3. Baron

4.4K 358 33
                                        

"Yang, Baron meninggal 😭😭"

Tiga kata yang gue liat di line abang kampret gue. Seketika gue terkejut karena Baron yang mungkin kerabat Ai meninggal dunia.

Segera gue berlari ke dapur, untuk memberitahukan dengan si kampret

"Bang kata si Ai, Baron meninggal," kata gue sambil mengambil nafas.

"What ... Baron meninggal?" tanya abang gue dengan muka shok. Tapi tidak lama setelah itu dia malah tertawa dan kembali berkata, "Alhamdulilah akhirnya baron mati."

"Lah kok gitu? Kampret lo ada yang ninggal malah disenengin."

"Haha ...." Dia malah tertawa dasar abang geblek.

"Eh mau ke mana lo?" tanya gue melihat dia pergi dari dapur ini.

"Ke rumah Ai."

"Ikut oi!"

Tidak sampai 30 menit perjalan gue sama Dallas akhirnya sampai di rumah Ai. Namun rumahnya sepi-sepi saja tidak ada keramaian seperti ada orang berduka pada umumnya.

"Cam sayang ... hiks!" teriak Ai saat melihat abang gue. Dan kalian tahu abang gw malah tersenyum, gitukan kampret.

"Udah gak usah nangis nanti kita beli Baron yang baru." lah kok beli Baron baru. Ada yang aneh nih.

"Iya deh nanti kamu ya yang beliin, yuk ke kuburannya Baron."

'Wah bener ada yang gak beres nih sma dua sejoli,'

Kami bertiga berjalan ke arah belakang rumah Ai. Yang gue lihat di sana hanya segundukan tanah kecil.

"Itu apaan?" tanya gue bingung.

"Ini kuburan Baron," jawab Ai sambail menangis-nangis.

Astaga ini cewek gue yang melihatnya cuma nyengir saja. Lalu, emng kuburan apa yang sekecil itu?

"Baron apaan?" tanya gue sama abang gue yang sedang menenangkan Ai.

"Baron tikusnya Ai."

"Ha? Tikus? Ngapain dia melihara tikus?"

Kampret tikus aja dikasih nama baron. Kalah mah nama kepala RT gue. Gue sangka si Baron mah orang.

Ma idiot brotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang