cerah seperti biasa nya. Ruangan putih berbau obat-obat an itu juga tampak sepi seperti biasa. Hujan menyandar kan kepala nya ke bantal. Piama nya bukan piama rumah sakit. Tetapi piama bergambar doraemon berwarna pink. Di tangan nya sudah ada sebuah buku berwarna putih gading dengan bolpoint warna biru cerah.

Dear, God

Hari ini langit biru cerah tak bersisa.

Hari ini juga baru ku ketahui kalau kaki ku tak lagi dapat berjalan kembali.

Tuhan,

Jauh dari hari sebelum nya,

Tak lagi ku pikir kan perasaan ini.

Yang semakin dalam merasa kan sakit hati.

Egois dan patah hati

Membuat ku sempat hilang kendali

Maaf,

Pernah mencintai mu begitu dalam.

Maaf,

Pernah membohongi diri ku sendiri

Walau pun itu rasa nya sakit.

Aku hanya pasrah bukan berarti aku menyerah.

Karena aku menunggu saat yang tepat

Untuk mencintai. Lagi.

Terima kasih Tuhan.

Atas rencana mu...

Hujan tersenyum tipis. Rambut nya di potong di atas bahu. Kemarin dia bersikeras memotong rambut nya di atas bahu. Seminggu lalu, setelah kesadaran nya kaki nya tak dapat di gerakan sama sekali.

"Baru bangun?" Tanya orang itu.

Hujan menutup buku itu lalu di letak kan nya di laci meja rumah sakit. Orang itu berjalan menuju meja untuk meletak kan bubur dan buah.

"Raka?" Panggil Hujan.

"Iya?"

"Makasih"

Raka menghentikan aktivitas nya. Dia berjalan ke arah brankar lalu tersenyum lembut sambil mengelus puncak kepala Hujan.

"Kamu mau ke pantai?"

Awan Dan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang