cycle two

32.5K 326 11
                                    

Tadinya, gua sempet bete pas bunda bilang kalau hari ini gak ada sama sekali jadwal rombongan kita untuk pergi ke pantai. 

Wasting time banget gak sih ke Bali, tapi gak ke pantai? Atau salah gua yang datang pada hari terakhir dimana rombongan mereka udah mau pulang? 

Kata bunda sih, kemarin mereka sudah ke Tanjung Benoa, dan kemarinnya lagi ke Nusa Dua. 

Kalau dipikir-pikir lagi sebenernya buat apa gua bete deh, i still have much time to having fun here. Tiga hari dua malam di pulau dewata sendirian lagi, apa ya gak cukup?

Itu semua sebelum Om Har ngabarin kalau dia bakal ngajakin gua ke Sky Garden. 

One of the most happening night club at Kuta, setau gua ya. 

Di instagram sama di twitter kan yang lagi happening banget di update kalau gak Potato Head Beach Club, ya Sky Garden itu. Ya gak sih? 

Let say gua norak, tapi emang nanti itu adalah pengalaman pertama kalinya gue clubbing terus so what, eh?

Jadinya sekarang gua bisa enjoy serangkaian kegiatan yang diatur sama pihak kantor bunda. Masih di daerah bedugul, rombongan kita kemudian bergerak ke Danau Beratan yang gak jauh dari tempat makan siang gua tadi. 

Berhubung ini bukan musim liburan, gua seneng aja kalau tempat wisata yang kita datengin ini gak begitu ramai. Karena sejujurnya, gua gak begitu suka tempat yang terlalu crowded gitu.

Saat itu gua masih pakai sleeveless tank berwarna hitam polos karena belum sempet ganti baju, walaupun sinar matahari Bedugul saat itu begitu terik, tetep gak jadi masalah buat gua karena danau yang letaknya di dataran tinggi itu notabene cuacanya sejuk banget. 

Buat kalian yang gak tau Danau Beratan itu apa, sekarang, cepetan buka dompet kalian atau cari lembaran uang lima puluh ribuan, dan kalian bisa liat ada pura yang letaknya di tengah danau pada gambar uang lima puluh ribuan itu, adalah Danau Beratan. 

Sekarang, gua berada di tepi danau dan lagi ribet banget moto-motoin bunda dengan segala angle, dan view, buat dijadiin display picture WhatsApp katanya—err. 

Kegiatan yang begitu melelahkan di tepi Danau Beratan, karena bunda dan teman-teman kantornya bergantian minta gua untuk ngambil foto mereka. 

Gua yang gak tau siapa aja temen-temen kantor dan anak buahnya bunda, cuma bisa senyum-senyum cengengesan aja pas mereka manggil nama gue dan minta tolong fotoin.

Gua menghela nafas, frustasi.

Gua melirik Swatch yang gua pakai di tangan kanan, melihat bahwa waktu kita bentar lagi bakalan habis untuk mengunjungi Danau Beratan ini, karena guide kita tadi cuma ngasih waktu empat puluh lima menit untuk menikmati tempat wisata ini. 

Jadi, gua mencoba menikmati saat-saat terakhir gua berada disini, dengan agak menjauh dari bunda dan rombongan. 

Emang sih, ini bukan kali pertama gue ke Bali, cuma ini kali pertama gua ke Danau ini.

Gua berjalan ke sebelah kiri pura, mencoba menikmati pemandangan danau yang terbentang luas di hadapan mata gua. 

Deretan perbukitan juga bisa terlihat dari sini, walaupun gak begitu jelas karena tertutup sama gumpalan-gumpalan awan. Keren banget deh lukisan tangan Tuhan, gak bohong gua. Tapi kok tetep ya, tangan-tangan manusia gak bisa ngejaganya banget, gua masih menemukan banyak banget sampah-sampah yang tersangkut di pinggiran danau.

Kembali gua melirik Swatch di tangan kanan gua, melihat bahwa sudah seharusnya gua untuk mencari bunda dan kembali ke bis. 

Bunda ternyata masih di tempat semula, lagi berbincang-bincang dengan teman-teman kantornya. Gue mendekat ke bunda, berbisik memberi tahunya untuk segera menuju ke bus kami.

relationSLEEPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang