Hai👋🏻
Gue penghuni baru di dunia orange🍊 Maap ya, kalo tulisannya masih kurang rapi. Maklum, ane cuma penulis amatiran😅 Tapi kalo suka sama cerita gue silahkan atuh di tekan tombol bintangnya dan add library supaya ga ketinggalan ceritanyaa😁
Enjoy and happy reading!
***
Jakarta, 15 Maret 2016.
Perempuan yang rambutnya tergerai itu sedang duduk di sebuah bangku yang terletak di taman. Taman itu sepi, sama sekali tak ada orang. Hanya dia sendiri, di temani oleh angin sepoi-sepoi yang seolah-olah sedang membelai wajahnya.
Tatapan matanya pun kosong dan mengarah ke hamparan rumput yang sangat luas. Tapi ada sarat kesedihan dalam tatapan matanya itu, kesedihan yang sangat mendalam. Tak terasa satu tetes air mata jatuh membasahi pipi kanannya, dan di susul oleh tetesan demi tetesan yang meluncur dengan deras membasahi wajahnya.
Ia kembali mengingat pria itu. Pria yang selalu memberikan perlakuan manis terhadapnya, pria yang selalu mengucapkan rayuan gombal yang sampai saat ini masih di ingat betul olehnya. Walau sudah beberapa tahun berlalu, memori tentang dirinya bersama pria itu terus terulang kembali di fikirannya.
Bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Tapi perasaannya tetap sama dengan beberapa tahun yang lalu. Seolah ingin menetap saja di hati perempuan itu, tak mau pergi dari fikiran maupun hatinya.
Sampai kapanpun, ia takkan pernah melupakan pria itu. Ia adalah pria yang mengajarkannya apa itu arti cinta yang sesungguhnya. Setiap perlakuannya, kata-katanya, senyumannya, tak akan pernah di lupakan olehnya. Biarlah semua perlakuannya menjadi kenangan yang takkan pernah terlupakan yang senantiasa mengiringi langkahnya agar menjadi sosok yang lebih kuat. Tapi, ia terlalu rapuh untuk menjadi kuat.
Seekor kupu-kupu hinggap di salah satu bunga dari sekian banyaknya bunga yang berada di taman itu. Ia mengusap air matanya pelan, lalu beranjak dari tempatnya. Ia mendekati kupu-kupu itu perlahan, kemudian menangkap kupu-kupu itu dengan kedua jarinya.
Kupu-kupu itu di tatapnya lekat-lekat. Bahkan, sayap kupu-kupu itu lebih kuat dari pada dirinya. Bagaimana pun juga, ia harus bisa melepasnya pergi. Walau rasanya sangat sulit. Perempuan itu melepas kupu-kupu yang berada di tangannya, berharap melepas seseorang yang sangat berarti baginya sama seperti melepas kupu-kupu itu.
Tapi, nyatanya kenyataan tak seindah itu. Sangat sulit melepasnya pergi, sangat.
Ia merasa bahwa pria itu tak pernah jauh darinya, bahkan selalu ada di dekatnya sampai sekarang. Ia mengarahkan perlahan tangannya tepat pada hatinya, lalu memejamkan mata sambil menengadahkan wajah ke atas. Menghirup oksigen sebanyak-banyaknya agar perasaannya lebih tenang.
Terima kasih, Alan Zachary.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Kabut Luka
Teen FictionAku selalu berusaha tak menangis karenamu. Karena setiap tetes air mata yang jatuh, hanya akan mengingatkan, betapa tak bisa aku melepaskanmu.