Nikmati saja saat aku mengungkapkan cinta padamu, siapa tahu suatu saat nanti kamu tidak bisa mendengarkannya lagi.
***
5:15 am.
Jam weker berbunyi, Shelby meraba nakas dan mengambil jam weker itu lalu mematikannya. Ia berjalan gontai ke kamar mandi.
Sesampainya di kamar mandi, Shelby menatap dirinya di cermin. Lalu membasuh wajahnya dengan air dingin. Ia mengambil sikat gigi dan pasta gigi, serta gelas yang berisi air. Dia mulai menyikat gigi nya dari bagian kiri hingga kanan, mengambil air dan berkumur-kumur. Setelah selesai ia mulai membersihkan tubuhnya.
Tak berapa lama kemudian, Shelby keluar dari kamar mandi dengan handuk yang membalut tubuhnya. Ia mengambil seragamnya, kemudian memakainya. Rambutnya masih basah karena tadi dia habis keramas. Ia ingin mengeringkan rambutnya, tapi pandangannya terhenti pada sebuah figura berukuran sedang yang berada di sudut meja riasnya.
Ia menggerakkan tangannya perlahan hendak menyentuh figura itu, kemudian di ambil dan menatapnya lekat-lekat. Di dalam figura itu, terdapat foto dirinya yang sedang tersenyum lebar bersama seorang pria yang berumuran sama dengannya, mereka saat itu sedang berada di taman yang ada danaunya.
Pria itu keturunan Indo-Jerman, kelihatan dari wajahnya yang blasteran. Di dalam foto itu, Shelby masih berusia sekitar 12 tahun. Shelby terlihat sangat bahagia, seperti tidak ada beban dalam dirinya. Ia tersenyum cerah sambil memegang sebuah lollipop.
Gue kangen, kata Shelby dalam hati sedih.
Tok.. Tok.. Tok..
"Sayang, turun yuk makanannya udah siap tuh!" Teriak Shofie, mama Shelby dari luar kamar.
"Iya ma, bentar!"
Shelby segera meletakkan kembali figura itu di sudut meja riasnya, kemudian mengeringkan rambutnya menggunakan hairdryer. Setelah lama berkutat dengan pengering rambut itu, ia pun mengambil sisir dan mulai menyisir rambutnya.
Shelby berjalan ke arah pintu, membuka knop pintu dan berlari kecil menuruni setiap anak tangga yang ia lewati. Ia tersenyum tipis saat melihat hidangannya sudah siap dan ada papanya yang sedang asyik membaca koran serta mamanya yang menuangkan segelas air ke dalam gelas.
Shelby menghempaskan bokongnya di kursi tempat biasa ia duduk, ayahnya hanya menatapnya datar sedangkan ibunya tersenyum manis.
Sepertinya, sifat papa Shelby yang bernama Adam itu cuek dan terkesan tidak peduli itu menurun pada anaknya. Shelby sama cuek dan dinginnya seperti ayahnya. Kalau mamanya, menurut Shelby Sofhie adalah perempuan teramah yang pernah ia kenal. Tutur katanya sangat lembut dan ia juga seorang yang penyabar.
Kadang Shelby suka mikir sendiri, bagaimana orang tuanya bisa menikah? Bagaimana cara mereka di pertemukan? Dan siapa yang menyukai duluan? Bisa di tebak kalau misalkan yang menyukai duluan adalah Sofhie, pasti sangat sulit sekali memperjuangkan cinta Adam, karena Adam ini sifatnya sangat cuek dan dingin sekali.
Beda halnya kalau pertama kali Adam yang menyukai Sofhie duluan, mungkin ia akan sedikit menjuruskan modusnya untuk bisa berdekatan dengan Sofhie, karena selain sifatnya yang dingin dan cuek, Adam juga orang yang sangat gengsian.
Ngomong-ngomong, Shelby hanyalah anak tunggal. Ia tidak mempunyai kakak maupun adik.
Mereka makan dengan keadaan tenang, sesekali Sofhie menanyakan tentang bagaimana Shelby di sekolah, ada kendala apa saja selama berada di sekolah, dan hal semacam itu.
***
Suasana kantin saat ini sedang ramai-ramainya, untungnya Shelby sudah mendapatkan tempat untuk mengisi perutnya, meja mereka berada di tengah-tengah kantin.
Sesekali mereka berbincang-bincang, saking asyiknya ngobrol, mereka tidak menyadari kalau Alan sudah berdiri di atas kursi sambil memegang microphone. Ia berdiri di sudut kanan kantin, sehingga semua orang dapat melihatnya dengan jelas.
"Tes, tes. 1 2 3," Shelby langsung menoleh ke sumber suara. "Halo, disini gue mau ngomong sesuatu. Kalian liat gak cewek cantik yang lagi duduk disitu?" Ia menunjuk tepat ke arah Shelby, jadilah semua penghuni kantin menatapnya. Shelby jadi merasa sedikit risih.
"Cantik ya? Mulai sekarang dia calon pacar gue. Jadi, jangan ada yang deketin dia," Seketika suasana kantin menjadi gaduh karena suara orang yang menyoraki dan menggodanya, "Kalo ada yang macem-macem, urusannya sama gue. Langsung ke intinya aja, gue mau bilang kalo gue suka sama dia," Wajah Shelby jadi memerah, bukan karena merona. Tapi karena menahan emosinya yang sudah memuncak.
"Sikat Lan! Sikat!"
"Udeh Lan, langsung tembak ae lah!"
"Woi, gimana nasib fangirl lo?"
Kira-kira, itulah komentar dari mereka. Dan, masih banyak lagi. "Maaf buat yang suka sama gue, tapi gue sukanya sama dia. Cuma adek Shelby seorang, gak ada yang lain."
Murid-murid mulai menyorakinya lagi, "Untuk kamu, sang pujaan hati yang sampai saat ini masih menjadi khayalan. Kamu tahu tidak? Memikirkanmu, aku jadi malas tidur. Tahu kenapa? Karena kini hidupku jauh lebih indah dari mimpi manapun." Suasana kantin seketika berubah seperti orang yang sedang demo, berisik sekali!
Sumpah, rasanya saat ini Shelby ingin menggali tanah lalu mengubur dirinya di dalam tanah, biar dia di telan bumi sekalian dari pada harus di permalukan seperti ini.
"Teruntuk Shelby sang pujaan hati, aku mencintaimu. Mungkin kata-kata ini terdengar hanya bualan semata, tapi kamu tidak tahu kan? Bahwa sedari tadi jantungku berpacu sangat cepat hanya karena ingin mengucapkan 'aku mencintaimu'."
"Mungkin jika disuruh memilih, lebih baik membiarkanmu melompat sendirian dari gedung atau memilih melompat bersamamu. Aku lebih memilih opsi pertama. Karena ... aku akan menangkapmu dari bawah," Lagi-lagi, kantin menjadi sangat berisik karena siulan dan sorakan dari para penghuni kantin.
Untungnya tidak ada guru yang datang ke kantin, kalau ada bisa jadi masalah. Yah, walaupun Alan sudah sering mendapat masalah apalagi masuk ruang BK. Tapi, asal kalian tahu. Alan ini sering di bilang anak ajaib, dia pembuat onar dan biang rusuh. Pokoknya walaupun ganteng, dia juga gila. Walaupun biang kerok, tapi nilai-nilainya selalu bagus. Kalau di tes oleh guru maju kedepan kelas juga dia bisa menjawab soal dengan mudah. Maka dari itu membuat guru-guru pada bingung.
Kalau urat malu Shelby sudah putus, ia pasti sudah mencakar-cakar wajah Alan saking kesalnya.
Alan terdiam lama sambil terus memandangi wajah Shelby, mereka saling menatap walau suasana di kantin sangat gaduh.
Alan kembali mengungkapkan perasaannya.
"Percayalah, perasaan ini bukan hanya cinta sesaat. Langsung pada poin utamanya saja. Wahai sang pujaan hati. Aku mencintaimu, sangat."
***
Udaa ya, segitu aje. Ane lagi males nulis, ini aja disempet-sempetin. Maap kalo garing ato absurd, karena emang dasarnya gue cuma penulis amatiran yang menyalurkan hobi gue sebagai penulis😊
Sekali lagi, sorry kalo gombalannya garing ato apalah itu menurut kalian. Tapi gue emang bener-bener gabisa ngegombal ato ngebuat kata-kata puitis😅
Thx yang uda baca, vote dan komentar😚 Kalo nak komen, jangan tanggung-tanggung. Sekalian aja panjangnya kek tol Cipali✌🏻️
Vomment!💋
![](https://img.wattpad.com/cover/95066325-288-k308127.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kabut Luka
Подростковая литератураAku selalu berusaha tak menangis karenamu. Karena setiap tetes air mata yang jatuh, hanya akan mengingatkan, betapa tak bisa aku melepaskanmu.