makan malam (2)

511 114 6
                                    

Suara garpu dan sendok berdentingan, diikuti gelak tawa antara Leila dan Joy.

Neva yang sempat shock karena baru ingat bahwa selama ini keluarga nya kenal dengan—keluarga Calum—pun kebanyakan diam. Walau sesekali dirinya harus tersenyum sebagai respon beberapa pertanyaan dari Joy dan Mali.

"Calum mana sih? Kok belum dateng?" Tanya Joy. Memang sejak acara makan malam dimulai, Calum tak kunjung datang juga. Sedangkan ayah Calum sendiri memang sedang ada dinas ke luar kota.

"Udah lah, gapapa. Namanya anak muda." Respon Leila.

"Tapi kan dia jadi gak disiplin, Lei." Joy sudah lelah dengan sikap anak bungsu nya yang acuh tak acuh ini.

"Bentar ya ma. Biar aku telfon." Kata Mali sambil mencari cari nama adiknya dikontak ponselnya. Saat nada sambung ke tiga berbunyi, pintu rumah pun dibuka dengan tergesa gesa. Siapa lagi kalau bukan Calum?

Lelaki itu mengeryit saat melihat Neva. Saat kecil, mereka memang tidak pernah bertemu. Karena Calum tinggal dirumah neneknya di daerah jawa Timur.

"Maaf ma. Calum dari rumah temen, jadi telat." Setelah mengatakan itu, calum langsung duduk disebelah Mali.

"Iya udah gapapa," Kata Tante joy. "Kamu belum kenal sama Neva kan ya?"

Calum menggeleng. "Belum, emang dia siapa? Kok aku kayak pernah liat?"

Mmpos, gue yang niban dia di pim, batin Neva.

"Dia anak tante Lena. Adiknya Keenan." Jelas Tante Joy.

Calum mengangguk. "Ohh gitu." Setelah percakapan pendek itu, tak ada lagi yang berbicara, kecuali Joy dan Leila.

Acara makan malam sudah selesai, Joy dan Leila sibuk mengobrol di ruang tamu sambil bernostalgia.

Sedangakan Mali dan Neva duduk duduk santai dekat kolam renang. Jangan tanya dimana calum, karena saat makan malam selesai ia langsung naik ke kamarnya tanpa ada bicara sedikit pun.

"Nev, nginep sini aja yuk?" Ajak Mali saat mereka sedang duduk dipinggiran kolam.

"Uh, gimana ya. Gue mau aja sih, tapi besok gue ada kelas pagi." Kata Neva sambil memainkan kakinya didalam air.

Mali berfikir sebentar. "Loh bukannya lo satu kampus sama calum ya? Berangkat aja sama calum." Kata Mali. "Oh iya, kebetulan besok calum juga ada kelas pagi."

maka itu gue gamau nginep, bisa digosipin yang enggak enggak gue, kalo sampe berangkat ama tuh curut. Batin Neva

"Tap—"

"Gak ada penolakan," kata Mali dengan cepat, sebelum Neva membuat alasan lagi. "Lagian gue yakin Calum gak masalah kok. Tenang gak akan ada yang marah." Mali tertawa kecil.

Neva pun tersenyum terpaksa. "Yaudah deh boleh."

Neva menghela nafasnya dalam hati Selamat menjadi gosip baru Geneva.

Calum's pov.

"Cal,"

Gue nengok dan ternyata Mali yang manggil.

"Kenapa, mal? Lu mau nitip buku lagi? Gak ah mager gue ke toko buku mulu." Gue berdecak.

Mali dateng nyamperin gue yang lagi duduk di kursi meja makan. "Suudzon mulu lu, bego." Dia nepok punggung gue.

Gue tercengir. "Lah trus napa? Tumben amat manggil."

"Lu satu kampus kan sama Neva?" Tanya Mali tiba tiba.

Gue mengeryit. "Neva sapa?"

"Geneva Adriana lah, sat."

Gue ber-ohh. Ternyata yang semalem. Eh dia kan anak baru yang dibilang cakep itu. Baru tau gue kalo dia adeknya Keenan. Tapi lumayan juga sih tu anak.

Gue minum teh yang ada di meja makan. Yang udah disiapin sama nyokap sebelum dia pergi. "Oh, kenapa emang?"

"Anterin dia ngampus ya. Semalem dia nginep." Kata Mali enteng

Gue hampir keselek dengernya. Lah anjir, bisa jadi gosip panas ini si. Lagian kok dia mau aja si di ajak mali nginep

"Gak ada alesan cal. Anterin dia pokoknya. Dia udah siap tuh." Mali nunjuk cewe berambut coklat—oh dia udah ngecat ulang rambutnya. Dia make ripped jeans dan blouse yang dikasih sama Mali.

Ya mau gimana lagi. Siap siap aja kuping gue panas denger si Michael nanya nanya mulu.

Gue mendesah pelan. "Yaudah deh." Karena mali, gak akan bisa di ajak kompromi. Dan gak mungkin juga gue jelasin kalo disana ada mantan gue yang sangar.

gaje lgi he.
maap, bakal update lama
gegara sekul.
biasa, kurtilas,
ugh.

toko buku • calumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang