fallin'

334 60 1
                                    

Mobil Calum berhenti di depan sebuah gedung apartemen— tempat Neva tinggal.

Calum sudah berkali kali membangunkan gadis disampingnya itu, tapi tetap saja tidak ada respon.

"Nev," calum mencolek pipi gadis tersebut. "Woy, bangun kebo." Neva hanya menggeliat, tapi tidak membuka matanya.

Calum gemas, ia memiliki ide yang cemerlang. "Eh kalo lu ga bangun entar gua kisseu ya!"

Neva masih tidak merespon. Calum pun akhirnya mendekati bibir pink pucat gadis itu. Saat wajahnya berada didepan wajah Neva, tiba tiba gadis itu terbangun.

"AAAAANJIR! MAU NGAPAIN LO MESUM?" Teriak Neva yang membuat calum otomatis menjauhkan wajahnya.

"Mau aku kisseu." Jawab calum sambil menaruh telunjuk di depan bibirnya.

Neva membelalak. "Eh ena aja! Ga boleh, bukan muhrim."

"Lagian salah lo yang dari tadi ga bangun bangun. Padahal udah gua kelitikin, teriakin, tetep aja ngebo." Kata calum memasang wajah kesal.

"Eh dah nyampe?" Neva melihat sekitar, dan ini memang sudah sampai di apartemennya.

"Udah dari setengah jam yang lalu, sayang."

Neva merasa seluruh darahnya berdesir saat calum memanggilnya sayang. Ia tak pernah merasakan hal ini sebelumnya.

"Y-yaudah, gua turun." Neva membuka meraih tas nya dan membuka pintu mobil.

Tapi dengan cepat tangannya ditarik oleh calum. Wajah mereka berdua berhadapan. Neva dapat merasakan deru napas calum menerpa wajahnya.

Neva menutup matanya dan merasakan bibir calum menyentuh bibir nya. Ini adalah first kiss milik Neva. Calum lah first kiss nya.

Calum melepas tautan bibir mereka. Lalu menatap wajah Neva yang memerah. "Makasih udah mau nerima gua."

Neva mengangguk, menatap iris coklat hazel tersebut. Ia terjebak disana. Memang benar, dari awal ia tau, bahwa ia akan terjebak— terjebak dalam cinta calum.

Calum memeluk gadisnya. Mengusap kepala Neva lembut. Seakan ia tidak bisa memeluk gadis itu lagi.

"C-cal?"

"Biarin Nev, biarin kaya gini sebentar lagi."

Neva tidak mengerti kenapa calum bersikap seperti ini. Tapi ia membiarkan calum memeluknya, karna ia juga tak mau lelaki itu pergi.

Neva terbangun karena ponselnya yang berdering. Ia mengerjap lalu menjawab telpon itu.

"Halo?"

Mendengar suara orang diseberang sana, Neva buru buru mengumpulkan nyawa nya. "Halooo abang acuu."

"Kids jaman jigeum gini nih gaya nya." Keenan terkekeh. "Eh gua mau balik ke jakarta bentar lagi."

"Kapan? Kok baru bilang ke gua sih?"

"Lusa." Kata Keenan. "Seharusnya sih minggu depan, tapi gua buru buru balik. Ada yang mau gua tanyain ke lo."

Napas Neva tercekat. "N-nanya apa?"

"Gausa pura pura bego deh. Sejak kapan lo sama calum jadian?"

"Duh, sejak 3 hari lalu bang." Ujar Neva takut takut. "Lo marah?"

"Engga, tapi pas gua balik. Gua mau ketemu sama dia."

Dan sambungan telpon diputus secara sepihak ole Keenan. Hal itu membuat Neva gelisah dan menelpon seseorang yang sekarang menyandang status sebagai kekasihnya.

"Calum?"

"Kenapa, sayang? Kangen aku?"

"Bacot." Rasanya Neva ingin menabok orang yang sedang berbicara dengannya ini. "Keenan mau ngomong sama lo, lusa."

"Ngomongin apa? Tanggal tunangan atau pernikahan? Duh aku belum siap nih." Lagi lagi calum bercanda.

"Call, please deh. Kee bukan orang yang doyan becanda kaya kamu gini loh." Neva ngehela napasnya kasar. "Aku gamau kamu kena marah dia."

"Oke oke. Maafin aku, lusa aku kosongin waktu."

"Yaudah, makasih ya."

"Apa si yang ga buat kamu."

"Jijik gua cal." Neva mengeryit. "Udah ah, gua mau siap siap, tar anterin gua ke gramed ya. Bye—"

"EHHH JANGAN DI TUTUP DULUU."

"GOSAH TERIAK ANJIRR."

"Itu lo juga teriak."

"Oiya, sorry. Udah ah gece kenapa?"

"Gamau kasih kiss dulu apa?"

"Gua tampar onlen ya lu, cal?"

"Semalem aja gua kiss malah nyium bal—"

"Bacot."

Napsu bgt lu cal
Nyium mulu

toko buku • calumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang