makan malam

530 126 5
                                    

Neva's pov

"Hah? Aku nemenin tante Leila dinner sama temen lama mama ama tante?"

"Iya sayang. Wakilin mama. Mama belum bisa ke jakarta."

mati gue. Pasti tante Leila bakal nyuruh gue pake dress yang formal formal gitu. Bitch, please, gue benci dress.

"Ya ampun ma. Tugas kuliah Neva banyak bangettttt." Sangkal gue. Ya sebenernya emang banyak sih. Tapi gak banyak banyak amat sebenernya. Bisa di handle semalem doang sih.

"Gini deh, kalo kamu mau ikut entar mama beliin apartemen yang baru. Tapi ga dalam waktu dekat ya sayang."

Boleh juga sih tawaran nyokap. Gue emang udah gak betah sama suasana apartemen yang ini.

"Fine, ma. Bilang tante Leila jemput Neva jam 5 aja."

Tante leila udah sampe di apartemen gue. Tapi kita gak kunjung pergi. Tante leila ngeliat gue dari ujung rambut sampe ujung kaki.

Tante Leila berkacak pinggang. "Oh my God, sweetheart. Kamu gak bisa dinner pake jeans sama kaos doang."

Gue mendesah pelan. "Tapi Neva gak punya dress, tante."

Tante gue ngeliat jam di tangannya, "Kita masih punya satu jam lagi. We need to shoping, honey."

Dan dengan itu, gue ditarik keluar apartement dan bawa ke sebuah mall ternama di jakarta. Dan setau gue isinya itu barang barang branded semua.

"Seriously, tan? Neva pikir gausah sampe beli gaun gaun begini deh." Gue memohon agar gue enggak tersiksa sama gaun yang bakal dipilih sama tante gue ini.

Just fyi, dia orang nya fashionable abis. Bagi nya gak ada hidup tanpa fashion.

Tante Leila narik gue ke toko H&M dan gue dibawa ke tempat pakaian yang isinya dress semua. Sesek napes gue disini. Hh.

"Pilih yang cocok, Nev."

Gue menghela nafas. "Selera Neva jelek tante. Mending tante yang pilih, gimana?"

"Okey, honey." Dan tante gue mulai penjelajahan nya. Dia jalan jalan di area toko sambil megang 3 jenis dress yang beda beda dan balik lagi ke gue.

"Nih, pilih." Tante Leila nunjukin 3 dress itu. Ada 3 warna, peach, baby-blue sama putih. Dan gue rasa gue suka sama dress yang peach. Menurut gue dress itu simple. Gak banyak ornamen di kainnya. Dan gue rasa itu juga lumayan nyaman buat dipake

"Neva pilih yang ini aja deh." Gue ngambil dress peach itu.

Tante Leila menutup sebelah matanya dan memaskan dress itu dibadan gue.

"Good choice, sweety."

Gue dan tante Leila sampai di rumah besar di bilangan Pulo Gadung. Menurut gue rumah ini besar banget. Dan pasti orang kaya yang punya.

Seorang satpam bertanya ke tante gue apa keperluannya, dan tante bilang kalau dia adalah tamu pemilik rumah ini. Mobil tante Leila pun diparkiran di halaman yang besar itu.

Really? Ini gila. Kenapa mama ga pernah cerita dia punya temen sekaya ini?

"Come on, honey." Ajak tante Leila masuk ke dalam rumah bercat putih tulang itu. Saat masuk, kami langsung disambut oleh seorang wanita paru baya dan perempuan yang lebih muda.

"Hey joy. Apa kabar?" Tante Leila memeluk wanita itu dan bercipika cipiki.

"Always good, Lei." Wanita itu tersenyum, dan pandangannya teralih ke gue. "Ponakan ya? Anaknya Lena kan?"

Gue mengangguk lalu tersenyum. Dan tiba tiba dia meluk gue. "Cantiknya sama kayak mamanya." Kata nya lembut.

"Makasih, tante." Jawab gue.

Dan gadis disebelah tante joy, menghampiri gue dan memberikan salam. "Geneva kan?" Tanya nya.

Gimana dia tau nama gue? Padahal gue gatau dia atau pun nama keluarga ini.

Dia tertawa. "Jangan kaget, dulu waktu kecil lo sering main ke sini. Ya sebelum akhirnya lo pindah ke Jogja."

eh

Tunggu. Kayaknya gue inget deh.

Gadis itu meluk gue. "Your old friend, Neva. Mali, Mali-Koa Hood."

knp dunia itu sempit?

toko buku • calumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang